Ilmuwan Yakin Manusia Bisa Tanam Pohon di Mars
Berdasarkan hasil penelitian, pohon dapat tumbuh di Mars jika suhu mengalami peningkatan, yang memerlukan adanya karbon dioksida (CO2) dalam jumlah yang cukup.
Sejumlah ilmuwan sedang merencanakan penanaman pohon di Mars. Jika misi ini berhasil, maka pohon tersebut akan menjadi yang pertama tumbuh di planet merah ini. Rencana tersebut diusulkan oleh Robert Olszewski, seorang profesor di Warsaw University of Technology, Polandia.
Menurut laporan dari laman Space pada Kamis (7/11), Olszewski melakukan penelitian mengenai keseimbangan energi di permukaan Planet Mars, termasuk pengangkutan panas melalui sirkulasi atmosfer serta pertukaran panas dengan lapisan bawah permukaan.
-
Tumbuhan apa yang bisa hidup di Mars? Ilmuwan China menemukan Syntrichia caninervis, lumut yang ditemukan tumbuh di Antartika dan Gurun Mojave, bisa bertahan hidup di lingkungan yang seperti Mars yaitu lingkungan yang kering, radiasi tinggi, dan suhu dingin ekstrem.
-
Bagaimana para peneliti meneliti potensi kehidupan di cekungan Mars? Dari analisis pemodelan geokimia, endapan sedimen kaya mineral tersebut menunjukkan endapan tersebut tidak membahayakan kehidupan, karena mikroorganisme di Bumi juga mampu bertahan hidup bahkan dalam kondisi yang lebih ekstrem.
-
Kenapa ilmuwan menanam tanaman di bulan? Misi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pertanian di luar angkasa yang dapat menyediakan makanan bagi para astronot di bulan dan Mars. Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat menghasilkan oksigen dan obat-obatan yang diperlukan untuk mendukung misi antariksa di masa mendatang.
-
Apa yang dipelajari dari Mars? Fakta menunjukkan, Mars mengandung air setidaknya selama 200 juta tahun.
-
Apa yang ditemukan tentang Mars? Data yang dikumpulkan dari InSight Mars NASA telah memberikan informasi terbaru tentang rotasi dan goyangan planet.
-
Apa yang ditemukan di Planet Mars? Apakah ada kehidupan di Mars? Sangat mungkin, menurut para ilmuwan. Faktanya, pencarian kehidupan di Planet Merah telah mencapai titik yang menggembirakan. Para ahli mengklaim bahwa kunci adanya kehidupan di Mars mungkin telah ditemukan di bawah permukaan.
Dalam penelitiannya, Olszewski menemukan bahwa pohon dapat tumbuh di Mars jika suhu di sana meningkat, yang memerlukan kandungan karbon dioksida (CO2) yang cukup. Fokus utama penelitian yang dilakukan bersama timnya adalah suhu, karena variabel ini sangat penting dalam mengontrol siklus CO2 dan pembentukan air.
Mereka menggunakan data suhu dan tekanan dari misi pendaratan Viking, yang merupakan wahana antariksa yang pernah mendarat di Mars pada tahun 1976. Untuk menumbuhkan pohon, suhu di Mars harus lebih tinggi beberapa puluh derajat, sementara fluktuasi diurnal di planet tersebut harus jauh lebih stabil.
Fluktuasi diurnal mengacu pada perubahan suhu permukaan planet yang terjadi antara siang dan malam. Olszewski menambahkan bahwa diperlukan waktu musim tanam minimal 110 sol (hari Mars) agar pohon dapat tumbuh dengan baik. Mars memiliki durasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan Bumi, di mana satu sol berlangsung selama 24 jam, 37 menit, dan 22 detik.
Para peneliti juga mengamati bahwa banyak pohon dengan ketinggian yang luar biasa tumbuh di daerah tropis yang terpengaruh oleh panas ekuator. Hal ini disebabkan oleh penyimpangan orbit Mars yang relatif besar, sehingga bagian selatan planet ini, yaitu Cekungan Hellas, memiliki musim panas yang lebih hangat.
Musim panas di Mars berlangsung lebih lama karena periode orbit planet ini adalah 1,9 tahun Bumi. Oleh karena itu, musim panas yang hangat dan panjang di bagian selatan Mars menjadi waktu yang ideal untuk menanam pepohonan. Dengan langkah ini, para ilmuwan berharap dapat membuka kemungkinan baru untuk kehidupan di Mars dan menjadikan planet tersebut lebih layak huni di masa depan.
Tanaman Mampu Tumbuh di Mars
Penelitian yang dilakukan oleh Chinese Academy of Sciences menunjukkan bahwa tanaman lumut dari spesies Syntrichia caninervis dapat tumbuh di planet Mars. Selama ini, lumut ini telah terbukti tumbuh dengan baik di lingkungan ekstrem, seperti dataran tinggi Tebet, gurun Mojave, dan Antartika.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal peer-review The Innovation pada Juli 2024 mengungkapkan bahwa lumut ini dapat tumbuh dengan cepat setelah dihidrasi kembali, meskipun sebelumnya kehilangan hampir seluruh kandungan air dalam selnya. Penambahan sedikit air dapat membuat lumut ini kembali tumbuh hanya dalam hitungan detik.
Setelah proses pemulihan, Syntrichia caninervis akan melanjutkan aktivitas fotosintesis, yang berfungsi untuk mengubah karbon dioksida menjadi oksigen dan karbohidrat yang esensial bagi kehidupan.
Selain memproduksi oksigen melalui fotosintesis, lumut ini juga berpotensi membantu dalam pembentukan tanah di Mars, serta mendukung proses atmosfer geologi dan ekologi yang diperlukan untuk mendukung kehidupan tanaman atau hewan.
Menurut Stuart McDaniel, seorang pakar lumut dari University of Florida, temuan ini merupakan langkah penting dalam misi luar angkasa. Namun, penelitian ini belum dapat memastikan apakah lumut tersebut dapat bertahan hidup di Mars secara permanen.
Studi tersebut hanya menunjukkan bahwa tanaman lumut ini mampu bertahan ketika ditempatkan dalam freezer dengan suhu minus 80 derajat Celsius selama 3 hingga 5 hari. Selain itu, Syntrichia caninervis juga dapat bertahan hidup saat disimpan dalam tangki penyimpanan nitrogen cair pada suhu minus 196 derajat Celsius selama 15 hingga 30 hari, sebelum dipindahkan ke pasir steril untuk proses pemulihan.
Menariknya, tanaman ini dapat pulih dengan cepat meskipun terpapar radiasi, yang merupakan salah satu tantangan utama di Mars. Temuan ini memberikan harapan untuk menjadikan planet merah sebagai habitat yang layak bagi manusia di masa depan.
Perlu Penelitian Lanjutan
Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk dapat menyimpulkan bahwa manusia dapat tinggal di planet Mars. Ahli biologi sel dari Institut Ekologi dan Geografi mengungkapkan bahwa tanaman Syntrichia caninervis mampu bertahan hidup selama satu minggu di Mars, berdasarkan simulasi yang telah dilakukannya. Ia telah melakukan penelitian terhadap tanaman ini selama dua dekade.
Sementara itu, banyak tanaman lain yang akan mati jika kehilangan 30 persen dari total air dalam selnya. Namun, lumut Syntrichia caninervis dapat tumbuh dengan baik di bawah lapisan es pada musim dingin. Menariknya, lumut ini tetap hidup meskipun telah dimasukkan ke dalam freezer dan tangki nitrogen cair selama beberapa hari.
Penelitian ini menunjukkan bahwa lumut tersebut mampu beregenerasi dalam kondisi pertumbuhan normal setelah terpapar suhu -80 derajat Celsius selama lima tahun dan -196 derajat Celsius selama 30 hari. Peneliti juga membawa beberapa sampel lumut ke dalam kabin simulasi di Pusat Sains Antariksa Nasional di Beijing untuk menguji kemampuannya bertahan hidup dalam kondisi mirip Mars.
Simulator tersebut diatur dengan komposisi udara yang terdiri dari 95 persen karbon dioksida dan suhu berkisar antara -60 hingga 20 derajat Celsius, serta tingkat radiasi yang menyerupai permukaan Mars. Mereka menanam lumut tersebut di replika tanah yang ditemukan di Mars.
Hasilnya menunjukkan bahwa lumut kering tersebut pulih sepenuhnya dalam waktu 30 hari setelah terpapar kondisi Mars selama 1 hingga 7 hari. Sementara itu, tanaman yang terhidrasi dan terpapar simulator selama satu hari juga dapat bertahan hidup, meskipun proses regenerasinya berlangsung lebih lambat.