Planet Mars Jadi Surga Bagi “Makhluk” Tak Kasat Mata ini
Ini berdasarkan hasil riset ilmuwan tentang "makhluk" yang dapat hidup bahkan berkembang biak di Planet Mars.
Ini berdasarkan hasil riset ilmuwan tentang "makhluk" yang dapat hidup bahkan berkembang biak di Planet Mars.
Planet Mars Jadi Surga Bagi “Makhluk” Tak Kasat Mata ini
Di antara atmosfernya yang bebas oksigen, paparan radiasi, dan kekurangan nutrisi, Mars adalah tempat yang tidak bersahabat bagi kehidupan manusia.
Namun, hal ini mungkin tidak terlalu berbahaya bagi bakteri ataupun mikroba. Makhluk yang tak kasat mata.
-
Bagaimana cara organisme hidup di lokasi di Mars? Kedua kasus tersebut telah diuji melalui pemodelan komputer menunjukan sejumlah kecil air yang mencair dapat menyediakan habitat bagi makhluk hidup seperti alga, jamur dan sianobakteri.
-
Dimana mikroba di Mars ditemukan? Schulze-Makuch menyampaikan, setelah mendarat di Mars pada tahun 1976, pendarat Viking NASA mungkin telah mengambil sampel bentuk kehidupan kecil yang tahan terhadap kekeringan yang bersembunyi di dalam batuan Mars.
-
Apa yang ditemukan di Planet Mars? Apakah ada kehidupan di Mars? Sangat mungkin, menurut para ilmuwan. Faktanya, pencarian kehidupan di Planet Merah telah mencapai titik yang menggembirakan. Para ahli mengklaim bahwa kunci adanya kehidupan di Mars mungkin telah ditemukan di bawah permukaan.
-
Apa makhluk hidup yang mungkin dapat bertahan hidup di Mars? Dari hasil penelitian, para ilmuwan menemukan bahwa lumut kerak merupakan organisme yang paling mungkin dapat bertahan di Mars.
-
Apa yang ditemukan di planet Mars? Penemuan air dalam bentuk es, serta indikasi adanya air cair di bawah permukaan Mars, telah meningkatkan harapan bahwa planet tersebut mungkin bisa mendukung kehidupan, setidaknya dalam bentuk mikroba.
Mengutip IFLScience, Rabu (7/2), tiga tahun lalu, ahli astrobiologi mencatat keberadaan gula dalam meteorit dan mengungkapkan beberapa bakteri akan tumbuh.
Hal ini mungkin tidak menjadi masalah, karena kondisi lain mungkin akan mencegah mikroorganisme menetap di pangkalan asteroid di masa depan.
Namun kondisi tersebut tidak berlaku untuk Mars, sehingga tim yang dipimpin oleh mahasiswa PhD German Aerospace Venter, Tommaso Zaccaria memutuskan untuk melihat bagaimana beberapa mikroba akan masuk ke dalam lingkungan simulasi Mars.
Lalu, bagaimana hasilnya? Ternyata, cukup “nyaman” dengan situasi di Mars, sehingga ia dapat berkembang biak dengan baik.
Para peniliti menempatkan empat contoh bakteri (Burkholderia cepacia, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, dan Serratia marcescens) dengan paparan udara, kimia tanah, dan radiasi UV seperti yang pernah ditemui oleh penjelajah Mars.Respons spesies bakteri bervariasi. Misalnya, B. cepacian tampaknya tidak dapat tumbuh dengan adanya natrium perklorat yang umum ditemukan di air asin Mars – kecuali jika diberi glukosa.
Di sisi lain, natrium perklorat tampaknya tidak mengganggu K. pneumoniae. Pengeringan berulang kali untuk mensimulasikan kekurangan air di Mars mengurangi jumlah spesies secara signifikan.
Namun demikian, keempat spesies tersebut bertahan (setidaknya sampai batas tertentu) selama berhari-hari atau berminggu-minggu, dan tumbuh lebih baik jika diberi makan dengan regolith (tanah) tiruan Mars daripada hanya diberi gula.
“Pada awalnya, kami mengira regolit akan menimbulkan efek toksik pada sel sehingga membatasi pertumbuhannya. Tetapi sebaliknya, kami melihat yang terjadi justru sebaliknya,” ujar peneliti.
Para peneliti menduga hal ini mungkin terjadi karena partikel tanah menawarkan tempat untuk bersembunyi dari sinar UV dan ancaman lain terhadap kelangsungan hidup bakteri. Penelitian ini menunjukkan bahwa mereka dapat tumbuh kapan pun mereka mendapat akses terhadap air.Tanpa ekosistem yang sehat untuk mengendalikannya, risiko patogen ini menginfeksi astronot lain akan sangat tinggi. Temuan ini tidak sepenuhnya mengejutkan. Sebuah studi pada tahun 2022 menemukan sejenis ragi dapat bertahan hidup di air asin Mars karena mikroba meskipun jarang terjadi.