Makanan ini “Haram” Bagi Astronot di Luar Angkasa, Kalau Dikonsumsi Membahayakan Nyawa
Penelitian terbaru mengungkap bahaya astronot mengonsumsi makanan ini.
Penelitian terbaru mengungkap bahaya astronot mengonsumsi makanan ini.
Makanan ini “Haram” Bagi Astronot di Luar Angkasa, Kalau Dikonsumsi Membahayakan Nyawa
Secara umum, salad baik untuk manusia, jadi menanam sayuran segar di orbit sepertinya merupakan cara terbaik bagi penjelajah luar angkasa untuk tetap sehat.
Sayangnya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun bergizi, salad luar angkasa bisa menimbulkan risiko bagi astronot. Mengapa?
-
Apa bahaya yang dihadapi astronot di luar angkasa? Mereka akan mengalami suhu ekstrem, mulai dari minus 240 hingga 250 derajat Fahrenheit atau minus 120 derajat Celcius di orbit rendah Bumi (LEO). Kondisi ini akan menyebabkan luka bakar atau pembekuan.
-
Kenapa astronot tidak bisa makan sembarangan? Asupan makanan astronot ketika di luar angkasa harus dijaga betul demi kesehatannya.
-
Apa yang dimakan astronot dari asteroid? Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di The International Journal of Astrobiology pada 3 Oktober 2024, para peneliti menyelidiki kemungkinan bahwa astronaut di masa depan dapat mengonsumsi makanan bernutrisi yang dibuat dari bakteri yang dibudidayakan di asteroid untuk menghasilkan produk mirip yogurt.
-
Apa makanan yang disediakan untuk astronot? Makanan segar Buah dan sayur didinginkan dalam pesawat ruang angkasa dan dikonsumsi para astronot dalam waktu yang cepat guna menghindari pembusukan.
-
Bagaimana astronot memantau makanan mereka di luar angkasa? Sekarang para astronot dapat memantau makanan mereka melalui aplikasi EveryWear yang bisa diakses melalui tabletnya. Dengan ini, tim di Bumi dapat memantau dan memberitahu para astronot apakah mereka makan dengan cukup. Caranya cukup mudah, para astronot tinggal memindai kode batang yang ada pada makanan mereka dengan kamera tablet. Dengan cara ini, mereka dapat mencatat apa yang mereka makan.
-
Dimana astronot mendapatkan makanannya? Makanan segar Buah dan sayur didinginkan dalam pesawat ruang angkasa dan dikonsumsi para astronot dalam waktu yang cepat guna menghindari pembusukan.
Mengutip ScienceAlert, Selasa (6/2), berdasarkan penelitian Universitas Delaware, Amerika Serikat (AS), tanaman berdaun seperti selada dan bayam di luar angkasa bisa menimbulkan bakteri.
Dalam pengujian pada tanaman yang ditanam dalam simulasi gayaberat mikro, tanaman tersebut terbukti lebih rentan dibandingkan biasanya terhadap patogen Salmonella enterica.
Di sisi lain, Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) adalah rumah bagi banyak bakteri dan jamur agresif. Jika mikroba luar angkasa ini menyebabkan penyakit yang meluas pada awak astronot, hal ini berarti nyawa mereka terancam.
“Anda tidak ingin seluruh misi gagal hanya karena wabah keamanan pangan,” kata ahli biologi tanaman Harsh Bais dari Universitas Delaware.
Bais dan rekan-rekannya menggunakan alat yang disebut klinostat untuk melakukan beberapa trik rotasi cerdas di laboratorium.
Mereka kemudian menempatkan tanaman selada dalam kondisi yang sama seperti saat berada dalam gayaberat mikro. Mereka kemudian menambahkan bakteri S. enterica ke daun tersebut.
Yang menarik dan mengejutkan adalah pori-pori stomata kecil pada selada terbuka sehingga bakteri dapat menyerang. Biasanya, tugas stomata adalah mengusir penyerang berbahaya, sekaligus membantu tanaman untuk bernapas.Para peneliti kemudian menambahkan spesies bakteri yang lebih bermanfaat, yang biasanya melindungi tanaman dari penyebab stres eksternal. Sekali lagi, pertahanan tersebut tidak berfungsi dalam gayaberat mikro.
Justru menunjukkan bahwa ada sesuatu dalam keadaan ini yang menonaktifkan reaksi kimia yang biasanya digunakan selada untuk menjaga dirinya tetap aman.
Penelitian Sebelumnya Aman
Meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa selada luar angkasa sama aman dan bergizinya dengan tanaman serupa yang ditanam di Bumi, penelitian baru menunjukkan bahwa selada mungkin kesulitan menangkal infeksi dengan cara biasa.
“Kita perlu bersiap dan mengurangi risiko di luar angkasa bagi mereka yang sekarang tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan bagi mereka yang mungkin tinggal di sana di masa depan,” kata ahli mikrobiologi Universitas Delaware, Kali Kniel.
“Penting untuk lebih memahami bagaimana bakteri patogen bereaksi terhadap gayaberat mikro untuk mengembangkan strategi mitigasi yang tepat,” tambahnya.