NASA Temukan Danau Purba di Mars, Bukti Baru Kehidupan di Planet Merah
NASA Konfirmasi Ada Danau Purba di Mars, Bisa Jadi Bukti Tanda Kehidupan
NASA Konfirmasi Ada Danau Purba di Mars, Bisa Jadi Bukti Tanda Kehidupan
-
Di mana NASA mencari kehidupan di Mars? Pada 1970-an, ketika wahana Viking pertama kali mendarat di Mars, misi ini hampir saja berhasil menemukan tanda-tanda kehidupan.
-
Bagaimana asal usul kehidupan di Mars ditemukan? Studi yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Tohoku di Jepang mencoba untuk mengungkap asal usul bahan organik di Mars serta mengkaji kondisi-kondisi yang mungkin ada di sana miliaran tahun lalu.
-
Bagaimana NASA mencari kehidupan di Mars? Salah satunya adalah kromatografi gas-spektrometer massa (GCMS), yang menemukan zat organik terklorinasi.
-
Bagaimana NASA cari kehidupan di Mars? Misi ini juga melakukan analisis biologis tanahnya dengan tujuan utama untuk menemukan petunjuk kehidupan.
-
Apa penemuan NASA di Mars? NASA mengklaim telah memecahkan misteri salah satu fenomena paling aneh di Mars. Mengutip BBC, Selasa (17/9), para ilmuwan dari badan antariksa AS tersebut berhasil merekonstruksi bentuk seperti laba-laba yang terlihat di permukaan Mars.
-
Apa yang dianggap tanda kehidupan di Mars? Menurut laporan LiveScience, Senin (9/10), berikut adalah objek-objek aneh yang disangka sebagai tanda kehidupan di Mars padahal hanya ilusi optik:
NASA Temukan Danau Purba di Mars, Bukti Baru Kehidupan di Planet Merah
Wahana antariksa NASA Perseverance di Planet Mars menemukan bukti
adanya danau purba di lapisan sedimen Kawah Jezero.
Perseverance tiba di bagian dalam Kawah Jezero pada 18 Februari 2021. Kawah itu memiliki lebar sekitar 45 kilometer. Ilmuwan meyakini di kawah itu dulunya ada danau yang cukup luas dan merupakan delta sungai.
Wahana antariksa itu menjelajahi kawah untuk mencari tanda-tanda kehidupan di masa lalu di Mars dan mengumpulkan sampel untuk dibawa ke Bumi di kemudian hari.
Dilansir laman Space, peneliti dari Universitas California, Los Angeles (UCLA) dan Universitas Oslo mengungkap keberadaan danau purba itu menggunakan instrumen Radar Imager for Mars' Sursurface Experiment (RIMFAX).
Para ahli mengatakan ada petunjuk tentang bagaimana lapisan sedimen itu terbentuk seiring waktu di dasar kawah. Demikian menurut pernyataan para peneliti.
"Dari orbit kita bisa melihat ada sekumpulan deposit berbeda, tapi kita tidak yakin apakah yang kita lihat ini adalah kondisi aslinya atau kita melihat kesimpulan dari kisah panjang geologis," kata David Paige, penulis utama penelitian ini sekaligus wakil kepala peneliti RIMFAX dalam pernyataan.
"Untuk melihat bagaimana danau ini terbentuk, kita perlu melihat ke bagian bawah permukaan."
Ketika Perseverance menjelajahi permukaan Mars, instrumen RIMFAX mengirimkan gelombang radar ke bawah dengan jarak antar gelombang 10 sentimeter dan gelombang pantul dari kedalaman sekitar 20 meter di bawah permukaan menciptakan bentuk bagaimana permukaan dasar kawah.
Data dari RIMFAX memperlihatkan ada bukti lapisan yang dulunya terisi air. Ada kemungkinan kehidupan mikroba terbentuk di dalam kawah tersebut kala itu. Jika kehidupan demikian pernah ada di Mars maka sampel lapisan dari kawasan itu bisa mengandung sisa-sisa tanda kehidupan.
Dalam dua periode yang berbeda terciptalah lapisan sedimen di dasar kawah yang berbentuk teratur dan horisontal, seperti lapisan-lapisan yang terlihat di Bumi.
Perubahan tinggi muka air di danau itu menyebabkan lapisan sedimen membentuk delta yang besar. Kawasan itulah yang dijelajahi oleh Perseverance antara Mei dan Desember 2022.
Pengukuran radar juga memperlihatkan ada kawah di dasar delta yang kemungkinan terbentuk karena erosi sebelum lapisan sedimen terkumpul.
"Perubahan yang kita lihat dari catatan bebatuan disebabkan oleh perubahan skala besar dari lingkungan Mars," kata Paige dalam pernyataan.
"Sungguh menggembirakan kita bisa melihat sebegitu banyak bukti perubahan di kawasan geografis yang kecil dan itu membuat temuan kita menjadi lebih luas lagi terhadap keseluruhan kawah."
Temuan para ahli ini dipublikasikan pada 26 Januari di Jurnal Science Advances.