Sinar Laser Ungkap Pola Tersembunyi dari Tato Mumi Berusia 1.200 Tahun, Ada Pola Geometris Misterius
Peneliti mengamati lebih dari 100 mumi peninggalan budaya Chancay yang menghuni Peru dari tahun 900-1533.
Arkeolog di Peru melaporkan, sebuah teknik laser terbaru mengungkap detil rumit tato berusia 1.200 tahun.
Namun tidak semua ahli meyakini metode baru itu lebih baik dari yang sudah ada untuk menganalisis tato bersejarah.
-
Dimana mumi-mumi misterius ditemukan? Mumi-mumi ini ditemukan terletak di Jalur Sutra di Cekungan Tarim.
-
Di mana struktur misterius itu ditemukan? Para peneliti menemukan struktur misterius, yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya, menggunakan teknologi penembus tanah di sebuah pemakaman Mesir kuno di Giza.
-
Bagaimana struktur misterius itu ditemukan? Para peneliti menemukan struktur misterius, yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya, menggunakan teknologi penembus tanah di sebuah pemakaman Mesir kuno di Giza.
-
Dimana struktur misterius itu ditemukan? Sedimen yang diendapkan pada masa planet Mars memiliki struktur penutup lautan luas yang kepadatannya tinggi telah terdeteksi dalam proses pemetaan gravitasi planet ini.
-
Siapa sosok mumi berusia 2.700 tahun? Seorang ahli antropologi mengungkap siapa sosok mumi berusia 2.700 tahun yang awalnya dikira berasal dari Mesir.
-
Kenapa pahatan ini misterius? Ukiran ini merupakan serangkaian petroglif yang pembuatnya serta makna di balik pahatan ini masih menjadi misteri sampai saat ini.
Dalam penelitian yang dirilis kemarin di jurnal PNAS, peneliti mengamati lebih dari 100 mumi peninggalan budaya Chancay yang menghuni Peru dari tahun 900-1533.
"Hanya tiga individu yang ditemukan memiliki tato rumit yang terdiri dari garis-garis halus setebal 0,1 - 0,2 mm [0,004 hingga 0,008 inci], yang hanya dapat dilihat dengan teknik baru kami," kata rekan penulis studi Michael Pittman, seorang ahli paleobiologi di Universitas China Hong Kong, kepada Live Science melalui email.
Teknik ini melibatkan fluoresensi terstimulasi laser (LSF), yang menghasilkan gambar berdasarkan fluoresensi sampel, sehingga mengungkap detail yang mungkin terlewatkan oleh pemeriksaan sinar ultraviolet (UV) sederhana. LSF bekerja dengan membuat kulit yang ditato berpendar putih terang, yang menyebabkan tinta tato hitam berbasis karbon terlihat jelas. Hal ini hampir sepenuhnya menghilangkan masalah tato yang luntur dan memudar seiring waktu, yang dapat mengaburkan desain, menurut penelitian tersebut.
Tiga tato yang sangat rinci yang diungkap tim pada sisa-sisa mumi tersebut "sebagian besar berpola geometris yang menampilkan segitiga, yang juga ditemukan pada media seni Chancay lainnya seperti tembikar dan tekstil," kata Pittman, sementara tato Chancay lainnya meliputi desain seperti tanaman merambat dan hewan.
Budaya Chancay, yang berkembang di sepanjang pantai tengah Peru sekitar satu milenium yang lalu, paling dikenal karena keramik hitam-putih dan tekstilnya, menurut Kasia Szremski, seorang arkeolog dari University of Illinois Urbana-Champaign yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Orang-orang Chancay "sedikit seperti keluarga House Frey dalam Game of Thrones," ujar Szremski kepada Live Science melalui email, "karena mereka menunggu konflik antara Chimu dan Inka [sekitar tahun 1470] sampai mereka dapat melihat siapa yang memiliki keunggulan dan bergabung dengan pihak yang menang."
Meskipun studi yang diterbitkan tidak merinci secara pasti mumi mana dari koleksi Museum Arkeologi Arturo Ruiz Estrada di Peru yang dianalisis, Szremski menunjukkan bahwa terdapat nilai luar biasa dalam menilai ulang koleksi museum menggunakan teknik baru seperti LSF.
"Walaupun kita masih belum tahu apa arti tato-tato ini, kerumitan desainnya menunjukkan orang-orang Chancay memiliki seniman tato!" ujar Szremski. "Ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh sembarang orang."
Pencitraan menggunakan LSF "berpotensi mengungkap tonggak sejarah serupa dalam perkembangan seni manusia melalui studi tato kuno lainnya," tulis Pittman dan rekan-rekannya dalam studi tersebut, "termasuk evolusi metode tato."