Pagar Laut di Bekasi Ternyata Proyek Pemprov Jabar dan Swasta, Rencananya Dibangun Pelabuhan
Pagar laut di Bekasi disebut sebagai proyek pembangunan alur pelabuhan.
Keberadaan pagar laut 'misterius' di perairan utara Kabupaten Bekasi, tepatnya di Kecamatan Tarumajaya disebut sebagai proyek pembangunan alur pelabuhan. Proyek tersebut merupakan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan swasta.
"Pembangunan alur pelabuhan ini tindak lanjut dari perjanjian kerja sama antara Pemprov Jabar dengan salah satu perusahaan yaitu PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara atau TRPN," kata Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Muara Ciasem pada Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat, Ahman Kurniawan, Selasa (14/1).
Dalam perjanjian kerja sama itu, kata Ahman, pihak TRPN menyanggupi penataan kawasan pelabuhan perikanan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Paljaya, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
"Nah dengan adanya kerjasama ini, maka masing-masing pihak melaksanakan isi perjanjian yang salah satu di antaranya adalah penataan kawasan di dalamnya, termasuk pembangunan alur pelabuhan Pangkalan Pendaratan Ikan Paljaya ini," ucap Ahman.
Menurut Ahman, penataan alur pelabuhan sangat penting. Karena, memudahkan keluar masuknya perahu nelayan dari laut lepas menuju PPI untuk bongkar muat hasil tangkapan.
"Jadi nanti kita di daratnya kita akan bangun TPI-nya (tempat pelelangan ikan), sehingga nanti nelayan akan terpusat untuk melakukan pelelangan ikan di TPI Paljaya," ungkapnya.
Untuk alur pelabuhan, lanjut Ahman, akan dibangun sepanjang lima kilometer dengan luas total sekitar 50 hektare.
"Nah 50 hektare ini merupakan sumbangsih dari dua perusahaan, PT TRPN dan PT MAN (Mega Agung Nusantara), jadi sebelah kiri alur ini dimiliki oleh Dinas Ruang, TRPN dan sebelah kanannya dimiliki oleh PT MAN," katanya.
Proyek Pelabuhan Sejak 2023
Ahman mengatakan, kerja sama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan pihak swasta pada proyek itu ditandatangani pada Juni 2023 lalu dengan jangka waktu pembangunan selama lima tahun.
"Jadi tahun 2023 bulan Juni kita tanda tangani oleh Pemprov dengan direktur utamanya, lima tahun ke depan berarti sampai 2028, target kami mengoptimalkan waktu yang ada, selama lima tahun ini pelabuhan kita harus jadi," katanya.
Pelabuhan yang kini sedang dibangun nantinya akan memiliki tiga fasilitas. Yakni, fasilitas pokok meliputi alur pelabuhan untuk keluar masuk perahu, dermaga, kolam labuh dan mercusuar.
Kemudian fasilitas penunjang terdiri dari perkantoran, fasilitas umum, masjid dan tempat-tempat lainnya yang mendukung kegiatan pelabuhan.
"Dan yang ketiga fasilitas fungsional, fasilitas fungsional ini seperti tempat pelelangan ikan, pasar ikan, pengolahan ikan, bongkar docking kapal ketika ada perbaikan, tiga fasilitas inilah yang ada di dalam perjanjian kerjasama dengan swasta," katanya.
Anggaran Proyek
Lebih lanjut, kata dia, untuk nilai kerja sama proyek pembangunan pelabuhan tersebut berkisar antara Rp100 miliar sampai Rp200 miliar. Alur pelabuhan itu nantinya akan dihibahkan dari swasta ke Pemprov Jabar.
"Jadi pemprov nanti akan punya aset di sini sepanjang lima kilometer, kedalamannya lima meter, dan lebar airnya nanti 70 meter, dan itu udah kita koordinasikan dengan KSOP," ujarnya.
Ahman mengaku kalau pembangunan proyek pelabuhan itu sudah disosialisasikan ke warga setempat, termasuk ke nelayan pada 30 Oktober 2023 lalu.
"Tanggal 30 Oktober kita melakukan sosialisasi pertama, kita undang tidak kurang dari 200 orang nelayan untuk undangan dan sebagainya, hampir 250 dengan undangan dan sebagainya, kita adakan sosialisasi bahwa lima tahun ke depan kita akan melakukan pembenahan di sini," katanya.
"Kita harus bisa ikut bersaing dengan para investor di sini yang akan melakukan bisnisnya, makanya nelayan harus kompak, saya bilang saat itu, dan kita akan siapkan pelabuhan ini untuk mereka," tambah Ahman