Negara Ini Berencana Memproduksi Batu Bata di Bulan untuk Bangun Pangkalan Luar Angkasa
Negara itu akan mengirimkan sampel batu bata ke stasiun luar angkasanya.
China berencana untuk mengirimkan sampel batu bata ke stasiun luar angkasanya dalam waktu dekat.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan batu bata dalam kondisi ekstrem serta mengeksplorasi potensi penggunaannya dalam pembangunan pangkalan di Bulan.
-
Siapa yang membuat batu bata angkasa luar? Melansir Badan Antariksa Eropa (ESA) dan BBC, Senin (15/7), para ilmuwan di ESA telah menggunakan debu dari sebuah meteorit untuk mencetak “batu bata angkasa luar“ 3D setelah terinsipirasi dari permainan LEGO.
-
Apa tujuan China membangun terowongan di Bulan? China benar-benar punya keinginan yang mungkin tak bisa dibendung soal Bulan. Berikut sederet faktanya. China terus berinovasi dalam usahanya menguasai luar angkasa. Kini, China memiliki sebuah ambisi baru mengenai penguasaan negaranya di Bulan. Negara pimpinan Xi Jinping ini berencana membangun pangkalan bawah tanah. Lokasinya ada di Bulan. Mereka akan memanfaatkan terowongan lava yang ada di sana.
-
Kenapa NASA ingin bangun konstruksi di Bulan? Jika masalah ini dapat diselesaikan tanpa harus memindahkan material konstruksi dari Bumi, hal ini akan menjadi langkah penghematan biaya yang besar bagi NASA. Sebagaimana diketahui, NASA ingin membangun konstruksi permanen di Bulan.
-
Kenapa China mengambil sampel batuan dari bulan? Sampel-sampel tersebut menghasilkan sejumlah temuan mengejutkan tentang komposisi dan masa lalu bulan karena bebatuannya ternyata jauh lebih muda daripada yang dibawa pulang oleh misi Apollo AS dan Luna Soviet lima dekade lalu, yang mengindikasikan bulan masih aktif pada saat para ilmuwan menduganya sudah mati.
-
Kapan China akan ke Bulan? Cuitannya itu menanggapi sebuah artikel yang mengutip Wu Weiren, Kepala Perancang Program Eksplorasi Bulan China, yang mengatakan: “Pada tahun 2030, orang-orang China pasti akan dapat menginjakkan kaki di Bulan.“
-
Mengapa China melakukan misi ke Bulan? Sampel-sampel yang dibawa Chang’e-6 sangat dinantikan oleh para ilmuwan karena diyakini mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci tentang bagaimana planet-planet terbentuk.
Menurut laporan dari Space pada Senin (09/09/2024), sampel batu bata itu dibuat dari berbagai komposisi tanah yang ada di bulan. Batu bata ini akan menjalani uji paparan selama tiga tahun di luar angkasa. Selain itu, batu bata tersebut akan terpapar sinar ultraviolet dan sinar kosmik, serta mengalami perubahan suhu yang signifikan. Proses ini bertujuan untuk menguji kekuatan dan ketahanan batu bata dalam lingkungan yang ekstrem serta kemampuannya bertahan di ruang hampa.
Percobaan ini dirancang untuk memberikan pemahaman lebih dalam mengenai komposisi dan metode pembuatan batu bata dari tanah bulan yang paling sesuai untuk membangun struktur di bulan.
Sampel batu bata ini akan diluncurkan ke Stasiun Luar Angkasa Tiangong melalui misi kargo Tianzhou 8 yang akan datang.
Tidak hanya China
Salah satu cara pembuatan batu bata ini melibatkan pemanasan bahan tiruan hingga lebih dari 1.000 derajat Celsius melalui induksi elektromagnetik dalam tungku sintering. Proses ini menggabungkan material menjadi struktur padat, sehingga dapat menghasilkan batu bata sepanjang 18 sentimeter hanya dalam waktu 10 menit.
Peneliti di China menyatakan bahwa peluncuran material ke bulan sangat mahal. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di bulan secara langsung, diyakini dapat mengurangi biaya dan meningkatkan kemungkinan eksplorasi bulan. Konsep ini dikenal sebagai pemanfaatan sumber daya setempat (in-situ resource utilization/ISRU).
China merencanakan pembangunan pangkalan bulan yang disebut International Lunar Research Station (ILRS) pada tahun 2030-an. Sebagai langkah persiapan, negara tersebut juga berencana untuk menguji batu bata hasil cetak 3D di bulan dengan menggunakan wahana pendarat dan penjelajah kutub selatan bulan Chang'e 8, yang dijadwalkan meluncur sekitar tahun 2028.
Tidak hanya China, tetapi juga Amerika Serikat melalui NASA dan negara-negara Eropa melalui European Space Agency (ESA) sedang melakukan eksperimen serupa. NASA dan ESA berusaha untuk membuat batu bata dari tiruan regolit bulan. Sebelumnya, NASA telah menguji teknologi pencampuran semen di Stasiun Luar Angkasa Internasional, dengan fokus pada pembuatan material untuk habitat luar angkasa.