AS Ancam Blokir Teknologi Mobil Otonom dari China
AS berencana melarang penggunaan hardware dan software buatan China di kendaraan otonom. Mengapa?
Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang mengevaluasi kemungkinan untuk melarang penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak yang berasal dari China dalam kendaraan seperti mobil, truk, dan bus, terutama yang berkaitan dengan teknologi otonom.
Keputusan ini didasari oleh kekhawatiran mengenai keamanan nasional, di mana pemerintah AS percaya bahwa teknologi tersebut bisa dimanfaatkan oleh pihak musuh untuk mengendalikan kendaraan dari jarak jauh.
-
Kenapa AS melarang investasi teknologi di China? AS mengatakan tindakan tersebut akan ditargetkan secara sempit. Namun, hal ini akan semakin memperburuk hubungan ekonomi antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
-
Bagaimana China menghadapi pembatasan teknologi dari AS? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Kenapa AS khawatir dengan dominasi teknologi China? “Penelitian kami mengungkapkan bahwa China telah membangun fondasi untuk memposisikan dirinya sebagai negara adidaya sains dan teknologi terdepan di dunia.
-
Mengapa China ingin lepas dari ketergantungan AI dari AS? Tiongkok tak ingin punya ketergantungan dengan teknologi AI besutan AS. Kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) yang pesat telah membuat negara-negara turut menggunakannya dalam upaya meraih kekuasaan internasional.
-
Apa yang dilarang AS investasikan ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Apa yang dikhawatirkan AS tentang stasiun luar angkasa China? NASA berisiko menyerahkan lahan penelitian luar angkasa kepada Tiongkok jika tidak ada pengganti yang siap untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional, kata anggota parlemen dalam sidang pada Rabu, (14/2).
Menurut Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, langkah ini dianggap sebagai tindakan yang tepat untuk melindungi masyarakat Amerika.
"Saat ini, kendaraan dilengkapi dengan berbagai perangkat seperti kamera, mikrofon, pelacakan GPS, dan teknologi lainnya yang terhubung ke internet. Tidak perlu berpikir keras untuk menyadari bahwa akses musuh asing terhadap informasi ini dapat menimbulkan ancaman serius bagi keamanan nasional dan privasi warga AS," kata Gina Raimondo, sebagaimana dilansir oleh BBC, Selasa (24/9).
Respon dari Tiongkok
Di sisi lain, pemerintah Tiongkok mengecam langkah ini dan menyatakan bahwa AS telah memperluas definisi keamanan nasional secara tidak adil.
Lin Kian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, menyampaikan, "Tiongkok menolak upaya AS dalam memperluas konsep keamanan nasional."
Dia juga menambahkan, "pemerintah mengecam tindakan diskriminatif yang ditujukan kepada perusahaan dan produk Tiongkok."
Larangan terhadap software ini diperkirakan akan mulai diterapkan pada tahun 2027, sementara regulasi mengenai hardware akan berlaku tiga tahun setelahnya. Hal ini memberikan waktu bagi industri untuk beradaptasi dan mencari pemasok alternatif yang lebih aman dari perhatian AS.
Ancaman dan Konsekuensi
Selain itu, Gedung Putih telah memulai penyelidikan terkait risiko siber yang ditimbulkan oleh kendaraan yang terhubung. Sebelumnya, pemerintah Amerika Seriakt (AS) juga telah melarang impor derek kargo dari Tiongkok.
Kemudian, AS juga telah memberikan peringatan keras mengenai risiko siber yang berhubungan dengan infrastruktur penting.
Dengan adanya larangan tersebut, industri otomotif global harus bersiap untuk menghadapi perubahan signifikan dalam rantai pasokan serta kemungkinan konflik perdagangan yang lebih lanjut antara AS dan Tiongkok.