Menakjubkan, Mobil Listrik Xiaomi Lahap 100 Meter di Bawah 7 Detik
Salah satu mobil Xiaomi berwarna Aqua Blue tersebut didapuk sebagai produk unggulan pertama mereka lantaran bisa melahap jarak 100 meter hanya dalam 6,4 detik.
Pertanyaan besar menggantung di kepala perwakilan para pemimpin redaksi asal Indonesia yang mengunjungi kantor pusat Xiaomi di Beijing pada awal September silam.
Cepat sekali pengembangan usaha produsen ponsel terbesar di Tiongkok itu mulai dari awal kelahirannya 14 tahun lalu, kemudian melantai di pasar saham Hong Kong 6 tahun lalu, hingga akhirnya 2024 masuk ke dunia produsen mobil listrik dunia. Kok bisa?
Ya, media visit ke markas Xiaomi di pengunjung rangkaian acara China-Indonesia Media Forum jilid kedua itu memang sangat impresif dan meninggalkan kesan mendalam serta menerbitkan sejumlah pertanyaan yang akhirnya memang terjawab. Bagaimana tidak, di depan delegasi wartawan senior Indonesia dari Forum Pemred terpampang dua unit mobil sport Xiaomi yang berwarna manis tapi berkontur garang bak tawon pembunuh berparas runcing.
Salah satu mobil Xiaomi berwarna Aqua Blue tersebut didapuk sebagai produk unggulan pertama mereka lantaran bisa melahap jarak 100 meter hanya dalam 6,4 detik saja.
"Banyak yang terkejut karena mobil pertama buatan Xiaomi bukan mobil sedan untuk keluarga atau jenis lainnya, tapi justru mobil sport pemilik performa luar biasa ini. Tapi itulah cita-cita lama dari pendiri Xiaomi sedari awal, dia ingin hadir langsung menggebrak di industri mobil listrik," kata Erica Lam, kepala divisi humas dan komunikasi korporasi Xiaomi.
Ya, rupanya Lei Jun sebagai pendiri dan CEO dari Xiaomi sedari awal ingin memasuki pasar industri mobil listrik dunia dengan lebih dulu memproduksi varian mobil balap yang melibas 100 meter di bawah 7 detik, sebelum memproduksi varian lain. Erica pun kemudian menceritakan bahwa uji kecepatan pertama dari mobil Xiaomi SU 7 bahkan dilakukan sendiri oleh pendiri perusahaan yang kini berusia 54 tahun itu.
Pandangan visioner Lei Jun ini jugalah yang membuat derap langkah Xiaomi terasa sangat kilat dalam satu dekade terakhir. Kunci pertumbuhan cepat ini karena dalam usia 40-an sang CEO bersama segelintir programmer muda dan koleganya, Lin Bin, mendirikan Xiaomi tidak dari nol. Basis mereka adalah modal uang besar dan pengalaman yang mereka bawa dari perusahaan mereka sebelumnya, King Soft.
King Soft adalah perusahaan pengembang perangkat lunak berbasis di Beijing yang didirikan oleh Qiu Bojun pada 1988 alias 26 tahun di depan kelahiran Xiaomi. Lei Jun yang juga merangkap sebagai CEO King Soft punya basis pengetahuan, modal dan jaringan pemilik modal, yang telah tahu keunggulan bidang tim penelitian dan pengembangan Jun dkk.
Jadi, tidaklah mengerankan bila Xiaomi yang didirikan 13 anak muda Tiongkok ini lewat pesta kecil dengan panganan sederhana berupa sup mie rebus pada April 2010 di sebuah ruangan kantor sempit, sekarang justru bertumbuh pesat. Xiaomi sejak 2019 terdaftar sebagai 500 perusahaan terbesar di dunia versi Fortune Global 500 karena volume bisnis, keuntungan, dan potensinya untuk terus berkembang.
“Majalah Time bahkan pada Mei silam menobatkan kami sebagai 100 perusahaan yang paling berpengaruh pada tahun 2024 setelah kami berhasil meluncurkun mobil listrik sport sementara ada brand ponsel kelas dunia yang lain justru gagal melakukannya di tahun ini sebulan sebelum kami,” tambah Erica lagi saat menghantar rombongan ke lantai dua kantor Xiaomi untuk menunjukkan lebih banyak produk-produk Xiaomi selain ponsel dan mobil.
Coba Sejumlah Perangkat Rumah Tangga
Merambah lantai 2, delegasi pers Indonesia diajak mencoba sejumlah perangkat rumah tangga pintar yang bisa diperintah lewat komando suara manusia mulai dari lampu, televisi, tempat tidur, vacuum cleaner, alat pencuci piring, dan sejumlah perabot dapur electronik lainnya. Ekspansi produksi yang seakan tidak terbatas ini dimungkinkan karena pengguna merek Xiaomi di seluruh dunia dikenal fanatik.
Ada 22,32 juta pemakai Xiaomi yang terdaftar sebagai pengguna perangkat sistem operasi Xiaomi dan semua aplikasi turunannya di seluruh dunia, dan mereka menjelma menjadi 1,25 juta pengguna aktif harian. Untuk melayani pelanggan dalam jumlah masif itu ada 29 pusat Komunitas Xiaomi di dunia, termasuk di Indonesia.
Angka pusat komunitas Xiaomi itu sebenarnya bisa lebih besar lagi karena di Eropa, Asia, Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, dan Kawasan Global lainnya, ada lebih dari satu pusat komunitas resmi per negara.
"Inti kehidupan komunitas ini adalah para pengguna aktif yang kami sebut sebagai Xiaomi Fans Club. Mereka berjumlah lebih dari 12 ribu orang yang terdaftar secara resmi dan menggelar secara swadaya lebih dari 250 event offline dalam setahun di lebih dari 30 negara," kata Fiona Peng, manajer komunitas di kantor pusat Xiaomi.
Produk yang populer di kalangan Xiaomi Fans Club saat ini adalah produk kacamata VR canggih yang diberi titel Wireless AR Glass dan robot anjing pintar berbasis AI yang dinamai Cyber Dog 2. Semua agilitas Xiaomi untuk menghadapi perkembangan teknologi software yang berbasis kecerdasan buatan dan juga yang manual lewat Xiaomi Hyper Operating System jelas terkait akar riset teknologi mereka di King Soft sebelumnya.
Inovasi Tanpa Henti Pengundang Investasi
Budget riset dan pengembangan Xiaomi sekarang bahkan terus membesar hingga menembus 5,5 miliar Yuan (Rp11,8 triliun) yang hingga kwartal kedua 2024 atau 20,7 persen lebih tinggi dibanding periode yang sama di 2023.
"Pada 2017, total biaya R and D kami hanya 3,2 miliar (Rp 6,9 triliun) atau lebih sedikit dibanding yang kami keluarkan tiga bulanan di 2024. Kami memang menaruh banyak investasi di bidang riset dan pengembangan," tambah Fiona lagi.
Kecepatan, akselerasi tinggi, dan sistem navigasi dari mobil listrik Xiaomi SU 7 serta satu jenis varian yang lebih elegant berwarna silver juga disebut Fiona hanya bisa terwujud karena didukung sistem radar digital canggih berbasis Hyper OS + AI terbaru dari dapur mandiri pengembangan Xiaomi. Sistem tersebut memungkinkan SU 7 bergerak _autonomous_ alias tanpa pengemudi dengan tingkat keamanan yang sangat mumpuni.
Berkat inovasi yang tidak berkesudahan sebagai visi CEO Lei Jun yang sangat percaya pada pengembangan teknologi bagi peningkatan kesejahteraan umat manusia, para investor tak ragu untuk merapat dan pendapatan tahunan Xiaomi pun menembus angka 271 miliar yuan (Rp 585 triliun) alias setara dengan pertumbuhan 126,3% dari 2022 serta keuntungan bersih mereka pun berlipat dua saat itu.
Angka-angka itu akan terus meroket dengan kehadiran mobil listrik dalam lini produk Xiaomi tahun ini. Tanpa basis teknolgi yang ajeg dan memiliki visi besar rasanya tidak mungkin perusahaan yang baru berdiri di 2010 ini mampu melakukannya. _So_, tidaklah salah saat ada pepatah berbunyi “Belajarlah hingga ke Negeri Tiongkok!”