Jalan Raya Bakal Dibuat di Bulan, Caranya Begini
Para ilmuwan sedang mengujicoba cara membuat jalan raya di Bulan.
Para ilmuwan sedang mengujicoba cara membuat jalan raya di Bulan.
-
Bagaimana NASA membangun di Bulan? Apalagi NASA telah menunjuk kontraktor pembuat bangunan untuk di Bulan. Bahan baku yang digunakan menggunakan material Bulan, seperti pecahan debu, batu, dan mineral lain. Secara teori, rumah yang dibangun dari sumber daya bulan akan memungkinkan bangunan tersebut bertahan dalam kondisi berbahaya di satelit Bumi. Bangunan-bangunan tersebut juga akan dicetak 3-D sebagian dengan bantuan Icon, sebuah perusahaan Texas yang telah mulai mencetak rumah.
-
Apa yang akan dilakukan NASA di Bulan? NASA berencana menerbangkan nama-nama orang ke Bulan dengan menggunakan robot penjelajah bernama VIPER.
-
Apa misi NASA di Bulan? Sebagaimana diketahui, misi yang diberi nama Artemis ini akan mengirimkan empat manusia untuk mengorbit bulan. Rencananya misi itu akan dilakukan pada November 2024, disusul dengan pendaratan manusia pertama di bulan lebih dari setengah abad setahun kemudian.
-
Bagaimana NASA membangun pangkalan Bulan? ASI menandatangani perjanjian dengan NASA untuk melakukan desain awal modul tersebut pada Juni 2022. Pada Oktober tahun lalu, proyek ini berhasil melewati Tinjauan Inisiasi Elemen NASA.
-
Dimana robot penjelajah NASA akan mendarat di Bulan? Tiga penjelajah, masing-masing seukuran koper jinjing, akan dikerahkan ke wilayah Reiner Gamma di Bulan.
-
Bagaimana cara negara mencapai Bulan? Namun pendaratan di bulan kemungkinan akan menjadi lebih umum dalam beberapa tahun mendatang. Secara global, lebih dari 100 misi ke bulan, baik oleh perusahaan swasta maupun pemerintah, diperkirakan akan dilaksanakan pada tahun 2030, menurut Badan Antariksa Eropa.
Jalan Raya Bakal Dibuat di Bulan, Caranya Begini
Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Aalen di Jerman mencoba mengurai persoalan debu di Bulan.
Dalam penelitiannya itu memfokuskan bagaimana debu diubah menjadi material pembuatan jalan di Bulan. Mereka pun meyakini hal itu bisa dilakukan. Bagaimana caranya?
Mengutip Mirror, Selasa (5/12), debu bulan saat ini menyebabkan banyak masalah bagi penjelajah bulan, menyumbat dan merusak instrumen mereka. Kurangnya gravitasi menyebabkan butiran kecil melayang ketika terganggu dan tetap berada di udara lebih lama.
Jika masalah ini dapat diselesaikan tanpa harus memindahkan material konstruksi dari Bumi, hal ini akan menjadi langkah penghematan biaya yang besar bagi NASA. Sebagaimana diketahui, NASA ingin membangun konstruksi permanen di Bulan.
Para peneliti menggunakan laser berkekuatan tinggi untuk mereplikasi sinar matahari dan mampu membuat "sampel besar" dan sampel ini akan berfungsi sebagai jalan dan landasan pendaratan serta menghilangkan masalah debu pada Bulan.
Penelitian semacam ini dianggap penting dalam eksplorasi ruang angkasa dalam misi jangka panjang karena manufaktur di bulan, dengan sumber daya di sana – yang dikenal sebagai in-space manufacturing (ISM) – sangat menghemat waktu dan biaya.
Eksperimen tersebut dilakukan di Bumi namun para peneliti mengatakan bahwa eksperimen tersebut menyimulasikan bagaimana hasil serupa dapat dicapai di Bulan.
Teknologi ini juga akan memainkan peran besar dalam fase pertama ekspansi bulan – saat manusia membangun infrastruktur di Bulan dan bersiap untuk ‘menjajahnya’.
Jalan dan landasan pendaratan akan menjadi langkah awal yang besar untuk mencapai hal itu. Untuk mengetahui apa yang memberikan hasil terbaik, para peneliti menggunakan sejumlah laser dengan kekuatan berbeda.
Dalam kesimpulan pada penelitiannya, para peneliti mengatakan: langkah selanjutnya untuk memperluas kehadiran manusia di tata surya akan diambil di Bulan.
Namun, karena gravitasi bulan yang rendah, debu yang tersuspensi dihasilkan ketika penjelajah bulan bergerak melintasi bulan.
“Tanah merupakan risiko yang signifikan bagi misi bulan karena dapat mempengaruhi sistem kendaraan eksplorasi. Salah satu solusi untuk mengurangi masalah ini adalah pembangunan jalan dan landasan pendaratan di Bulan,” tulis para peneliti.
Dalam makalah ini, penggunaan cahaya terkonsentrasi untuk pengerasan jalan di Bulan dengan melelehkan regolit Bulan. Sebagai pengganti sinar matahari terkonsentrasi, laser CO2 berkekuatan tinggi digunakan dalam eksperimen tersebut.