Bumi 'Berdarah', Fenomena Aneh yang Hanya Bisa Dilihat dari Kejauhan
Berikut adalah foto Bumi 'Berdarah' yang diabadikan NASA.
Berikut adalah foto Bumi 'Berdarah' yang diabadikan NASA.
Bumi 'Berdarah', Fenomena Aneh yang Hanya Bisa Dilihat dari Kejauhan
Ketika manusia berada di permukaan Bumi, mungkin tidak mudah untuk melihat fenomena Bumi ‘berdarah’.
Tetapi jika Anda sedang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), fenomena ini ternyata sebenarnya lumrah terjadi.
-
Apa yang dilihat alien di Bumi? Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa menggunakan sebuah teknologi yang setara dengan Teleskop James Webb, alien pasti dapat menyimpulkan bahwa ada sebuah peradaban modern di Bumi.
-
Apa yang bisa dilihat dari luar angkasa? Dalam orbit rendah Bumi (LEO), yaitu orbit dengan altitudo di bawah 2.000 km, tembok ini dapat dilihat oleh manusia, meskipun sangat sulit.
-
Dimana alien melihat Bumi? Ada sekitar 4.000 planet yang berada dalam jarak 50 tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan di luar angkasa? Belakangan ini astronot dikejutkan dengan ditemukannya sejumlah planet baru di luar angkasa. Planet tersebut bernama HD 110067 yang merupakan sekumpulan 6 planet yang mengorbit pada satu bintang.
-
Bagaimana cara alien melihat Bumi? Sebuah tim astronom telah berusaha untuk menghitung bagaimana atmosfer Bumi akan terlihat dari teleskop inframerah seperti halnya Teleskop Luar Angkasa James Webb.
-
Bagaimana benda antariksa tersebut jatuh ke Bumi? Benda tersebut awalnya dijatuhkan dari ISS pada 2021 setelah stasiun tersebut memasang baterai-baterai ion litium baru. Benda ini seharusnya tidak berbahaya ketika masuk kembali ke Bumi karena ia akan terbakar di atmosfer.
Mengutip laporan dari Earth Observatory NASA dan IFLScience pada Senin (4/12), fenomena yang tampak menyeramkan ini berhasil diabadikan oleh kru Ekspedisi 69 dan Ekspedisi 70 di ISS pada bulan September 2023. Alat yang dipakai untuk menangkap kedua fenomena ‘berdarah’ ini adalah kamera digital Nikon D5.
Foto pertama diambil pada tanggal 7 September 2023 lalu, menunjukkan Laguna Colorada di Andes Bolivia yang membentang di sisi Amerika Selatan. Dalam gambar itu, terlihat warna merah yang berkarat.
Rona merah karat itu bukan berasal dari karat sungguhan, tetapi dari hasil pertumbuhan alga merah yang berkaitan dengan lingkungan hipersalin atau lingkungan yang sangat asin. Di lingkungan seperti itu, alga dan mikroorganisme mewarnai perairan dangkal.
Bukan di Laguna Colorada saja, fenomena serupa juga terjadi di berbagai lokasi di seluruh dunia, mulai dari Great Salt Lake di Amerika Serikat hingga Danau Aralsor di Kazakhstan.
Foto kedua yang diambil pada 30 September memperlihatkan Delta Sungai Betsiboka di Madagaskar yang berwarna merah kecoklatan.
Dalam kasus ini, warna merah kecoklatan disebabkan oleh pengangkutan sedimen yang kaya akan zat besi.
Sedimen tersebut bisa menyumbat saluran air di lingkungan muara delta, bisa juga membentuk pulau-pulau baru yang dijajah oleh hutan bakau.
Fenomena ini mirip dengan fenomena “Air Terjun Darah” di Antartika Timur yang sangat terkenal, yang ditemukan pertama kali pada tahun 1911 oleh penjelajah Inggris bernama Thomas Griffith “Grif” Taylor.
Meskipun warna yang dihasilkan dari fenomena ini terlihat seperti karat atau kotoran, nyatanya fonemena ini memegang peranan penting bagi keanekaragaman hayati di sana.
Di Laguna Colorada, alga dan mikroorganisme lainnya berfungsi sebagai sumber makanan bagi spesies burung yang rentan.
Di Delta Sungai Betsiboka, muara memiliki fungsi untuk menyediakan makanan bagi penyu hijau yang terancam punah, dugong, dan sapi laut yang rentan.