Bumi Pernah Dilanda Hujan selama 2 Juta Tahun, Peristiwa ini Jadi Buktinya
Hujan merupakan bagian dari sistem kehidupan yang terjadi di planet Bumi.
Meskipun saat ini hujan hanya terjadi di saat-saat tertentu saja, sebuah hujan pernah melanda Bumi selama, kurang lebih 2 juta tahun.
Hal tersebut terjadi sekitar 232—234 juta tahun yang lalu, seperti dikutip dari Earth.com, Indy100, dan IFLScience, pada Rabu (13/3).
Hujan dalam waktu yang sangat lama tersebut terjadi pada zaman Carnian, sebuah babak akhir dari periode Trias.
Peristiwa pluvial Carnian (CPE), nama dari hujan tersebut, terjadi ketika benua-benua di Bumi masih berkumpul di satu tempat dan membentuk superbenua Pangea. Hujan ini ternyata juga memiliki peran yang penting dalam penyebaran kehidupan di Bumi.
Temuan awal dari peristiwa penting ini terjadi di sekitar tahun 1970an dan 1980an.
Di pegunungan Alpen Timur, para peneliti menemukan adanya sedimentasi silisiklastik, yaitu sebuah endapan yang biasanya berkaitan dengan air, di dalam batuan karbonat.
Di Britania Raya (United Kingdom), ahli geologi juga menemukan lapisan batu abu-abu yang tersimpan di dalam batu merah yang biasa ditemui wilayah tersebut.
Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa Bumi pernah mengalami perubahan kondisi iklim yang ekstrem, dari kondisi gersang ke keadaan dengan curah hujan yang intens sehingga membuat dunia diselimuti oleh kondisi basah.
Kondisi ini juga terjadi bersamaan dengan masa awal perkembangan dinosaurus yang membuatnya menjadi spesies yang beragam.
Penyebab utama dari terjadinya peristiwa pluvial Carnian adalah perubahan iklim akibat erupsi gunung berapi yang sangat besar di Provinsi Igneous Besar Wrangellia, sebuah bagian bumi yang saat ini mencakup wilayah Alaska, Amerika Serikat hingga wilayah British Columbia, Kanada.
Akibat letusan super tersebut, terjadi perubahan yang besar terhadap atmosfer, yaitu dengan lepasnya gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida.
berita untuk kamu.
Peristiwa tersebut lantas menyebabkan keadaan bumi menjadi semakin panas.
Hasilnya, lebih banyak uap air yang dilepas ke atmosfer karena samudra juga ikut menjadi panas sehingga lebih banyak pula hujan yang turun.
Kondisi seperti ini, yaitu iklim monsun, sebenarnya juga sudah sering melanda Pangea.
Peristiwa pemanasan global tadi pun hanya memperparah curah hujan yang turun.
Dengan peristiwa ini, muncul hujan asam dan gas rumah kaca tambahan sehingga iklim berubah dengan cepat. Vegetasi dan tanah juga menjadi terkikis.
Di laut, terjadi anoksia dan pengasaman samudra. Kondisi dahsyat ini pada akhirnya mengakibatkan kepunahan massal pada berbagai makhluk hidup dan membentuk ulang sistem ekologi.
“Setelah kepunahan massal dari berbagai tumbuhan dan hewan herbivora kunci di darat, dinosaurus tampaknya menjadi penerima keuntungan utama dalam masa pemulihan, dengan berkembang secara cepat dalam keberagamannya, dampak ekologis (kelimpahan secara relatif), dan distribusi regional, dari awalnya Amerika Selatan, ke semua benua,” tulis tim peneliti dalam artikel berjudul “The Carnian Pluvial Episode and the origin of dinosaurs” yang dipublikasikan dalam Journal of Geological Society.
Perubahan tersebut, menurut para peneliti, bukan hanya membawa era baru dengan kedatangan dinosaurus, tetapi juga menjadi masa yang penting dengan munculnya asal-usul berbagai klad kunci yang “membentuk fauna modern dari tetrapoda terestrial, yaitu lisamphibia, kura-kura, buaya, kadal, dan manusia.”
- Fauzan Jamaludin
Hal ini masih menjadi misterius bagi para ilmuwan untuk bisa memecahkannya.
Baca SelengkapnyaAda beragam hal di alam semesta ini tak bisa dijelaskan secara sains. Ilmuwan tak sanggup untuk menjelaskan.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Muncul pertama kali kata itu bukan untuk sulap namun lebih ke pengobatan.
Baca SelengkapnyaRekor didapatkan oleh burung ini. Ia hanya "sesekali" mengepakan sayapnya.
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca SelengkapnyaSebenarnya, masih belum ada kejelasan yang pasti mengenai kapan angka 13 dianggap sebagai angka yang buruk.
Baca SelengkapnyaSeperti ini tampang dan harta kekayaan Firaun yang pernah hidup di Bumi
Baca SelengkapnyaHarapan Amerika Serikat (AS) untuk mendarat kembali di bulan dapat terwujud pada pekan ini.
Baca Selengkapnya