Dinosaurus Musnah 66 Juta Tahun Lalu Bukan Hanya Karena Asteroid yang Hantam Bumi, Ternyata Ada Penyebab Lain
Para ilmuwan berspekulasi ada kekuatan lain di Bumi yang menyebabkan dinosaurus punah, selain asteroid.
Dinosaurus Musnah 66 Juta Tahun Lalu Bukan Hanya Karena Asteroid yang Hantam Bumi, Ternyata Ada Penyebab Lain
Setelah 66 juta tahun sejak dinosaurus menghuni Bumi, banyak spekulasi menyalahkan asteroid yang menabrak planet ini sebagai penyebab musnahnya mahkluk raksasa tersebut.
Namun, selama bertahun-tahun para ilmuan memperdebatkan apakah meteorid itu sendiri yang bertanggung jawab atas peristiwa kepunahan massal paling terkenal dalam sejarah, atau ada kekuatan Bumi ini sendiri yang juga ikut berperan.
Sumber: USA Today
-
Apa yang menyebabkan dinosaurus punah? Batu besar yang dijuluki 'kotak hitam' itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari. Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
-
Apa penyebab dinosaurus punah? Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kepunahan dinosaurus disebabkan oleh aktivitas vulkanik, bukan serangan asteroid.
-
Kapan asteroid yang memusnahkan dinosaurus menghantam Bumi? Di setiap pertanyaan, ambilkan jawabannya dari kalimat (quote) yang ada di isi konteks. Quote harus merupakan jawaban panjang (1 sampai 3 kalimat) yang sangat relevan dari setiap pertanyaan yang dihasilkan.
-
Kenapa Dinosaurus punah? Punahnya dinosaurus non-avian pada saat itu disebabkan oleh jatuhnya asteroid ke bumi, menghancurkan banyak hal yang ada di bumi.
-
Kenapa dinosaurus punah? Batu besar yang dijuluki 'kotak hitam' itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari. Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
-
Bagaimana dinosaurus punah? Metode ini menunjukkan bahwa semburan gas dari erupsi Deccan Traps adalah penyebab utama dari kepunahan ini.
Membuka kembali perdebatan tersebut, sebuah studi baru mengatakan letusan gunung berapi mungkin telah mengganggu ekosistem dan mengancam keberlangsungan dinosaurus non-burung sebelum asteroid menabrak Bumi.
Temuan yang dipublikasikan pada bulan Oktober dalam jurnal Science Advances dan diungkapkan melalui siaran pers minggu lalu mengatakan "Penelitian kami menunjukkan bahwa kondisi iklim dengan pasti tidak stabil, dengan musim dingin vulkanik yang berulang yang mungkin berlangsung selama beberapa dekade, sebelum kepunahan dinosaurus," ujar penulis studi Don Baker, seorang ahli geologi di Universitas McGill.
"Penelitian kami membantu menjelaskan peristiwa kepunahan signifikan ini yang menyebabkan munculnya mamalia dan evolusi spesies kita," tambahnya.
Studi penelitian ini merupakan yang terbaru dalam perdebatan ilmiah yang berlangsung lama mengenai faktor-faktor yang bertanggung jawab atas kepunahan 75 persen kehidupan di Bumi termasuk dinosaurus dan menyebabkan berakhirnya periode Kretaseus.
Apakah asteroid yang menabrak wilayah Meksiko saat ini yang menyebabkan kepunahan massal dengan melepaskan tsunami yang merusak dan abu yang menyelimuti matahari? Ataukah letusan gunung berapi besar di suatu tempat bernama Deccan Traps di India telah menghancurkan kehidupan di Bumi jauh sebelumnya?
Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
Melalui analisis tersebut, tim dapat memperkirakan jumlah belerang dan fluorin yang dilepaskan oleh letusan gunung berapi ke atmosfer 200.000 tahun sebelum kepunahan dinosaurus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah belerang yang dikeluarkan mencukupi untuk memicu penurunan suhu global yang cukup tajam, yang kemudian menyebabkan "musim dingin vulkanik."
Untuk menemukan petunjuk dalam batuan kuno mengenai kepunahan dinosaurus, para peneliti menciptakan metode baru untuk memahami sejarah vulkanik mereka.
Para peneliti dapat menilai jumlah belerang yang terkandung dalam formasi batuan pada masa tersebut dan seberapa banyak yang dilepaskan ke atmosfer dalam suatu proses kimia yang digambarkan oleh Baker seperti memasak pasta.
"Anda mendidihkan air, menambahkan garam, dan kemudian masukkan pasta," kata Baker. "Sebagian garam dari air masuk ke dalam pasta, tetapi tidak banyak."
Hal ini serupa dengan cara beberapa unsur yang dapat terperangkap dalam mineral saat pendinginan setelah terjadinya letusan gunung berapi. Tim dapat mengukur jumlah belerang dan fluorin dalam sampel batuan, seperti halnya konsentrasi garam dalam air yang mendidih dapat dihitung dengan menganalisis pasta yang dimasak.
Data menunjukkan bahwa belerang dapat dilepaskan dalam lonjakan aktivitas gunung berapi, yang mengakibatkan penurunan suhu global yang berulang dan bersifat sementara, sesuai dengan temuan studi ini. Efeknya akan menjadi perubahan iklim yang bencana, menandai transisi dari periode Kretaseus ke periode Paleogen.
Sumber: USA Today