Bukan Karena Asteroid, Ilmuwan Temukan Penyebab Lain Dinosaurus Punah
Penelitian ini baru dilakukan. Mengungkap penyebab lain dinosaurus punah.
Penelitian ini baru dilakukan. Mengungkap penyebab lain dinosaurus punah.
Bukan Karena Asteroid, Ilmuwan Temukan Penyebab Lain Dinosaurus Punah
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kepunahan dinosaurus disebabkan oleh aktivitas vulkanik, bukan serangan asteroid.
Sebelumnya, para ilmuwan telah berdebat tentang apa penyebab dari lenyapnya tiga perempat kehidupan di Bumi 66 juta tahun yang lalu ini. Pendapat secara umum terbagi menjadi dua: serangan asteroid atau letusan gunung berapi.
-
Kenapa Dinosaurus punah? Punahnya dinosaurus non-avian pada saat itu disebabkan oleh jatuhnya asteroid ke bumi, menghancurkan banyak hal yang ada di bumi.
-
Kenapa dinosaurus punah? Batu besar yang dijuluki 'kotak hitam' itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari. Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
-
Apa yang menyebabkan dinosaurus punah? Batu besar yang dijuluki 'kotak hitam' itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari. Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
-
Bagaimana dinosaurus punah? Batu besar yang dijuluki 'kotak hitam' itu yang menyimpan sisa asteroid yang berbentuk gumpalan debu halus, yang diduga para peneliti pernah menghalangi sinar matahari. Kemudian, membuat suhu menjadi dingin, menghentikan fotosintesis, dan menghancurkan rantai makanan pada kala itu.
-
Kenapa dinosaurus musnah? Sumber: USA Today Membuka kembali perdebatan tersebut, sebuah studi baru mengatakan letusan gunung berapi mungkin telah mengganggu ekosistem dan mengancam keberlangsungan dinosaurus non-burung sebelum asteroid menabrak Bumi.
-
Kenapa dinosaurus punah di Trias-Jura? Hasil penelitian mengungkapkan, musim dingin vulkanik yang tiba-tiba merupakan penyebab sesungguhnya di balik kepunahan ini.
Kini, para ilmuwan mulai menggunakan metode lain untuk memastikan penyebab sebenarnya dari kepunahan ini, yaitu komputer.
Menurut laporan ScienceNews dan Wired, Minggu (26/11), metode ini menunjukkan bahwa semburan gas dari erupsi Deccan Traps adalah penyebab utama dari kepunahan ini.
“Temuan kami secara khusus mendukung gagasan bahwa vulkanisme telah mengganggu atmosfer dan iklim jauh sebelum asteroid,”
Alexander Cox, ahli geologi komputasi di Dartmouth College, AS yang merupakan penulis utama studi ini.
Cox menyatakan bahwa lingkungan yang menyebabkan kepunahan dinosaurus ini dapat tercipta hanya dari aktivitas vulkanisme, tanpa adanya asteroid.
“Tapi tentu saja kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa asteroid jelas tidak membuat dinosaurus bahagia,” lanjut Cox.
Metode Berbeda
Studi ini menggunakan model statistika yang disebut pendekatan rantai Markov Monte Carlo. Pendekatan ini secara sistematis mempertimbangkan kemungkinan berbagai skenario emisi gas dari berbagai sumber.
Yang membuat pendekatan ini sangat ampuh adalah karena para peneliti memanfaatkan 128 prosesor berbeda untuk menjalankan skenario secara paralel. Ini memungkinkan komputasi yang seharusnya memakan waktu setahun menjadi hanya beberapa hari saja.
Di dalamnya terdapat sejenis mikroorganisme laut bernama foraminifera, yang cangkangnya mengandung isotop karbon dan oksigen yang berbeda.
Susunan kimia dalam cangkang ini mencatat kandungan kimia laut saat pembentukannya, sehingga dapat digunakan sebagai proksi untuk menyimpulkan suhu global di masa lalu.
Selain itu, banyaknya makhluk yang hidup di lautan, dan berapa banyak karbon yang berpindah di atmosfer, lautan dan daratan.
Bagiamana Hasilnya?
Hasilnya, jumlah gas yang disemburkan ke atmosfer dari letusan Deccan Traps saja sudah cukup untuk menjelaskan perubahan suhu dan siklus karbon yang didapat dari data foraminifera.Sayangnya, hasil ini masih dianggap belum cukup oleh banyak ilmuwan lain.
Alasannya karena rasio isotop oksigen dalam cangkang foraminifera bisa berubah karena komposisi air laut juga, bukan hanya karena suhu.
Selain itu, benturan dari asteroid Chicxulub juga masih sangat mungkin mempengaruhi lingkungan planet meski tidak menyebabkan lonjakan emisi gas yang besar.