Cerita Burung Beo Soeharto yang Menolak Ucapkan Habibie
Di tengah kesibukannya mengurus urusan negara, Soeharto masih menyempatkan diri melakukan hobinya, seperti memelihara hewan, tanaman, dan mengoleksi motor.
Soeharto, Presiden kedua RI memiliki hewan peliharaan kesayangannya yaitu burung beo. Burung beo peliharaan Pak Harto merupakan burung yang pandai menirukan suara manusia.
Di tengah kesibukannya mengurus urusan negara, Soeharto masih menyempatkan diri melakukan hobinya, seperti memelihara hewan, tanaman, dan mengoleksi motor.
-
Kapan Bea Cukai dibekukan Soeharto? Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 untuk memperlancar arus barang demi mendukung ekonomi, setelah berkonsultasi dengan menteri dan mengevaluasi dari BPKP.
-
Bagaimana Soeharto bekuin Bea Cukai? Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 untuk memperlancar arus barang demi mendukung ekonomi, setelah berkonsultasi dengan menteri dan mengevaluasi dari BPKP.
-
Kenapa Presiden Soeharto bekuin Bea Cukai? Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 untuk memperlancar arus barang demi mendukung ekonomi, setelah berkonsultasi dengan menteri dan mengevaluasi dari BPKP.
-
Suara apa yang dimiliki burung beo electus? Burung Beo Eclectus berasal dari pulau-pulau di Asia Tenggara dan Oseania, seperti Kepulauan Maluku, Australia Timur Laut, Papua Nugini, Sumba, dan Kepulauan Solomon. Mereka sering dipelihara sebagai hewan kesayangan karena kicauan mereka yang bisa mencapai 115 desibel.
-
Mengapa Soeharto tidak mau melepas Try? Presiden Soeharto masih menginginkan Try sebagai ajudannya.'Wah, nanti dulu. Kita perlu matangkan dulu ya, Pak Jusuf,' kata Soeharto.
-
Kenapa Bagar Hiu disukai Soekarno? Dihimpun dari kanal merdeka.com, Bagar Hiu menjadi menu makanan favorit Presiden Soekarno semasa dirinya diasingkan di Bengkulu.
Termasuk burung beo yang dipelihara di halaman belakang rumahnya di Cendana.
Soeharto bahkan menyempatkan waktu untuk menengok burung beo kesayangannya kala mengisi waktu liburnya di kediaman Jalan Cendana pada hari Minggu, 14 Desember 1997.
“Pak Harto mengenakan baju piyama berwarna putih dan sarung, memeriksa satu per satu hewan peliharaan, antara lain seekor burung beo yang bisa menyebut nama Pak Harto,” tulis surat kabar Merdeka pada 15 Desember 1997.Burung beo yang pandai menirukan suara manusia itu juga pintar menirukan suara sang pemiliknya.
Ketika Pak Harto mengucapkan “Assalamualaikum”, burung beo juga menirukannya dengan mengucapkan “Assalamualaikum”. Ketika Pak Harto mengucapkan “Selamat pagi”, si beo juga membalas “Selamat pagi”.
Bahkan, si beo sering menyebut “Pak Presiden Soeharto”.Cerita tentang Pak Harto dan burung beonya juga disampaikan oleh sang ajudan, Mayor Jenderal TNI Issantoso.
Kesaksian Ajudan
Dalam buku Pak Harto: The Untold Story, Issantoso, yang menjabat sebagai ajudan Presiden Soeharto pada periode 1995-1998, membagikan kisah menarik tentang burung beo kesayangan Pak Harto.
Menurut Issantoso, burung tersebut konon merupakan pemberian dari salah satu teman Pak Harto.Issantoso bercerita bahwa burung beo itu selain bisa mengucapkan Assalamualaikum, beo itu juga bisa melafalkan teks Pancasila dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
“Setiap kali Pak Harto melintas, beo itu akan berteriak nyaring, ‘Bapak Soeharto, Presiden Republik Indonesia’” ujar Issantoso.
Issanton juga menceritakan interaksi Soeharto dan burung beo setelah Soeharto turun dari kepemimpinannya. Suatu hari, Pak Harto mendekati sang burung beo itu.
Sang beo pun langsung berceloteh khasnya, “Bapak Soeharto, Presiden Republik Indonesia. ”Lantas, Soeharto mengatakan “Habibie,” mencoba memperbaiki ocehan burung itu, mengacu pada penggantinya sebagai presiden.
Tetapi beo itu kembali berteriak, “Bapak Soeharto, Presiden Republik Indonesia.“Habibie,” kata Soeharto lagi membetulkan.Namun, beo itu masih saja tidak merubah ocehannya.
Hingga akhirnya Pak Harto meninggalkan sangkar beo tersebut, sambil bergumam: "Hmmmm... Dasar beo!" Begitu kenang Issantoso.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti