Kolonel TNI Berkali-Kali Ditahan Soeharto Saat Mau Pindah Tugas, Tak Disangka Jadi Wapres
Perjalanan karir militer seorang perwira tak bisa ditebak. Begitu juga dengan Kolonel Angkatan Darat ini.
Perjalanan karir militer seorang perwira tak bisa ditebak. Begitu juga dengan Kolonel Angkatan Darat ini.
Kolonel TNI Berkali-Kali Ditahan Soeharto Saat Mau Pindah Tugas, Tak Disangka Jadi Wapres
Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno Diangkat Menjadi Ajudan Presiden Soeharto
Empat tahun Try menjabat ajudan presiden.
Panglima ABRI Jenderal M Jusuf merasa sudah terlalu lama Try menjadi ajudan.
Sudah saatnya dia dipromosikan menjadi jenderal bintang satu dengan posisi Kepala Staf Kodam.
-
Kenapa Soeharto diangkat jadi Jenderal Besar? Mabes ABRI tahun 1997 menyebutkan setidaknya ada tiga prestasi Soeharto yang membuatnya dinilai layak untuk mendapatkan gelar Jenderal Besar.
-
Mengapa Presiden Soeharto memilih Jenderal M Jusuf menjadi Panglima TNI? Presiden Soeharto selalu punya pertimbangan saat memilih Panglima TNI.
-
Siapa yang dipilih Soeharto jadi Wapres di 1983? Tahun 1983, berdasarkan berbagai pertimbangan, pilihan jatuh pada Jenderal (Purn) Umar Wirahadikusumah.
-
Bagaimana Soeharto memilih Wakil Presiden? 'Saya tidak sendiri memilih wakil presiden,' kata Soeharto.Tahun 1983, berdasarkan berbagai pertimbangan, pilihan jatuh pada Jenderal (Purn) Umar Wirahadikusumah.
-
Kenapa Soeharto butuh Wakil Presiden? Di era Orbe, Capresnya pasti Soeharto. Lalu bagaimana cara memilih wakil presiden?
-
Mengapa Panglima TNI melakukan rotasi jabatan? “Dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier serta mengoptimalkan pelaksanaan tugas-tugas TNI ke depan yang semakin kompleks dan dinamis,“ ujar Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Sus Aidil dalam keterangannya, Minggu (27/8).
Berkali-kali jenderal Jusuf meminta agar Try pindah tugas, tapi selalu ditolak Soeharto.
Presiden Soeharto masih menginginkan Try sebagai ajudannya.
"Wah, nanti dulu. Kita perlu matangkan dulu ya, Pak Jusuf," kata Soeharto.
Baru setelah didesak berkali-kali, akhirnya Presiden memberikan izin untuk melepas Try sebagai ajudan.
Ada pesan khusus dari Soeharto agar Jenderal M Jusuf 'mengarahkan' perwira muda tersebut.
Lepas Dari Ajudan, Karir Try Sutrisno Melesat Bak Meteor
Try langsung diangkat menjadi Kasdam XV/Udayana.
Setelah 'lulus' di Bali, dia diangkat menjadi Pangdam IV Sriwijaya di Palembang.
Lalu dipindah ke DKI Jakarta menduduki posisi Pangdam V/Jaya.
Karir Try kembali menanjak dengan menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat.
Try kemudian menjadi Kepala Staf Angkatan Darat ke-15 pada tahun 1986 menggantikan Jenderal Rudini.
Dia menjadi sosok nomor satu di tubuh Angkatan Darat. Merupakan mimpi setiap perwira TNI AD menempati posisi tersebut.
Kurang Dari 10 Tahun Selepas Menjadi Ajudan Presiden, Tri Berhasil Menempati Posisi Tersebut
Jenderal Try Sutrisno adalah Kasad pertama yang bukan berasal dari angkatan 1945.
Kepemimpinannya menandai regenerasi angkatan 45 kepada generasi penerus.
Namun Kasad, rupanya bukan karir militer terakhir bagi perwira zeni Angkatan Darat ini.
Satu tahun setengah menjabat Kasad, Try dipromosikan menjadi Panglima Angkatan bersenjata Republik Indonesia (Pangab).
Try menggantikan Jenderal Benny Moerdani pada tahun 1988.
Jabatan Panglima Dipegangnya Selama Lima Tahun.
Try kemudian menjadi wakil presiden mendampingi Presiden Soeharto dari tahun 1993 hingga 1998.
Karir yang sangat mengesankan bagi seorang perwira militer. Dari Letnan Dua, bisa menjadi RI-2.