Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja
Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja
Arek Suroboyo ini pernah menduduki jabatan tertinggi di TNI AD hingga terpilih menjadi Wakil Presiden mendampingi Presiden Soeharto. Meskipun berada dalam lingkup pemerintahan Orde Baru yang dikenal otoriter, ia berhasil tak terbawa arus.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Apa pekerjaan Soeharto sebelum jadi tentara? Dia kemudian mengadu nasib ke Wuryantoro dan diterima bekerja menjadi pembantu klerek di sebuah Bank Desa atau Volks-Bank.
-
Siapa saja menteri Soekarno? Presiden Soekarno memimpin sendiri kabinet yang beranggotakan 21 orang menteri,' tulis Wahjudi Djaja dalam Kabinet-Kabinet di Indonesia.
-
Apa pekerjaan pertama Soekarno? Kota Surabaya jadi saksi di mana Soekarno pertama kali bekerja untuk menghasilkan uang. Pekerjaan pertamanya yakni sebagai petugas kereta api di Stasiun Semut.
-
Apa gaji Presiden Sukarno? Tahun 1960an, Presiden Soekarno Mengaku Gajinya Hanya 220 US Dollar. Jika dikurs hari ini, Bung Karno hanya mendapatkan gaji sebesar Rp 3,3 juta.
-
Kapan Try Sutrisno jadi Wapres? Puncak kariernya di bidang politik datang ketika ia menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-6, mendampingi Presiden Soeharto dari tanggal 11 Maret 1993 hingga 10 Maret 1998.
Sempat Putus Sekolah
Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno lahir di Kota Surabaya pada 15 November 1935. Ayahnya Subandi adalah sopir ambulans, dan ibunya Mardiyah seorang ibu rumah tangga. Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Belanda kembali mengklaim Indonesia sebagai koloni mereka. Keluarga Subandi terpaksa pindah dari Surabaya ke Mojokerto. Di sana, Subandi bekerja sebagai petugas medis untuk Batalyon Angkatan Darat Poncowati.
Kondisi perekonomian yang sulit membuat Try terpaksa berhenti sekolah. Ia membantu ekonomi keluarga dengan berjualan rokok dan koran.
(Foto: freepik)
Jadi Bahan Bercanda
Saat berusia 13 tahun, Try Sutrisno ingin bergabung dengan Batalyon Poncowati, tetapi tidak ada yang menganggapnya serius. Bahkan, ia justru dipekerjakan sebagai kurir yang bertugas mencari informasi ke daerah-daerah yang diduduki tentara Belanda serta mengambil obat untuk Angkatan Darat Indonesia. Pada tahun 1949, Belanda mundur dan mengakui kemerdekaan Indonesia. Try Sutrisno dan keluarganya kembali ke Surabaya. Try akhirnya menyelesaikan pendidikannya di SMA Bagian B pada tahun 1956.
Setelah lulus SMA, Try Sutrisno ingin mendaftar di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD). Dia berpartisipasi dan lulus dalam ujian masuk, sebelum gagal dalam pemeriksaan fisik. Meski demikian, Mayor Jenderal GPH Djatikusumo tertarik dengan Try dan memanggilnya kembali. Try berpartisipasi dalam pemeriksaan psikologis di Bandung, Jawa Barat, dan dinyatakan diterima di ATEKAD. Selama menjalani pendidikan di ATEKAD, Try sangat akrab dengan Benny Moerdani.
try SutrisnoHubungan dengan Soeharto
Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto. Mengutip situs tni.mil.id, sejak saat itu, karier suami Tuti Sutiawati ini meroket tajam.
Empat tahun bertugas menjadi ajudan Presiden Soeharto, pada tahun 1978, Try diangkat menjadi Kepala Komando Daerah Staf di KODAM XVI/Udayana. Setahun kemudian, ia menjadi Panglima Daerah KODAM IV / Sriwijaya. Pada tahun 1983, Try diangkat menjadi Panglima Daerah KODAM V/Jaya dan ditempatkan di Jakarta. Pada Agustus 1985 pangkatnya dinaikkan menjadi Letjen TNI sekaligus diangkat menjabat Wakasad mendampingi Kasad, Jenderal TNI Rudini. Kemudian, pada Juni 1986, Try diangkat menjadi Kasad menggantikan Jenderal TNI Rudini.Pada tahun 1988, ia dipromosikan menjadi Panglima ABRI menggantikan Jenderal TNI LB. Moerdani. Saat itu, ABRI terdiri dari TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan POLRI.
Sosok Jujur dan Bersahaja
Sementara itu, karier Try di bidang politik bermula saat Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) masa bakti 1992 -1997 menggelar sidang umum pada tahun 1993. MPR memilih Try menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Soeharto, presiden terpilih saat itu. Wakil Presiden RI (1993-1998) ini dikenal sebagai seorang negarawan yang jujur, bersahaja, loyal, berdedikasi tinggi, serta berpendirian teguh.
Pada tahun 1998, tugas Try Sutrisno sebagai Wapres berakhir. Ia kemudian digantikan BJ. Habibie pada Sidang Umum MPR 1998.