Kecil Cari Uang Menyemir Sepatu Tentara, Ternyata Nasibnya Jadi Jenderal Bintang Empat
Ini perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Masa kecilnya dihabiskan di tengah keprihatinan. Siapa sangka kemudian karir militernya sangat bersinar hingga jadi jenderal.
Kecil Cari Uang Menyemir Sepatu Tentara, Ternyata Nasibnya Jadi Jenderal Bintang Empat
Aneka pekerjan dilakoninya di waktu kecil untuk membantu orang tua.
Mulai berjualan air di stasiun kereta, menjual rokok eceran, hingga menjadi pesuruh di markas militer.
Ini kisah perjuangan Jenderal legendaris TNI.
-
Bagaimana Try menjadi perwira TNI? Masa remaja yang akrab dengan kehidupan militer itu yang mendorong Try mendaftar menjadi taruna. Dia rela meninggalkan kampus untuk menjadi seorang perwira TNI.Try mendaftar ke Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) di Bandung. Namun perjalanannya juga tidak mudah. Try sempat dinyatakan gagal dalam tes. Walau sepintas postur try tampak tegap dan gagah, namun tulang bahunya sedikit miring.Hal ini disebabkan hobi Ty mengangkat beban saat masih remaja.
-
Mengapa para perwira TNI menyelamatkan uang gaji? Agar Uang itu Tidak Jatuh ke Tangan Musuh Dia membagikan uang pada stafnya, yang langsung memasukkan uang ke dalam kantong dan segera melompat menyelamatkan diri.
-
Apa prestasi Anak TNI tersebut? Dia baru saja 'memborong' dua medali atas kemenangannya pada Kejuaraan Nasional Arung Jeram Jakarta Tahun 2024.
-
Siapa Anak TNI yang berprestasi? Prestasi membanggakan datang dari remaja bernama Shafira Az-Zahra Aurelia Putri Saputra.
-
Dimana Anak TNI itu berprestasi? Perlombaan itu digelar di Sungai Ciliwung Jakarta Selatan pada Kamis (27/06).
-
Bagaimana Agum Gumelar menjadi Perwira TNI? Jadi Perwira TNI AD Tahun 1965, berangkatlah Agum ke Magelang.
Saat remaja, Try Sutrisno menjadi pesuruh di markas militer TNI di Purwoasri, Kediri.
Sebutannya tobang, tugasnya bantu-bantu di barak. Mulai dari mencuci piring, mengangkut barang, mengelap senjata hingga menyemir sepatu.
Try Muda Tidak Malu Mengerjakan itu Semua
Di hatinya mulai muncul keinginan menjadi seorang prajurit TNI.
Try mendaftar ke Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) di Bandung. Sayangnya dia sempat dinyatakan tidak lulus.
Postur tubuh Try dinyatakan tidak lolos. Ini karena Try punya hobi mengangkat beban.
Try sudah pasrah tidak bisa menjadi seorang perwira militer. Namun nasib baik ternyata berpihak padanya.
Setelah dinyatakan tidak lulus, tiba-tiba Try menerima surat dari Direktur Zeni AD, Brigadir Jenderal GPH Djatikusumo.
Surat dari Brigjen Djatikusumo itu Menggembirakan Hati Try
Isinya, Try dipanggil kembali untuk melakukan tes psikologi susulan.
Ini merupakan peristiwa langka. Biasanya jika calon sudah dinyatakan gugur, tidak akan menerima surat panggilan.
Akan tetapi Brigjen Djatikusumo punya penilaian tersendiri pada sosok Try.
Try kembali mengikuti tes. Hasilnya baik. Dia dinyatakan lulus dan berhak menempuh pendidikan di Atekad Bandung.
Dia lulus tahun 1959 dan dilantik menjadi perwira zeni dengan pangkat Letnan Dua.
Karir Try Terbilang Moncer, Tahun 1974 Dia Menjadi Ajudan Presiden Soeharto
Soeharto rupanya merasa cocok dengan perwira tersebut. Try sempat ditahan beberapa kali sebelum Soeharto rela melepasnya sebagai ajudan.
Dari Sana Karir Try Melesat Cepat
Dia menjadi Kepala Staf Kodam Udayana, lalu Panglima Kodam Sriwijaya.
Try kemudian menjadi Pangdam Jaya. Wakil Kasad, dan kemudian Kepala Staf Angkatan Darat menggantikan Jenderal Rudini.
Dia menjadi Kasad ke-15 dan dilantik tahun 1986 dengan pangkat jenderal bintang empat.
Bocah yang dulu menyemir sepatu tentara itu akhirnya diangkat menjadi Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
Dia kemudian menjadi wakil Presiden RI mendampingi Soeharto.