Penyebab Gunung Meletus dan Proses Terjadinya, Perlu Diketahui
Gunung meletus kerap terjadi di Indonesia.
Gunung meletus kerap terjadi di Indonesia.
Gunung meletus merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Dikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.
Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui apa saja penyebab gunung meletus. Selain penyebabnya, perlu juga dipahami proses serta tanda-tanda yang sering muncul ketika akan terjadi gunung meletus.
Berikut, kami merangkum beberapa penyebab gunung meletus dan penjelasan lainnya, bisa disimak.
Pertama, akan dijelaskan penyebab terjadinya gunung meletus.
Gunung meletus dapat dipicu oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Gempa Vulkanik: Gempa ini terjadi ketika terjadi pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Akibat pergerakan ini, magma yang tersimpan di dalam bumi dapat naik ke permukaan dan menyebabkan gunung meletus.
2. Pergerakan Tektonik: Pergerakan lempeng tektonik juga dapat menyebabkan gunung meletus. Ketika dua lempeng bertabrakan atau saling bergesekan, tekanan yang terjadi dapat mendorong magma keluar dari gunung api, memicu letusan.
3. Suhu Kawah Meningkat Tajam: Peningkatan suhu kawah dapat menjadi penyebab gunung meletus. Hal ini terjadi ketika magma yang tersimpan di dalam kawah semakin panas dan mencapai titik didihnya. Tekanan yang tinggi akibat panas ini membuat magma meledak secara tiba-tiba, menyebabkan letusan gunung api.
4. Lempeng Bumi Berdesakan: Saat lempeng bumi berdesakan, magma yang terjebak di bawah permukaan bumi dapat tersumbat. Tekanan yang terjadi akibat lempeng yang saling bertumpuk ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan di bawah gunung api, sehingga gunung tersebut dapat meletus.
5. Tekanan Sangat Tinggi: Ketika tekanan magma di bawah permukaan bumi meningkat secara signifikan, gunung api dapat meletus. Tekanan tinggi ini dapat disebabkan oleh banyaknya magma yang tersimpan di dalam kawah atau oleh peningkatan aktivitas gunung api akibat faktor eksternal seperti gempa bumi.
Dengan adanya faktor-faktor tersebut, terjadilah letusan gunung meletus yang dapat berdampak pada kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan dan penanganan yang baik dalam menghadapi potensi erupsi gunung api.
Setelah mengetahui penyebab gunung meletus, berikutnya akan dijelaskan tanda-tandanya, sebagai berikut:
1. Mata Air Mengering: Salah satu tanda terjadinya gunung meletus adalah mengeringnya mata air di sekitar gunung tersebut. Hal ini disebabkan oleh keluarnya gas dan material vulkanik yang panas dari dalam gunung, sehingga menyebabkan air yang ada di sekitarnya menguap dan mengering.
2. Suhu Sekitar Lereng Memanas: Sebelum terjadinya letusan gunung, suhu di sekitar lereng gunung akan menjadi lebih panas dari biasanya. Hal ini terjadi karena aktivitas magma yang semakin mendekati permukaan bumi. Kenaikan suhu ini dapat dirasakan oleh penduduk sekitar dan dapat menjadi pertanda adanya gunung meletus.
3. Suara Gemuruh: Tanda lainnya adalah terdengarnya suara gemuruh atau dentuman keras dari dalam gunung. Suara ini disebabkan oleh adanya aktivitas magma yang bergerak di dalam saluran gunung. Suara gemuruh ini biasanya semakin keras dan erat kaitannya dengan tingkat aktivitas gunung.
4. Hewan Liar Mulai Turun: Sebelum terjadinya letusan gunung, hewan-hewan liar yang tinggal di sekitar gunung cenderung akan turun ke dataran yang lebih rendah. Mereka dapat mendeteksi perubahan lingkungan dan merasakan adanya bahaya yang akan terjadi. Hewan-hewan tersebut melarikan diri untuk mencari tempat yang aman dari letusan gunung.
5. Tumbuhan Lebih Mudah Layu: Tanda terjadinya gunung meletus yang lain adalah tumbuhan di sekitar gunung menjadi lebih mudah layu. Hal ini disebabkan oleh panas yang keluar dari dalam gunung, yang dapat mengakibatkan penguapan air dan kekeringan tanah di sekitarnya. Tumbuhan akan lebih sulit mendapatkan air dan nutrisi, sehingga mengalami kekurangan air dan menjadi layu.
Dalam proses pemantauan gunung api, penting untuk mengamati tanda-tanda ini agar dapat memperkirakan kemungkinan terjadinya letusan gunung. Dengan mengamati gejala-gejala ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh gunung meletus.
Setelah mengetahui penyebab gunung meletus, selanjutnya akan dijelaskan proses terjadinya.
Proses terjadinya gunung meletus meliputi tiga tahapan penting, sebagai berikut:
1. Endapan Magma di Perut Bumi: Pada tahap ini, magma terbentuk di dalam perut bumi akibat dari panas yang dihasilkan oleh aktivitas-pergerakan lempeng tektonik. Ketika magma terbentuk, tekanannya yang tinggi menyebabkan terjadinya penumpukan dan akumulasi magma di dalam saluran vulkanik.
2. Adanya Gas Bertekanan Tinggi: Magma yang terbentuk di dalam perut bumi juga mengandung gas-gas, seperti uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida, dan gas lainnya. Selama proses penumpukan magma, tekanan gas-gas ini juga meningkat secara signifikan. Akibatnya, gas-gas tersebut terperangkap dan tidak dapat keluar dari saluran vulkanik.
3. Magma Didorong Gas Bertekanan Tinggi: Peningkatan tekanan gas yang terperangkap dalam saluran vulkanik mendorong magma untuk naik ke permukaan bumi. Dorongan ini bisa disebabkan oleh peningkatan tekanan yang terjadi ketika jumlah endapan magma semakin besar, atau akibat adanya aktivitas-pergerakan lempeng tektonik lainnya. Pada akhirnya, tekanan yang sangat tinggi dari gas dan magma ini melewati batuan di saluran vulkanik dan menyebabkan letusan gunung api.
Setelah mengetahui penyebab gunung meletus, terakhir akan dijelaskan mitigasinya.
Negara yang memiliki banyak gunung api seperti Indonesia, penting untuk menerapkan mitigasi bencana yang baik.
Berikut mitigasi bencana gunung meletus yang bisa dilakukan:
1. Pemetaan Daerah Rawan: Identifikasi daerah-daerah yang rawan terhadap letusan gunung meletus. Ini memungkinkan pemerintah dan masyarakat untuk merencanakan tindakan mitigasi yang tepat.
2. Pengembangan Sistem Peringatan Dini: Instalasi sistem peringatan dini yang efektif untuk mendeteksi aktivitas gunung berapi dan memberikan peringatan kepada penduduk sebelum terjadinya letusan.
3. Evakuasi dan Perencanaan Pengungsian: Merencanakan rute evakuasi yang aman dan lokasi pengungsian yang sesuai, serta melatih masyarakat dalam prosedur evakuasi darurat.
4. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya gunung meletus, tanda-tanda peringatan, dan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat.
5. Pembatasan Pembangunan di Daerah Rawan: Menerapkan kebijakan pembatasan pembangunan di daerah rawan gunung meletus untuk mengurangi jumlah orang dan infrastruktur yang terpapar risiko.
6. Pemantauan Aktivitas Gunung Berapi: Meningkatkan sistem pemantauan aktivitas gunung berapi dengan menggunakan teknologi seperti sensor seismik, penginderaan jarak jauh, dan pengamatan langsung.
7. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Darurat: Menyediakan peralatan dan perlengkapan darurat seperti masker, selimut, dan peralatan medis untuk membantu penduduk dalam menghadapi situasi darurat.
8. Perencanaan Penanggulangan Darurat: Membentuk tim penanggulangan darurat yang terlatih dan siap untuk merespons kejadian letusan gunung meletus dengan cepat dan efisien.
9. Rehabilitasi Pasca-Bencana: Merencanakan program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana untuk membantu memulihkan daerah yang terkena dampak letusan gunung.
10. Kolaborasi antara Pemerintah, LSM, dan Masyarakat: Melibatkan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan masyarakat lokal dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mitigasi bencana gunung meletus.
Beberapa penyebab gunung meletus bisa diduga sebelumnya, namun ada juga yang tak terduga.
Baca SelengkapnyaUntuk menikmati gunung ini, para pengunjung disarankan untuk datang pada waktu malam hari hingga pagi hari menuju matahari terbit.
Baca SelengkapnyaGunung Ibu yang berstatus level II atau waspada itu mempunyai aktivitas vulkanik yang terbilang aktif.
Baca SelengkapnyaWarga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca SelengkapnyaGunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaMitos-mitos ini telah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sekitar gunung berapi paling aktif di Indonesia ini.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca Selengkapnya