Ternyata Usia Bulan Lebih Tua dari yang Diperkirakan Ilmuwan Terdahulu
Pernyataan ini berdasarkan penelitian terbaru oleh ilmuwan.
Pernyataan ini berdasarkan penelitian terbaru oleh ilmuwan.
Ternyata Usia Bulan Lebih Tua dari yang Diperkirakan Ilmuwan Terdahulu
Salah satu penemuan yang diungkapkan oleh peneliti dari Field Museum dan Glasgow University, menyatakan bahwa kemungkinan usia bulan 40 juta tahun lebih tua dibandingkan penelitian terdahulu.
Sebelumnya, astronot Apollo pada tahun 1970-an pernah membawa sampel bulan ke bumi untuk dianalisis. Berdasarkan analisis yang dilakukan, mereka menemukan bahwa usia bulan berumur 4,52 miliar tahun.
-
Kapan ilmuwan sepakat soal usia permukaan Bulan? “Kami mengkorelasikan sampel Apollo yang diberi tanggal secara individual dengan jumlah kawah di area sekitar lokasi sampel,“ ujar Stephanie Werner dari Center for Planetary Habitability, University of Oslo. Stephanie melanjutkan, pihaknya juga mengkorelasikannya dengan data spektroskopi dari berbagai misi Bulan, terutama Chandrayaan-1 India. Fungsinya untuk memastikan sampel yang dihitung. “Ini pekerjaan berat. Kami memulai proyek ini pada 2014. Harapannya dengan melakukan pekerjaan ini kami dapat menyelesaikan perbedaan. Akhirnya diketahui bahwa usia permukaan Bulan yang berwarna gelap itu mencapai 200 juta tahun,“
-
Siapa yang menentukan usia permukaan Bulan? “Kami mengkorelasikan sampel Apollo yang diberi tanggal secara individual dengan jumlah kawah di area sekitar lokasi sampel,“ ujar Stephanie Werner dari Center for Planetary Habitability, University of Oslo.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan tentang bulan? Menggunakan bantuan data-data yang diperoleh dari misi ke Bulan, para peneliti menemukan bahwa sebenarnya bulan adalah bola padat dengan kepadatan yang mirip dengan besi.
-
Berapa umur Bumi menurut penelitian terbaru? Menurut penelitian terbaru, para peneliti telah memperkirakan bahwa usia Bumi berkisar sekitar 4,54 miliar tahun.
-
Dimana penelitian tentang usia permukaan Bulan dilakukan? “Kami mengkorelasikan sampel Apollo yang diberi tanggal secara individual dengan jumlah kawah di area sekitar lokasi sampel,“ ujar Stephanie Werner dari Center for Planetary Habitability, University of Oslo. Stephanie melanjutkan, pihaknya juga mengkorelasikannya dengan data spektroskopi dari berbagai misi Bulan, terutama Chandrayaan-1 India.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan mengenai usia alam semesta? Usia alam semesta mungkin hampir dua kali lipat lebih tua dari usia yang kita yakini selama ini, yaitu 26,7 miliar tahun, bukan 13,7 miliar tahun.
Namun, hal ini terbantahkan karena ketika kristal dari hasil temuan Apollo diteliti kembali oleh peneliti dari Field Museum dan Glasgow University, kedua peneliti ini berhasil menemukan fakta terbaru dari kristal tua tersebut, yang pada akhirnya menemukan usia pasti dari umur Bulan yang lebih tua, yaitu 4,46 miliar tahun.
"Sungguh menakjubkan bisa mendapatkan bukti terbaru yang merupakan bagian tertua dari Bulan. Temuan ini merupakan titik acuan untuk lebih banyak menyingkap rahasia tentang Bumi. Terlebih, ketika berhasil mengungkap usia suatu benda, maka akan lebih memahami lagi sejarah yang belum terungkap,"
Dr Jennika Greer, peneliti Glasgow University, NDTV, Senin, (30/10).
Untuk menentukan usia terbaru dari penelitian mereka, para peneliti melakukan pendekatan terbaru, yaitu tomografi prove atom atau menggunakan laser agar atom dari kristal yang telah dikikis menguap, dan berubah bentuk menjadi partikel halus nano.
Selain itu, analisis dari satu atom ke atom lainnya pada kristal membantu para peneliti untuk menghitung seberapa banyak atom pada kristal bulan yang telah mengalami peluruhan radioaktif. Melalui metode ini, para ilmuwan dapat menyimpulkan usia suatu benda dengan tepat.
Meskipun teka-teki mengenai umur bulan sudah terpecahkan, tetapi terkait proses pembentukan bulan sampai saat ini masih belum bisa diketahui. Salah satu teori ternama menjelaskan bahwa pembentukan bulan terjadi karena pada awal terbentuknya bumi, kedua benda ini pernah bertabrakan.
Dari tabrakan tersebut menghasilkan ledakan, dan material sisanya membentuk bulan seperti apa yang terlihat saat ini.
Namun, kapan peristiwa tabrakan dan berapa lama waktu terbentuknya bulan sampai saat ini masih menjadi misteri besar yang belum terpecahkan.
“Ini merupakan bagian dari sistem kehidupan kita yang harus dipahami lebih baik. Melalui penelitian yang kami lakukan akan memberikan potongan kecil dari teka-teki misteri kehidupan,”
Philipp Heck, Professor University of Chicago.