Ilmuwan Ungkap Bulan Ternyata Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya
Fakta ini baru terungkap oleh ilmuwan kala ia meneliti tentang Bulan.
Fakta ini baru terungkap oleh ilmuwan kala ia meneliti tentang Bulan.
Ilmuwan Ungkap Bulan Ternyata Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya
Kita sering melihat langit malam dan menyadari bahwa Bulan tampaknya berada di tempat yang sama setiap harinya. Tetapi ternyata hal ini salah, karena nyatanya Bulan malah perlahan-lahan menjauhi Bumi.
Para ilmuwan telah menemukan bukti mengenai hal ini. Mereka menemukan bahwa Bulan memang menjauh dari Bumi dan pelan-pelan hal ini akan menyebabkan dampak yang besar bagi kehidupan di Bumi.
Dikutip dari Indy100, Sabtu (9/9), sebuah studi yang dikerjakan oleh para ilmuwan di Universitas Wiscinson-Madison, Amerika Serikat, berhasil menghitung apa akibat dari pergerakan Bulan ini dan kapan dampaknya akan terlihat di Bumi.
-
Kenapa jarak Bumi ke Bulan berubah? Namun, orbit Bulan berbentuk elips, sehingga jaraknya dari Bumi bervariasi,' jelas dia dikutip LiveScience, Selasa (8/10).
-
Apa dampak penyusutan bulan terhadap Bumi? Meskipun penyusutan bulan terjadi secara perlahan, dampaknya terhadap Bumi atau manusia tidak signifikan.
-
Kapan Bulan dekat ke Bumi? Jarak tersebut berkisar dari sekitar 356.470 kilometer (221.500 mil) saat berada di titik terdekat dengan Bumi, yang disebut perigee, hingga 405.600 kilometer (252.000 mil) di titik terjauh, yang disebut apogee.
-
Apa perbedaan Bulan saat dekat dan jauh? Faktanya, Bulan bersinar 30% lebih terang dan tampak 14% lebih besar dalam diameter saat berada di perigee dibandingkan dengan saat berada di apogee.
-
Apa yang terjadi saat Bumi menjauh dari Matahari? Astronom di University of California, Brian DiGiorgio, menjelaskan, saat Bumi menjauh dari matahari, Bumi akan lebih redup. Karena kurangnya cahaya matahari.
-
Bagaimana Bulan memengaruhi panjang hari di Bumi? Yang paling penting, [panjang dari 1 hari] dipengaruhi oleh interaksi pasang surut dengan Bulan. Sekitar satu miliar tahun lalu, panjang hari hanya sekitar 19 jam,' jelas Sarah Millholland, asisten profesor fisika di Institut Teknologi Massachusetts (MIT).
Studi ini mereka memiliki fokus dalam meneliti batuan dari formasi yang berusia 90 juta tahun.
Dari batuan ini, mereka dapat menganalisis interaksi Bumi dan Bulan 1,4 miliar tahun yang lalu.
Dari hasil penelitian mereka, ternyata Bulan secara konsisten menjauhi Bumi dengan jarak sekitar 3,82 cm setiap tahunnya.
Ia mengumpamakan bahwa ketika Bulan menjauh, Bumi seperti seorang penari skating yang melambat saat mereka mengulurkan tangan mereka.
Ini berarti terjadi perubahan distribusi massa dari perubahan posisi Bulan akan memengaruhi rotasi Bumi dan membuatnya melambat.
Karena hal ini terjadi secara konsisten, dapat diperkirakan bahwa 200 juta tahun ke depan, Bumi tidak lagi memiliki waktu 24 jam seharinya, tetapi bertambah menjadi 25 jam. Saat ini, ambisi dari para peneliti di Universitas Wisconsin-Madison adalah untuk menggunakan astrokronologi.
Astrokronologi adalah sebuah pendekatan dalam ilmu geologi yang digunakan untuk mengukur waktu sejarah geologi Bumi dan mengukur waktu di masa yang paling jauh.
Mereka ingin mengembangkan skala waktu geologi yang sangat kuno.
Tak hanya itu, astrokronologi diharapakan dapat mempelajari batuan yang usianya mencapai miliaran tahun dengan cara proses geologi modern.
Pengetahuan baru soal Bulan juga terungkap baru-baru ini, ketika sebuah program antariksa milik China mengungkap rahasia bernilai miliaran tahun yang terkubur di bawah permukaan Bulan.
Hal ini dapat membantu kita untuk mulai mempelajari sejarah dari Bulan.