Ilmuwan Temukan Waktu Bergerak Lebih Cepat di Bulan Ketimbang di Bumi, Segini Beda Waktunya
Dengan menggunakan teori relativtas Einstein, ilmuwan menghitung perbedaan waktu antara di Bumi dan Bulan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh seorang fisikawan dari Institut Nasional Standar dan Teknologi (NIST) di Boulder, Colorado mencatat bahwa waktu di Bulan lebih cepat daripada di Bumi.
Dengan menggunakan teori relativitas yang dikemukakan oleh Albert Einstein, Bijunath Patla berhasil menemukan perbedaan ketepatan waktu antara Bumi dan Bulan sebesar 56 mikrodetik.
-
Gimana ilmuwan ukur jarak Bumi ke Bulan? Dengan menggunakan reflektor yang ditinggalkan di permukaan Bulan pada 1960-an dan 1970-an, para ilmuwan saat ini dapat memancarkan laser berdaya tinggi ke arah Bulan dan mengukur kecepatan pantulannya untuk menentukan jarak Bulan dari Bumi.
-
Bagaimana ilmuwan mengetahui Bumi berputar lebih lambat? 'Awalnya saya bingung. Namun, setelah mengamati dua lusin data lain yang menunjukkan pola serupa, menjadi jelas bahwa inti bagian dalam memang melambat,'
-
Bagaimana Bulan memengaruhi panjang hari di Bumi? Yang paling penting, [panjang dari 1 hari] dipengaruhi oleh interaksi pasang surut dengan Bulan. Sekitar satu miliar tahun lalu, panjang hari hanya sekitar 19 jam,' jelas Sarah Millholland, asisten profesor fisika di Institut Teknologi Massachusetts (MIT).
-
Apa yang ditemukan ilmuwan tentang bulan? Menggunakan bantuan data-data yang diperoleh dari misi ke Bulan, para peneliti menemukan bahwa sebenarnya bulan adalah bola padat dengan kepadatan yang mirip dengan besi.
-
Siapa yang menemukan Bumi berputar lebih lambat? Perubahan ini disinyalir oleh John Vidale, Profesor Ilmu Bumi di USC Dornsife College of Letters, Arts and Sciences, saat menganalisis seismogram gempa bumi.
-
Kenapa jarak Bumi ke Bulan berubah? Namun, orbit Bulan berbentuk elips, sehingga jaraknya dari Bumi bervariasi,' jelas dia dikutip LiveScience, Selasa (8/10).
Patla dan rekannya menjelaskan, Bulan bergerak lebih lambat daripada Bumi yang menyebabkan waktu berjalan lebih lambat, tetapi Bulan memiliki gravitasi yang lebih rendah yang menyebabkan jam berjalan lebih cepat.
"Ini adalah dua efek yang saling bersaing, dan hasilnya adalah pergeseran 56 mikrodetik per hari yang setara dengan 0,000056 detik per hari,” jelas Patla, seperti dilansir Live Science, Senin (2/12).
Meski perbedaannya sangat tipis, hal tersebut akan berpengaruh secara signifikan dalam misi-misi yang berkaitan dengan komunikasi Bumi dan Bulan.
Kegagalan navigasi 17 kilometer per hari
Cheryl Gramling, seorang insinyur di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA mengatakan, hal mendasar yang membahayakan dari perbedaan 56 mikrodetik ini adalah keselamatan navigasi.
"Dalam hal navigasi, pergeseran 56 mikrodetik dalam sehari antara jam di Bulan dan jam di Bumi merupakan perbedaan yang besar," imbuh Gramling.
Navigasi presisi modern sangat bergantung pada sinkronisasi jam, yang mencangkup koordinasi menggunakan gelombang radio yang bergerak dengan kecepatan cahaya.
Gramling menjelaskan, cahaya bergerak sejauh 30 sentimeter dalam 1 nanodetik atau setara dengan 30 sentimeter per 0,001 mikrodetik. Jika terjadi kegagalan dalam memperhitungkan perbedan 56 mikrodetik ini, maka akan mengakibatkan kesalahan navigasi hingga 17 kilometer per hari.
Bahkan kesalahan bagian kecil itu tidak akan diterima dalam misi Artemis, yang mengharuskan mengetahui posisi penjelajah, pendarat atau astronot dalam jarak 10 meter setiap saat.
Patla dan rekannya menangani pengaruh relativitas terhadap ketepatan waktu di Bulan dengan mengakui bahwa sistem Bumi-Bulan mengalami jatuh bebas yang berarti bergerak hanya di bawah pengaruh gravitasi Matahari.
Hal ini memungkinkan Bumi-Bulan untuk merumuskan dampak dari setiap rotasi, gaya pasang surut, penyimpangan bentuk Bulan, dan sebagainya.
Selain itu, Patla dan rekannya juga menghitung posisi gravitasi stabil di orbit antara Bumi dan Bulan yang dikenal sebagai titik Lagrange, yang dapat digunakan untuk komunikasi relay satelit.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti