Ini yang akan Terjadi pada Tubuh Astronot ketika ke Mars
Berikut tubuh manusia saat berada di planet mars. Seperti apa?
Ketika astronot melakukan perjalanan ke Mars, mereka akan mengalami fenomena yang dikenal sebagai dilatasi waktu. Hal ini juga sudah diprediksi berdasarkan teori relativitas.
Tidak perlu harus ke luar angkasa, bahkan di Bumi pun, kepala Anda menua sedikit lebih cepat daripada kaki Anda karena perbedaan jarak terhadap gravitasi. Namun, seberapa besar perbedaan waktu yang akan dialami astronot dibandingkan dengan pengamat di Bumi?
-
Apa yang terjadi pada tubuh astronot di luar angkasa? Perlu diketahui bahwa tanpa sadar cahaya matahari ternyata memengaruhi tubuh dalam mengatur jadwal tidur setiap harinya. Ketika sedang berada di luar angkasa menemui banyak sekali matahari terbit dan tenggelam dalam waktu singkat tentunya akan mengubah ritme sirkadian.
-
Apa yang akan terjadi pada logat manusia di Mars? Saat manusia berusaha untuk hidup di Bulan dan Mars di masa depan, mereka yang tinggal di koloni terisolasi akan mengembangkan aksen atau logat mereka sendiri.
-
Apa yang terjadi pada astronot? Pada 25 oktober, salah satu astronot dirawat di rumah sakit setelah mendarat di atas kapsul SpaceX Crew Dragon yang mengakhiri misi 235 hari.
-
Apa yang terjadi pada tubuh astronot setelah tinggal di luar angkasa? Catatan The Washington Post, Scott Kelly yang menghabiskan satu tahun di luar angkasa, kembali ke Bumi dengan tubuh lebih pendek, mata lebih rabun jauh, tubuh lebih ringan. Gejala baru yakni penyakit jantung.
-
Apa yang terjadi pada otot dan tulang astronot di luar angkasa? Massa otot dan tulang akan cepat berkurang di luar angkasa karena tubuh mengalami kondisi ketiadaan gravitasi. Massa otot akan berkurang hingga 30% terutama pada otot-otot yang membantu menjaga postur tubuh seperti punggung, leher, betis dan paha.
-
Bagaimana tubuh astronot berubah setelah lama di luar angkasa? Penyebab Hal ini terjadi karena tidak adanya gaya gravitasi di luar angkasa. Dengan tidak adanya gravitasi itu, maka akan memengaruhi struktur tulang dan juga keseimbangan dalam tubuh astronot.
Mengutip dari IFLScience, Rabu (25/12), dilatasi Waktu ini terjadi karena waktu berlalu dengan kecepatan yang berbeda tergantung pada kecepatan relatif pengamat dan kedekatan mereka dengan medan gravitasi. Gravitasi melengkungkan ruang waktu, sehingga semakin kuat gravitasi di sekitar dan semakin dekat dengan sumber gravitasi, waktu akan bergerak lebih lambat (dari sudut pandang pengamat lain).
Meski begitu, dari sudut pandang Anda sendiri, waktu akan tetap terasa normal. Inilah alasannya mengapa kaki kita (lebih dekat ke pusat gravitasi Bumi) lebih muda secara relatif dibandingkan kepala.
Semakin jauh Anda dari gravitasi Bumi, seperti misalnya, bekerja di puncak gedung pencakar langit, maka semakin besar efek dilatasi waktu yang dialami dibandingkan dengan orang yang ada di darat. Namun, efek ini sangat kecil, hanya beberapa nanodetik per tahun.
Untuk astronot yang tinggal di luar angkasa, efek dilatasi waktu ini akan lebih terasa. Meski begitu, hal tersebut sebagian besar dinetralisir oleh kecepatan tinggi mereka.Seperti yang dijelaskan oleh astronom Colin Stuart untuk Ted Ed, "Karena astronot dan satelit yang mengorbit Bumi sedikit lebih jauh dari pusat planet dibandingkan orang di darat, mereka sebenarnya mengalami dilatasi waktu gravitasi yang lebih sedikit."
"Dengan sendirinya, ini berarti waktu astronot akan berjalan lebih cepat. Namun, gravitasi Bumi cukup lemah sehingga dilatasi waktu akibat kecepatan mereka lebih dominan, dan astronot sedikit melakukan perjalanan ke masa depan mereka," tambahnya.
Sebagai contoh, kosmonot Sergei Krikalev, yang tinggal di luar angkasa selama 803 hari, 9 jam, dan 39 menit, yang secara teknis "bepergian" 0,02 detik ke masa depan menurut Universe Today.
Dalam perjalanan pulang pergi selama 21 bulan ke Mars, astronot akan mengalami perbedaan waktu yang sangat kecil, hanya beberapa nanodetik dibandingkan dengan pengamat di Bumi. Walaupun mereka bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada manusia sebelumnya, efek ini jauh lebih kecil dibandingkan dilatasi waktu yang terjadi mendekati kecepatan cahaya.
Jadi, jika astronot tinggal di Mars untuk waktu yang lama, efek dilatasi waktu gravitasi akan sangat terlihat. Menurut The Illinois Physics Van, manusia yang hidup selama 80 tahun di Mars akan meninggal sekitar 12 detik lebih awal dibandingkan jika mereka hidup selama 80 tahun di Bumi.
Kendati demikian, dari sudut pandang mereka sendiri, hal ini tidak akan terasa berbeda. Ruang waktu memang penuh keanehan yang menakjubkan.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia