Bumi Pernah Mengalami Sehari Tidak 24 Jam, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya
Ada fakta bahwa Bumi pernah tidak 24 jam dalam sehari.
Fakta bahwa Bumi melakukan rotasi penuh pada porosnya selama 24 jam merupakan hal yang umum diketahui.
Meski begitu, menurut para ilmuwan, pada beberapa waktu di masa lalu, kecepatan rotasi Bumi pernah berbeda dari yang ada pada masa sekarang sehingga satu hari pernah lebih pendek dan juga lebih panjang daripada 24 jam.
Bahkan, mengutip Live Science dan Indy100, Kamis (20/6), satu hari di Bumi pernah lebih pendek sekitar 5 jam.
“Yang paling penting, [panjang dari 1 hari] dipengaruhi oleh interaksi pasang surut dengan Bulan. Sekitar satu miliar tahun lalu, panjang hari hanya sekitar 19 jam,” jelas Sarah Millholland, asisten profesor fisika di Institut Teknologi Massachusetts (MIT).
Menurut Konstantin Batygin, profesor ilmu planet di Institut Teknologi California (Caltech), satu hari di Bumi pernah lebih pendek daripada 10 jam.
Rotasi yang sangat cepat ini merupakan hasil dari tabrakan besar dengan sebuah protoplanet seukuran Mars yang menyebabkan semakin cepatnya momentum sudut Bumi.
Tabrakan tersebut juga mematahkan beberapa permukaan planet sehingga Bulan menjadi terbentuk.
-
Bagaimana Bumi bisa punya dua bulan? Dikatakan bahwa bulan mini adalah asteroid kecil yang terperangkap sementara oleh gravitasi Bumi sebelum melanjutkan perjalanannya.
-
Apa yang diungkap oleh para astronom tentang Bumi? Ahli astronomi mengungkap kondisi planet Bumi dalam 8 miliar tahun ke depan dengan meneliti planet KMT-2020-BLG-0414, yang terletak sekitar 4.000 tahun cahaya dari Bumi.
-
Kenapa Bumi bisa mengitari Matahari? Namun, setelah semua planet berkumpul menjadi satu dan mendapatkan posisinya masing-masing, maka kondisi orbit mulai teratur dan stabil sampai saat ini.
-
Apa dampak bagi Bumi jika punya 2 bulan? Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan dua bulan akan berdampak pada kehidupan di Bumi. Dua bulan dapat memengaruhi pasang surut, stabilitas rotasi Bumi, serta ekosistem di planet kita. Jika Bumi memiliki dua satelit tetap, variasi cahaya malam dan dampak pada iklim bisa jadi lebih signifikan dibandingkan dengan hanya satu bulan.
-
Bagaimana Bumi berputar pada porosnya? Ketika melihat bagian utara Bumi dari atas, maka dapat diketahui bahwa Bumi berputar pada porosnya melawan arah jarum jam. Sebaliknya, ketika bagian selatan Bumi dilihat dari bawah, maka Bumi akan terlihat memutar searah jarum jam.
-
Berapa usia Bumi? Dilaporkan ScienceFocus, Jumat (7/7), faktanya Bumi telah berusia 4,54 miliar tahun. Dengan demikian, planet kita telah berusia di bawah separuh usia Galaksi Bima Sakti yakni 11-13 miliar tahun dan sekitar sepertiga usia Alam Semesta berkisar 10-15 miliar tahun.
Efek pasang surut Bulan yang kemudian terjadi akhirnya kembali memperlambat rotasi Bumi. Millholand juga berkata bahwa panjang satu hari di Bumi pernah lebih lama daripada 24 jam, meski hanya selama beberapa milidetik.
Hal itu terjadi karena adanya sedikit perubahan pada inti cair, lautan, atau atmosfer Bumi.
Sama seperti masa lalu, panjang dari satu hari di Bumi pada masa depan juga akan berubah. Setiap satu abad, satu hari di Bumi akan bertambah lama sebanyak 1,7 milidetik.
“Perubahan pada laju perputaran Bumi terjadi secara bertahap sehingga proses evolusi dapat beradaptasi dengan perubahan dari waktu ke waktu,” ungkap Batygin. Ia juga mengatakan bahwa perubahan tersebut tidak akan terasa dalam kehidupan sehari-hari.
Selain melambat, rotasi Bumi juga bisa menjadi semakin cepat. Tabrakan tak terduga dengqan asteroid dapat mengubah panjang hari menjadi semakin singkat, misalnya karena ada torsi tambahan ke arah rotasi Bumi.
Pada akhirnya, menurut Millholland, rotasi Bumi sebenarnya merupakan bukti dari asal-usul planet ini.
Kekuatan tabrakan antara berbagai debuan, batuan, dan gas yang mengitari Matahari dalam piringan protoplanet membantu menentukan momentum sudut/seberapa cepat Bumi berputar.
Reporter magang: Laurensius Katon Kandela