Bumi Semakin di Kelilingi Ribuan Satelit, Apakah akan Terjadi Kemacetan di Luar Angkasa?
Semakin banyak peristiwa benda asing jatuh dari langit. Benda-benda itu kebanyakan berasal dari Stasiun Luar Angkasa.
Semakin banyak peristiwa benda asing jatuh dari langit. Benda-benda itu kebanyakan berasal dari Stasiun Luar Angkasa.
Bumi Semakin di Kelilingi Ribuan Satelit, Apakah akan Terjadi Kemacetan di Luar Angkasa?
Pada 8 Maret 2024, seorang warga Florida bernama Alejandro Otero sedang menjalani aktivitas sehari-harinya ketika sebuah benda logam seberat 0,7 kg jatuh dari langit dan menembus rumahnya.
Benda tersebut adalah sebuah baterai bekas dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang tidak terbakar sepenuhnya saat masuk kembali ke Bumi.
Dilansir dari Science Focus, Jumat (14/6), Aaron Boley, seorang Profesor Astronomi dan Astrofisika di Universitas British Columbia, mengingatkan bahwa kejadian ini adalah pertanda dari meningkatnya masalah karena ruang orbit kita semakin penuh.
Semakin banyaknya satelit yang diluncurkan menambah risiko kecelakaan di masa depan.
-
Bagaimana jumlah satelit di orbit bumi bertambah? Jumlah satelit yang mengorbit bumi terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi dan eksplorasi antariksa.
-
Di mana satelit-satelit itu mengorbit? Satelit merupakan objek buatan manusia yang mengorbit bumi atau planet lain dalam tata surya.
-
Apa saja jenis benda yang bisa membahayakan Bumi? Anggapan bahwa luar angkasa adalah tempat yang kosong boleh jadi merupakan anggapan yang salah. Faktanya, banyak benda yang melayang-layang di luar angkasa, terutama di orbit Bumi.Bukan hanya meteor atau asteroid, benda-benda lain seperti satelit bahkan sampah.
-
Apa yang akan terjadi pada Bumi? Pembentukan superbenua ini diperkirakan akan berdampak besar pada perubahan iklim di Planet Bumi.
-
Kenapa benda di ruang angkasa bergerak? Dari awal, alam semesta mulai mengembang ke luar karena kekuatan Big Bang membuat segalanya bergerak terpisah,' kata Gomez.
-
Kenapa Amerika Serikat memiliki banyak satelit? Amerika Serikat memiliki jumlah terbesar dari satelit yang mengorbit bumi, dengan lebih dari 3.000 satelit, termasuk satelit militer, komunikasi, pengintaian, dan ilmiah.
Dengan ribuan satelit yang direncanakan untuk diluncurkan dalam beberapa tahun ke depan, kekhawatiran akan penggunaan yang tidak berkelanjutan dari orbit rendah Bumi (LEO) semakin meningkat.
LEO adalah wilayah ruang angkasa di sekitar Bumi tempat sebagian besar satelit berada. Risiko jatuhnya korban atau kerusakan properti hanyalah sebagian kecil dari masalah yang lebih besar.
Sejak peluncuran Sputnik oleh Uni Soviet pada 4 Oktober 1957, jumlah satelit di orbit telah meningkat pesat. Hingga 18 April 2024, terdapat 9.822 satelit aktif dan 2.770 objek tidak aktif yang mengorbit Bumi.
Konstelasi internet satelit Starlink milik SpaceX telah meluncurkan 6.188 satelit dan berencana menambah hingga 42.000 satelit di masa depan.
Selain itu, perusahaan lain seperti OneWeb, Guo Wang, dan Amazon juga telah mengajukan permohonan untuk meluncurkan sekitar 65.000 satelit.
Dengan banyaknya satelit dan puing-puing di orbit, risiko tabrakan meningkat. Menurut NASA, ada sekitar 25.000 keping puing berukuran lebih dari 10 cm dan sekitar 500.000 keping lebih kecil dari 10 cm.
Benda-benda ini bergerak dengan kecepatan ribuan mil per jam, meningkatkan risiko kecelakaan.
Untuk mengatasi masalah ini, berbagai langkah telah diambil. Misalnya, tekanan dari komunitas astronomi telah mendorong SpaceX dan Amazon Kuiper untuk memodifikasi desain satelit mereka agar tidak terlalu berkilau.
Selain itu, Persatuan Astronomi Internasional telah mendirikan Pusat Perlindungan Langit Gelap dan Tenang dari Interferensi Konstelasi Satelit, serta memasukkan topik ini ke dalam agenda PBB, G7, dan Dewan Uni Eropa.
Penghindaran tabrakan memerlukan satelit yang mampu bermanuver sepenuhnya dan melacak benda di sekitarnya. Mengatasi polusi atmosfer juga menjadi tantangan, karena banyak satelit yang dirancang dengan masa operasional sekitar lima tahun akan terbakar di atmosfer bagian atas, menyebabkan akumulasi material berbahaya.