Tidak Ada yang Tahu Kenapa Satelit ini Tiba-tiba Meledak di Luar Angkasa
Intelsat 33E meledak di orbit, menciptakan ancaman puing-puing di GEO. Penyelidikan melibatkan Boeing dan badan pemerintah terkait.
Sebuah insiden besar mengguncang dunia komunikasi satelit setelah Intelsat 33E, satelit komunikasi milik perusahaan Intelsat, meledak di orbit pada 19 Oktober 2024. Penyebab ledakan ini masih menjadi misteri, dan Intelsat telah mengonfirmasi bahwa satelit tersebut mengalami kerusakan total.
“Kami bekerja sama dengan produsen satelit, Boeing, serta lembaga pemerintah untuk menganalisis data dan melakukan investigasi,” ujar Intelsat dalam sebuah pernyataan resmi dikutip dari IndianExpress, Jumat (29/11).
Perusahaan tersebut juga membentuk tim khusus untuk menyelidiki penyebab anomali ini.
Dampak Kerusakan dan Ancaman Puing di Orbit
US Space Force mengonfirmasi insiden ini dengan mencatat bahwa Intelsat 33E (#41748, 2016-053B) pecah di orbit geostasioner (GEO) pada pukul 04:30 UTC. Pecahan satelit tersebut menciptakan setidaknya 20 puing yang saat ini sedang dilacak.
“Saat ini, tidak ada ancaman langsung yang terdeteksi. Namun, kami tetap melakukan penilaian untuk mendukung keselamatan dan keberlanjutan ruang angkasa,” kata pihak Space Force.
Puing-puing yang dihasilkan dapat menjadi ancaman serius bagi satelit lain di orbit GEO. Orbit ini adalah lokasi strategis bagi banyak satelit komunikasi karena posisinya yang memungkinkan transmisi data ke wilayah luas di Bumi.
Peran Penting Intelsat 33E
Intelsat 33E, yang dirancang oleh Boeing dan diluncurkan pada 2016, mulai beroperasi pada 2017. Satelit ini memberikan layanan komunikasi kepada wilayah Afrika, Asia, dan Eropa.
Kehilangannya berdampak signifikan pada pelanggan yang bergantung pada layanan satelit tersebut, terutama di pasar-pasar utama yang dilayaninya.Insiden ini menjadi pukulan lain bagi Boeing, yang sudah menghadapi kritik tajam terkait proyek luar angkasanya.
Sebelumnya, Boeing menghadapi masalah teknis pada pesawat antariksa Starliner-nya, yang gagal docking dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Akibatnya, dua astronot—Sunita Williams dan Barry Wilmore—terpaksa menunda perjalanan pulang dan harus kembali menggunakan pesawat SpaceX Dragon pada Februari mendatang.
Boeing, bersama SpaceX, memenangkan kontrak untuk merancang dan mengembangkan pesawat antariksa yang dapat digunakan kembali untuk mengangkut astronot ke dan dari ISS. Namun, serangkaian masalah teknis terus mencoreng reputasi perusahaan tersebut.