Perlombaan Satelit Orbit Rendah Elon Musk VS Jeff Bezos Dimulai, Siapa Menang?
Jeff Bezos mulai melirik satelit orbit rendah. Meski belakangan, pemilik Amazon juga punya ambisi.
Jeff Bezos mulai melirik satelit orbit rendah. Meski belakangan, pemilik Amazon juga punya ambisi.
Perlombaan Satelit Orbit Rendah Elon Musk VS Jeff Bezos Dimulai, Siapa Menang?
Tampaknya Elon Musk memiliki saingan dalam usaha ‘dominasi’ luar angkasanya.
Salah satunya adalah Jeff Bezos, pemilik Amazon sekaligus orang terkaya ketiga di dunia. Satelit-satelitnya telah mulai diluncurkan ke orbit beberapa waktu yang lalu.
Menurut laporan The Guardian, Senin (16/10), usaha Bezos dalam ikut mendominasi luar angkasa telah dimulai sejak lama. Pada tahun 2021, dia pernah meluncur ke luar angkasa, tepatnya di orbit rendah Bumi. Meski begitu, usahanya menggenggam bisnis luar angkasa ini mengalami berbagai macam masalah.
Berkali-kali, proyek miliknya gagal atau tertunda dalam meluncurkan perangkat-perangkat ke orbit.
Baru pada 6 Oktober kemarin roketnya berhasil meluncurkan sepasang prototipe pertamanya dari United Launch Alliance menggunakan roket Atlas V.
Kesulitan-kesulitan ini tidak memadamkan niat Bezos dalam melakukan peluncuran-peluncuran lainnya.
Terbaru, Bezos berencana untuk meluncurkan 3.236 satelit pada tahun 2029.
Meski jumlahnya banyak, tetapi tetap ada kesenjangan jumlah yang besar antara SpaceX dan Amazon. Victoria Samson, Director Secure World Foundation, menyatakan bahwa Amazon terlihat ‘lucu’ sekarang.
"Rencana Amazon memiliki 3.000 satelit terlihat menggemaskan sekarang, jika Anda melihat berapa banyak satelit SpaceX yang ada,"
Victoria Samson, Director Secure World Foundation
SpaceX Tak Boleh Jumawa
Namun meskipun SpaceX adalah pelopor, bukan berarti usaha perusahaan-perusahaan lainnya bisa diremehkan. Bukan hanya Amazon, banyak perusahaan lain yang juga berusaha mengejar SpaceX dalam dominasi ruang luar angkasa.
Perusahaan Eutelsat OneWeb telah memiliki 634 satelit di orbit rendah Bumi. Di tempat yang sama di mana satelit Starlink milik SpaceX beroperasi.
Ada masalah yang timbul dari perlombaan saling mengejar ini. Kini, bukan hanya satelit yang berada di orbit Bumi. Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), ada lebih dari 30.000 potongan puing luar angkasa dengan ukuran lebih dari 10 cm berada di orbit Bumi. Lebih dari setengahnya berada di orbit ruang rendah yang sedang diperebutkan oleh perusahaan dan pemerintah.
Beberapa penelitian di NASA juga semakin sulit dilakukan karena banyaknya puing-puing luar angkasa. Biasanya, puing-puing ini berupa pecahan roket, puing muatan, atau satelit yang telah ditinggalkan.
Dikhawatirkan, puing-puing ini akan kembali mendarat di Bumi dan membahayakan kehidupan.