Pentagon Mulai Was-was dengan Satelit Baru SpaceX
Pentagon semakin khawatir tentang dominasi SpaceX dalam kontrak pemerintah AS, terutama setelah laporan komunikasi Elon Musk dengan Vladimir Putin mencuat.

SpaceX baru saja meluncurkan satelit mata-mata generasi terbaru untuk pemerintah AS, namun sejumlah pejabat Pentagon dilaporkan merasa resah.
Dalam wawancara dengan New York Times, pejabat Pentagon dan konsultan industri antariksa mengungkapkan kekhawatiran tentang kerahasiaan satelit ini, terutama setelah terungkap bahwa Elon Musk sering berkomunikasi dengan Vladimir Putin.
Pekan lalu, Wall Street Journal mengungkapkan bahwa Musk telah sering melakukan panggilan telepon dengan Putin sejak 2022. Dalam salah satu percakapan, Putin meminta Musk untuk tidak menyediakan layanan internet satelit Starlink di Taiwan sebagai "bantuan" bagi Presiden China, Xi Jinping.
Hingga kini, Taiwan memang tidak memiliki cakupan Starlink, yang menunjukkan bahwa Musk mungkin telah memenuhi permintaan tersebut. Administrator NASA, Bill Nelson, secara terbuka menyatakan kekhawatirannya terkait komunikasi tersebut, dan pejabat Pentagon dilaporkan juga memiliki kekhawatiran serupa.
Beberapa pihak menilai bahwa pemerintah AS mungkin terlalu bergantung pada SpaceX, yang semakin terkait dengan pandangan konspiratorial dan politik kanan jauh.
Ancaman Monopoli

Tiga pejabat Pentagon yang diwawancarai secara anonim oleh NYT menyatakan kekhawatiran bahwa SpaceX dapat menciptakan monopoli, terutama karena NASA dan Pentagon hampir secara eksklusif menggunakan SpaceX untuk kontrak antariksa.
Dalam sebuah laporan sebelumnya, Defense Science Board Pentagon memperingatkan bahwa ketergantungan pada satu vendor dapat memicu monopoli, yang dapat menghambat inovasi dan menaikkan harga.
Mandy Vaughn, anggota dewan dan CEO konsultan antariksa GXO, bahkan menganggap dominasi SpaceX sebagai ancaman yang serius.
“Tidak ada kompetisi peluncuran atau pesawat ruang angkasa yang tidak bisa dikendalikan SpaceX. Ini adalah masalah besar,” ungkap Vaughn.
Akhirnya, ini menjadi masalah besar ketika orang yang memegang sebagian besar kontrak antariksa pemerintah AS sering berkomunikasi dengan salah satu negara pesaing utama kita — dan kini, dia memegang kendali atas peluncuran satelit mata-mata terbaru.