Pemerintah Terkesan Ngotot Ingin Satelit Starlink Elon Musk Masuk Indonesia, Ada Apa?
Ada hal lain nampaknya dari rayuan pemerintah ke Elon Musk untuk hadirkan satelit Starlink.
Ada hal lain nampaknya dari rayuan pemerintah ke Elon Musk untuk hadirkan satelit Starlink.
Pemerintah Terkesan Ngotot Ingin Satelit Starlink Elon Musk Masuk Indonesia, Ada Apa?
Executive Director ICT Institute, Heru Sutadi menilai dirayunya Elon Musk agar satelit Starlink masuk ke Indonesia bisa jadi hanya gula-gula agar Tesla mau berinvestasi di negeri ini.
Pasalnya, ia menduga Elon sendiri mengincar pasar Indonesia untuk satelit Starlinknya. Sementara Indonesia mengincar investasi Tesla.
“Jadi trade off begitu nampaknya,” kata Heru.
Menurutnya, trade off dalam investasi sah-sah saja asal tidak mengorbankan kepentingan nasional. Apalagi bila dipastikan jika Starlink ingin bebas berjualan tanpa menggandeng operator seluler yang sudah ada di Indonesia.
Apabila itu terjadi, justru akan berbahaya bagi kelangsungan industri telekomunikasi negeri ini. Sejauh ini Starlink telah menggandeng Telkomsat.
“Karena kita berada di posisi tidak setara dan meminta, ini kemudian dijadikan Elon Musk sebagai alat bargaining untuk masuknya Starlink yang di Indonesia masih kurang dapat dukungan, padahal Indonesia adalah pasar internet dan telekomunikasi yang besar,” ujar Heru Sutadi kepada Merdeka.com, Kamis (7/9).
Sebelumnya, pemerintah nampaknya makin serius ingin mengundang Elon Musk menghadirkan layanan satelit Starlinknya ke Indonesia.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Iya, kita lihat kalau semua deal-nya selesai, kita harapkan (Elon Musk datang ke Indonesia) Oktober. Untuk Starlink,"
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (5/9).
Sementara itu, Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Zulfadly Syam pun heran kenapa pemerintah terkesan ingin menggelar karpet merah untuk Elon Musk.
Menurut Zul, jika semangatnya ingin gotong royong menghadirkan akses internet di wilayah 3T, APJII terbuka untuk berdiskusi.
"Banyak dari anggota-anggota Internet Service Provider (ISP) kami juga ada yang bisa menjangkau daerah 3T,"
Sekjen APJII, Zulfadly Syam.
Lebih bijak, kata Zul, jika persoalannya adalah akses internet di wilayah 3T, pemerintah semestinya mendahulukan industri telekomunikasi lokal dibandingkan harus meminta bantuan Elon Musk.
Ia pun tak memungkiri teknologi yang dipakai di Satelit Starlink bisa membantu akses internet di wilayah 3T. Namun apa salahnya, industri telekomunikasi dalam negeri dilibatkan dalam diskusi.
"Tata kelolanya yang semestinya dapat dipahami oleh pemerintah," ungkap dia.
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) telah meluncurkan satelit SATRIA-1 sebagai solusi fasilitas publik di daerah 3T untuk akses internet. Jenis satelitnya pun High Throughput Satellite (HTS) atau khusus internet.