Berapa Jarak Bumi ke Bulan? Pertanyaan Sederhana yang Buat Ilmuwan Pusing Jawabnya
Bukan perkara mudah bagi ilmuwan menentukan jarak Bumi ke Bulan. Meski sudah ada literatur yang menyebutnya. Namun sifatnya pro dan kontra.
"Seberapa jauh jarak Bulan dari Bumi?" pertanyaan ini terlihat sederhana, namun pada kenyataannya lebih rumit dari sekadar angka.
Mengapa begitu? Menurut Craig Hardgrove, seorang profesor di bidang eksplorasi bumi dan luar angkasa dari Arizona State University mengatakan, jarak rata-rata yang sering dikutip adalah 384.400 kilometer atau 238.855 mil, yang merupakan perkiraan yang baik.
-
Berapa jarak Bulan menjauh dari Bumi setiap tahunnya? Dari hasil penelitian mereka, ternyata Bulan secara konsisten menjauhi Bumi dengan jarak sekitar 3,82 cm setiap tahunnya.
-
Mengapa Bulan menjauh dari Bumi? Dampaknya adalah panjang hari rata-rata di Bumi akan semakin lama.
-
Bagaimana ilmuwan meneliti objek di Bulan? Mengutip Gizmodo, Sabtu, (18/11), untuk mengetahui lebih lanjut lagi, kemudian para peneliti menggunakan teknologi berkekuatan tinggi untuk mengamati booster dan mengukur perubahan cahaya dan pergerakan dari alat tersebut.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di Bulan? Ilmuwan mengonfirmsi penemuan gua bawah tanah di Bulan, tidak jauh dari lokasi di mana Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mendarat 55 tahun lalu.
-
Apa misi NASA di Bulan? Sebagaimana diketahui, misi yang diberi nama Artemis ini akan mengirimkan empat manusia untuk mengorbit bulan. Rencananya misi itu akan dilakukan pada November 2024, disusul dengan pendaratan manusia pertama di bulan lebih dari setengah abad setahun kemudian.
“Namun, orbit Bulan berbentuk elips, sehingga jaraknya dari Bumi bervariasi,” jelas dia dikutip LiveScience, Selasa (8/10).
Jarak tersebut berkisar dari sekitar 356.470 kilometer (221.500 mil) saat berada di titik terdekat dengan Bumi, yang disebut perigee, hingga 405.600 kilometer (252.000 mil) di titik terjauh, yang disebut apogee.
Jarak pada apogee begitu jauh sehingga tujuh planet lain di tata surya (Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus) bisa muat di antara Bumi dan Bulan. Eksperimen ini memungkinkan jika diameter rata-rata planet-planet tersebut dijumlahkan menghasilkan total 380.016 km (236.100 mil).
Dengan menggunakan reflektor yang ditinggalkan di permukaan Bulan pada 1960-an dan 1970-an, para ilmuwan saat ini dapat memancarkan laser berdaya tinggi ke arah Bulan dan mengukur kecepatan pantulannya untuk menentukan jarak Bulan dari Bumi.
Faktanya, Bulan bersinar 30% lebih terang dan tampak 14% lebih besar dalam diameter saat berada di perigee dibandingkan dengan saat berada di apogee.
"Perubahan ini kadang-kadang disebut sebagai 'supermoon' ketika Bulan berada di titik terdekat, dan 'micromoon' saat berada di titik terjauh," katanya.
Meskipun jarak dan fase Bulan mengikuti siklus bulanan sekitar 27 hari, keduanya tidak langsung terkait. Untuk sebagian besar kasus, jarak rata-rata antara Bumi dan Bulan cukup akurat bagi publik umum.
Namun, beberapa kasus — seperti merencanakan misi untuk mengorbit atau mendaratkan pesawat luar angkasa di Bulan — membutuhkan pengukuran yang lebih tepat.
Untungnya bagi para peneliti Bulan, pertimbangan ini jauh lebih ringan dibandingkan dengan misi ke Mars, yang memiliki variasi jarak sebesar 56 juta km (35 juta mil), dibandingkan dengan Bulan yang hanya sekitar 50.000 km (31.000 mil).
"Variasi jarak antara perigee dan apogee dapat mempengaruhi waktu perjalanan dengan margin kecil. Tetapi faktor lain seperti lintasan, kondisi lokasi pendaratan, dan pencahayaan matahari cenderung lebih penting untuk dipertimbangkan dalam misi ke Bulan,” jelas dia.
Noah Petro, ilmuwan proyek untuk Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA, mengatakan sejauh ini manusia beruntung bisa mengamati Bulan pada bagian yang sangat istimewa dari perjalanannya menjauh dari Bumi.
"Pada awal sejarah Bulan, jaraknya jauh lebih dekat, tetapi Bulan telah perlahan-lahan menjauh dari Bumi selama lebih dari 4 miliar tahun. Kita beruntung hidup di masa ketika Bulan berada pada jarak saat ini, karena kita bisa menyaksikan momen-momen magis ketika Bulan menutupi Matahari dan menciptakan gerhana matahari total,” jelas dia.