Arkeolog Temukan Bukti Manusia Purba di Zaman Batu Sudah Mulai Bertani 5.400 Tahun Lalu, Ada Lumbung Sampai Sisa Tanaman
Penemuan ini berhasil mengungkap kompleks pertanian “tertua dan terbesar” di Afrika.
Studi terbaru melaporkan temuan adanya bukti masyarakat pertanian awal yang sebelumnya terlupakan dari periode Neolitikum.
Temuan tersebut berada di situs arkeologi Oued Betht di Maroko, situs yang sebelumnya sudah lama dikenal tapi terabaikan.
-
Kapan manusia purba tinggal di wilayah ini? Temuan di lereng timur gua memberikan informasi yang lebih tepat bagi para peneliti dalam hal ekskavasi, membawa mereka kembali ke 86.000 tahun yang lalu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Zaman Batu? Peneliti menemukan belasan kasus pembunuhan terkait dengan tumbal di Eropa Zaman Neolitikum yang berlangsung dalam kurun waktu 2.000 tahun.
-
Siapa yang menemukan artefak Zaman Batu? Dikutip dari Daily Sabah, para arkeolog juga menemukan berbagai artefak di situs ini.
-
Siapa yang menemukan Fosil Manusia Purba? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan.
-
Kapan fosil manusia purba ditemukan? Dilansir Ancient Origins, arkeolog pertama kali menemukan fosil ini di Hualongdong, China Timur pada 2019 lalu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di situs pemukiman kuno? Para arkeolog menemukan sekitar seratus biji-bijian sereal yang bertunas di Archondiko, rumah seorang Archon atau penguasa di zaman kuno.
Penemuan di situs tersebut telah berhasil mengungkap kompleks pertanian “tertua dan terbesar” di Afrika yang berada di luar wilayah koridor Sungai Nil, seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (24/9).
Para peneliti memperkirakan masyarakat pertanian yang sebelumnya tidak dikenal ini hidup antara 3.400 SM dan 2.900 SM.
Maghreb (istilah yang digunakan untuk merujuk ke Afrika barat laut) diketahui telah memainkan peran penting selama periode Zaman Batu Tua, dan Zaman Besi, serta periode Islam.
Namun, terdapat kesenjangan dalam arkeologi di wilayah tersebut selama milenium ke-4 dan ke-1 SM. Pada rentang waktu ini sebagian besar wilayah Mediterania tengah mengalami perubahan dinamis sedangkan di Afrika tidak banyak informasi yang disebutkan
Tim penelitian yang dipimpin Cyprian Broodbank, Giulio Lucarini, Youssef Bokbot dari tiga universitas berbeda melakukan penelitian lapangan di situs Oued Beht. Para peneliti mengungkap keberadaan permukiman pertanian berskala besar di wilayah ini.
Selain itu, tim peneliti juga menemukan sisa-sisa tanaman dan hewan peliharaan yang belum pernah ada sebelumnya, serta artefak tembikar dan batu. Semua artefak itu berasal dari periode Neolitikum.
Lumbung Hasil Tani
Penggalian di lokasi ini juga mengungkap bukti adanya lumbung penyimpanan hasil tani berupa lubang yang sangat dalam. Situs-situs dengan lubang yang serupa juga ditemukan di sisi lain Selat Gibraltar, seberang Laut Tengah di Semenanjung Iberia di Eropa.
Menurut para peneliti, bukti seperti ini menunjukkan gambaran komunitas lokal yang kompleks dan saling berhubungan dengan orang-orang sezaman mereka di Iberia selatan.
Secara keseluruhan, temuan terbaru ini menunjukkan bahwa Oued Beht dan bagian barat laut Maghreb memainkan peran penting di wilayah Mediterania yang lebih luas selama milenium ke-4 SM.
"Selama lebih dari satu abad, hal terakhir yang tidak diketahui dari prasejarah Mediterania adalah peran yang dimainkan oleh masyarakat di pesisir Afrika selatan Mediterania di sebelah barat Mesir," kata penulis studi tersebut dalam siaran pers.
"Penemuan kami membuktikan bahwa kesenjangan ini bukan disebabkan oleh kurangnya aktivitas prasejarah yang besar, tetapi karena kurangnya penelitian dan penerbitan,” ungkap para penulis
“Oued Beht kini menegaskan peran utama Maghreb dalam kemunculan masyarakat Mediterania dan masyarakat Afrika yang lebih luas," kata para.
Mereka melanjutkan bahwa sangat penting untuk mempertimbangkan situs Oued Beht dalam hubungannya yang mencangkup masyarakat di Afrika dan di Eropa selama 4.000 dan 3.000 SM dan melihat bahwa Afrika memberikan kontribusi besar terhadap pembentukan dunia sosial tersebut.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti