Arkeolog Temukan Bekas Lahan Pertanian Berusia 5.000 Tahun, Berisi Kapak Sampai Sisa Benih Tanaman
Situs ini sempat terbengkalai selama satu abad sebelum dilakukan penggalian baru-baru ini.
Seorang arkeolog asal Maroko, Youssef Bokbot berhasil mengungkap misteri situs arkeologi kuno yang terabaikan hampir satu abad. Situs ini pertama kali ditemukan oleh penjajah Prancis pada tahun 1930-an yang disebut Oued Beth.
Situs arkeologi Oued Beth ini terletak di Afrika di luar Sungai Nil atau sekarang disebut Maroko. Bokbot bekerja sama dengan pakar lain untuk melakukan penggalian di situs tersebut dan menemukan sisa-sisa peralatan pertanian.
-
Dimana penemuan artefak 5000 tahun ini? Artefak itu ditemukan selama penggalian di situs arkeologi Yuanbaoshan di Aohan Banner di Kota Chifeng yang telah berlangsung empat bulan dari bulan Mei.
-
Di mana petani menemukan artefak tersebut? Seorang petani di Spanyol tak sengaja menemukan artefak kuno saat sedang mencabut pohon zaitun di daerah semak di Baena.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di situs pemukiman kuno? Para arkeolog menemukan sekitar seratus biji-bijian sereal yang bertunas di Archondiko, rumah seorang Archon atau penguasa di zaman kuno.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog? Para arkeolog atau ilmuwan menemukan fosil laba-laba raksasa di New South Wales, Australia.
Giulio Lucarini, arkeolog asal Institut Ilmu Warisan di Universitas Italia mengatakan kepada Live Science bahwa di situs tersebut ditemukan pecahan tembikar dan kapak yang dipoles dalam jumlah yang sangat banyak.
Dilansir Live Science, uji radiokarbon pada sampel arang dan benih mengungkap situs tersebut berasal dari sekitar 3.400 hingga 2.900 SM. Kelompok yang mendiami situs ini kemungkinan memiliki latar belakang genetik yang beragam.
Bokbot menuliskan pada studi yang diterbitkan tahun 2023, para penggembala tradisional dari Sahara, serta orang-orang yang berasal dari Semenanjung Iberia dan Timur Tengah, kemungkinan telah menetap di daerah ini.
Sisa Benih
Para peneliti memperkirakan masyarakat yang mendiami situs ini telah melakukan pertanian dan penggembalaan. Hal tersebut ditunjukan dari bukti temuan benih-benih jelai, gandum, kacang polong, zaitun, dan pistachio serta sisa-sia domba, kambing, babi dan sapi.
Mereka juga diperkirakan telah melakukan perdagangan dengan banyak kelompok masyarakat. Hal tersebut terbukti dari banyaknya temuan tembikar dan kepala kapak batu yang kemungkinan besar diperdagangkan dengan banyak masyarakat Zaman Perunggu dan Tembaga, seperti masyarakat di Semenanjung Iberia dan, mungkin, Mesir dan Mesopotamia.
Sebelumnya, para arkeolog mengira situs Oued Beth hanya dihuni oleh para pengumpul dan pemburu melihat tak pernah ditemukannya sisa-sisa peninggalan pertanian. Namun, dengan ditemukannya situs ini membantu mengungkap misteri kehidupan manusia purba yang hidup di luar Sungai Nil.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti