Ahli Astronomi Ungkap Planet Ini Bisa Jadi Gambaran Bumi di Masa Depan, di Sini Lokasinya
Planet yang dijadikan ilustrasi oleh para ilmuwan mengorbit pada jarak yang kira-kira dua kali jarak Bumi ke Matahari.
Ahli astronomi mengungkap kondisi planet Bumi dalam 8 miliar tahun ke depan dengan meneliti planet KMT-2020-BLG-0414, yang terletak sekitar 4.000 tahun cahaya dari Bumi. Menurut para ahli, planet tersebut bisa memberikan wawasan mengenai planet Bumi di masa depan.
Dikutip dari Live Science, planet KMT-2020-BLG-0414 ditemukan mengorbit sebuah katai putih, yaitu sisa-sisa bintang yang telah mati dan tidak memancarkan cahaya. Katai putih ini mirip dengan planet berbatu.
-
Dimana planet mirip bumi itu ditemukan? Ia terletak 4.000 tahun cahaya dari Bumi.
-
Planet baru apa yang bisa dihuni? Para ilmuwan telah menemukan planet baru yang berpotensi mendukung kehidupan manusia, bernama Gliese 12b.
-
Apa yang akan terjadi pada Bumi? Pembentukan superbenua ini diperkirakan akan berdampak besar pada perubahan iklim di Planet Bumi.
-
Dimana planet lain berada? Saat ini, semua planet yang sudah ditemukan berada di Galaksi Bima Sakti. Belum ada planet di luar Galaksi Bima Sakti yang benar-benar ditemukan.
-
Dimana planet-planet ini berada? Exoplanet adalah galaksi lain di luar tata surya.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di dalam Bumi? Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan dari China Academy of Sciences mengklaim mereka menemukan bukti tambahan yang mendukung kebenaran teori ini. Mereka berpendapat potongan besar dari Theia mungkin terperangkap dalam lapisan dalam Bumi.
Planet tersebut mengorbit pada jarak yang sekitar dua kali lipat dari jarak Bumi ke Matahari, yang menunjukkan bahwa planet berbatu dapat terbentuk dan bertahan di sekitar bintang katai putih meskipun berada pada jarak yang berbeda dari bintang induknya.
KMT-2020-BLG-0414 adalah sebuah planet ekstrasurya yang terdeteksi menggunakan metode mikrolensing gravitasi. Diperkirakan, ukuran planet ini mirip dengan Neptunus dan mengorbit bintang yang lebih kecil dibandingkan dengan matahari kita. Penemuan KMT-2020-BLG-0414 dilakukan melalui proyek Korea Microlensing Telescope Network (KMTNet), yang memanfaatkan jaringan teleskop di seluruh dunia untuk mengamati perubahan cahaya dari bintang-bintang yang jauh.
Metode mikrolensing gravitasi terjadi ketika gravitasi dari sebuah bintang atau planet memengaruhi cahaya dari bintang lain yang berada di belakangnya, menghasilkan efek lensa yang dapat diukur. Para astronom berpendapat bahwa KMT-2020-BLG-0414 mencerminkan kondisi Bumi jika berhasil bertahan dari bencana akibat transformasi matahari yang diperkirakan akan terjadi dalam lima hingga enam miliar tahun ke depan.
Perubahan pada Matahari
Menurut informasi yang dirilis NASA pada Rabu (2/10), matahari merupakan bintang dengan ukuran sedang yang terbentuk dari gas panas, sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Bintang ini memancarkan cahaya dengan cara membakar hidrogen menjadi helium di bagian intinya.
Ketika pasokan hidrogen habis, bintang akan mulai membakar helium, yang mengakibatkan pelepasan energi yang sangat besar, sehingga matahari dapat membesar hingga ratusan atau bahkan ribuan kali lipat dari ukuran aslinya. Fenomena ini diperkirakan akan terjadi sekitar 5 hingga 6 miliar tahun ke depan.
Saat matahari berubah menjadi bintang raksasa merah, ia akan menghancurkan planet-planet terdekat, termasuk Merkurius, Venus, Mars, dan Bumi. Para astronom memperkirakan bahwa jika Bumi selamat dari perubahan tersebut, kondisi planet kita akan mirip dengan KMT-2020-BLG-0414, yang akan menjauh dari matahari yang sedang mengalami kematian.
Mengutip dari situs Space, peneliti masih belum dapat memastikan apakah Bumi akan selamat dari peristiwa tersebut. Hal ini disebabkan oleh perkiraan bahwa planet kita hanya memiliki waktu sekitar 1 miliar tahun lagi sebelum lautan menguap akibat efek rumah kaca yang semakin parah.
Eksistensi Kehidupan
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Astronomy pada 26 September 2024 mengungkapkan bahwa planet KMT-2020-BLG-0414 berada di dekat benjolan tebal atau "bulge" dari galaksi Bima Sakti. Penemuan planet ini dilakukan oleh para astronom pada tahun 2020 saat planet tersebut melintas di depan cahaya sebuah bintang yang berjarak 25.000 tahun cahaya dari Bumi.
Dengan mengamati fenomena mikrolensa gravitasi, para ilmuwan dapat menyimpulkan bahwa Bumi mungkin memiliki nasib yang serupa dengan planet tersebut. Untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai sistem planet ini, tim dari University of California, Berkeley menggunakan teleskop Keck berukuran 10 meter yang berada di Hawaii.
Penelitian ini memakan waktu tiga tahun sebelum para peneliti dapat mengonfirmasi bahwa planet tersebut adalah sebuah bintang katai putih. Meskipun KMT-2020-BLG-0414 menunjukkan bahwa Bumi memiliki kemungkinan untuk menghindari nasib ditelan oleh Matahari, planet tersebut pada akhirnya akan menjadi bintang mati yang tidak mendukung kehidupan.