Ilmuwan Ungkap Bumi Pernah Miliki Cincin Seperti Planet Saturnus 466 Juta Tahun Lalu
Hipotesis ini tidak hanya bisa menjelaskan periode dampak yang luar biasa yang tercatat dalam sejarah geologi bumi, tetapi juga telah memengaruhi iklim Bumi.
Sebuah penelitian terbaru menantang apa yang selama ini kita ketahui tentang planet bumi ini, yang menunjukan sebelumnya sekitar 466 juta tahun yang lalu bumi memiliki sebuah cincin layaknya planet Saturnus.
Hipotesis ini tidak hanya bisa menjelaskan periode dampak yang luar biasa yang tercatat dalam sejarah geologi bumi, tetapi juga telah memengaruhi iklim planet bumi ini.
-
Kenapa para ilmuwan percaya bahwa Bumi memiliki cincin? Para peneliti meyakini bahwa pola tumbukan yang terkonsentrasi di wilayah khatulistiwa ini terbentuk setelah sebuah asteroid besar melewati Bumi. Ketika asteroid tersebut mendekati batas Roche, ia terpecah karena gaya pasang surut, membentuk cincin puing di sekitar Bumi, mirip dengan cincin yang terlihat di sekitar Saturnus dan planet raksasa gas lainnya.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan bukti cincin Bumi? Mengutip Phys.org, Selasa (17/9), hipotesis menarik dipublikasikan dalam Earth and Planetary Science Letters, dan didasarkan pada rekontruksi tektonik lempeng selama periode Ordovisium yang mencatat lokasi 21 kawah tumbukan asteroid. Semua kawah ini ditemukan dalam jarak 30 derajat dari ekuator, meskipun lebih dari 70 persen kerak benua Bumi berada di luar wilayah tersebut, sebuah anomali yang tidak bisa dijelaskan oleh teori konvensional.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan tentang Bumi di masa lampau? Penemuan baru tentang sejarah kuno Bumi menunjukkan bahwa planet ini mungkin pernah memiliki sistem cincin sekitar 466 juta tahun yang lalu, pada awal periode pemboman meteorit yang sangat intens, yang dikenal sebagai lonjakan dampak Ordovisium.
-
Apa yang terjadi pada cincin Saturnus? Menurut NASA, Saturnus bukanlah satu-satunya planet yang memiliki cincin, namun cincin pada planet Saturnus dapat dikatakan paling spektakuler dan kompleks.
-
Berapa usia Bumi? Dilaporkan ScienceFocus, Jumat (7/7), faktanya Bumi telah berusia 4,54 miliar tahun.
Bumi memiliki sejarah yang rumit dengan material dari tata surya kita, yang paling terkenal adalah tumbukan Chicxulub yang menyebabkan punahnya dinosaurus sekitar 66 juta tahun lalu pada awal periode Ordovisium meniggalkan kawah tumbukan di beberapa wilayah seperti di teluk Meksiko.
Ketika asteroid menghantam bumi, asteroid yang jatuh cenderung menyebar di lokasi yang acak mirip seperti tumbukan yang terjadi pada bulan dan planet Mars, tetapi hal itu tidak terjadi pada kawah tumbukan Ordovisium
Profesor Andy Tomkins dan rekannya dari Universitas Monash Australia tengah menyelidiki dampak tumbukan Ordovisium ini dengan melakukan penghitungan luas permukaan bumi yang menyimpan sisa material tumbukan kawah ini. Mereka menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang secara geologis sesuai di seluruh planet bumi.
Wilayah tersebut meliputi Australia barat, Afrika, Kraton Amerika Utara (Laurentia), dan beberapa bagian Eropa. Dari wilayah itu mereka menemukan 30 persen di wilayah daratan yang cocok ternyata berada dekat dengan garis khatulistiwa.
Tim tersebut meyakini pola tumbukan ini mungkin terjadi setelah sebuah asteroid mendekati bumi. Asteroid yang terlalu dekat dengan bumi akhirnya pecah menjadi bagian-bagian kecil yang membentuk cincin puing yang mengelilingi bumi.
“Selama jutaan tahun, material dari cincin ini secara bertahap jatuh ke Bumi, menciptakan lonjakan dampak meteorit yang diamati dalam catatan geologi,” Profesor Tomkins menjelaskan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari IFL Science, Rabu (18/9).
“Kami juga melihat bahwa lapisan-lapisan batuan sedimen dari periode ini mengandung sejumlah besar puing meteorit.”
Halangi Sinar Matahari
Hasil penelitian itu menunjukan asteroid yang jatuh ke bumi membentuk kawah tumbukan aneh dari di bumi, hasil penelitian itu juga memberikan pengaruh pada bentuk iklim yang aneh di bumi
“Yang membuat temuan ini semakin menarik adalah potensi implikasi iklim dari sistem cincin tersebut,” imbuh Tomkins.
Para peneliti itu berspekulasi bahwa cincin yang terbentuk di sekitar bumi telah membentuk bayangan di atas bumi yang menghalangi sinar matahari. Hal ini dapat berkontribusi pada peristiwa glasialisasi pada Hirnatian Icehouse sekitar 500 juta tahun terakhir di sejarah bumi
“Gagasan bahwa sistem cincin dapat memengaruhi suhu global menambah lapisan kompleksitas baru pada pemahaman kita tentang bagaimana peristiwa luar angkasa dapat membentuk iklim Bumi,” kata Tomkins.
Studi ini menarik perhatian yang lebih luas tentang dampak yang mungkin ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa langit terhadap sejarah evolusi Bumi sekaligus menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan sistem cincin lain yang sebelumnya tidak diketahui. Mungkinkah Bumi memiliki cincin lain di masa lalu? Jika demikian, apa dampaknya terhadap iklim planet kita dan evolusi kehidupan secara umum?
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti
- BI Klaim Penguatan Rupiah Lebih Baik dari Won Korea dan Ruppe India
- Periode 2014-2023, BRI Setor ke Kas Negara Berkisar Rp3,6 triliun hingga Rp23,23 triliun.
- Ilmuwan Ungkap Bumi Pernah Miliki Cincin Seperti Planet Saturnus 466 Juta Tahun Lalu
- Atap PON Aceh Ambruk, Menteri PUPR dan Menpora Dipanggil Menko PMK untuk Rapat Evaluasi
- Bank Indonesia Prediksi Suku Bunga The Fed Bakal Turun 3 Kali di Tahun 2024
Berita Terpopuler
-
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024 -
VIDEO: Tegas! Jokowi Respons Carut Marut PON 2024 "Tiap Event Besar Pasti Ada Koreksi"
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Kaesang Klarifikasi ke KPK, Jokowi: Semua Warga Negara Sama di Mata Hukum
merdeka.com 18 Sep 2024