Mengenal Fenomena Hujan Meteor, Ketahui Faktor Penyebab Terjadinya
Hujan meteor 2023 akan terjadi pada 11 dan 12 Agustus.
Hujan meteor 2023 akan terjadi pada 11 dan 12 Agustus.
Mengenal Fenomena Hujan Meteor, Ketahui Faktor Penyebab Terjadinya
Hujan meteor merupakan salah satu fenomena alam yang kerap terjadi. Ini adalah fenomena luar angkasa, di mana sejumlah meteor terlihat bersinar terang di malam hari. Fenomena astronomi ini juga sering dikenal dengan sebutan meteor jatuh. Di bulan Agustus, diperkirakan akan terjadi hujan meteor paraseid pada 11 dan 12 Agustus. Tahun lalu, hujan meteor terjadi bertepatan saat bulan purnama yang membuat meteor justru lebih redup dan sulit dilihat. Istimewanya, tahun ini hujan meteor terjadi dua hari sebelum bulan baru (fase new moon), sehingga akan tampak lebih terang dan jelas terlihat. Jika Anda penggemar berbagai fenomena luar angkasa, tentu momen hujan meteor sayang jika dilewatkan. Namun akan lebih menarik, jika Anda mengetahui lebih jauh apa yang dimaksud dengan hujan meteor. Selain itu, faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya hujan meteor. Lebih lanjut, Anda juga perlu mengetahui seberapa sering hujan meteor terjadi dan seberapa cepat meteor jatuh di angkasa. Dilansir dari laman Interesting Engineering, selengkapnya tentang fenomena hujan meteor.Mengenal Hujan Meteor
Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa.
-
Bagaimana hujan meteor terjadi? Fenomena ini terjadi saat Bumi melintasi jalur yang pernah dilalui oleh komet atau asteroid. Ketika Bumi melewati lintasan tersebut, puing-puing yang ditinggalkan oleh komet atau asteroid akan tertarik oleh gaya gravitasi dan memasuki atmosfer Bumi. Proses ini mengubah puing-puing tersebut menjadi meteor.
-
Apa nama hujan meteor yang terjadi di bulan Agustus 2023? Hujan meteor perseid akan mencapai puncaknya pada pukul 11.00 WIB tanggal 13 Agustus 2023.
-
Bagaimana proses terjadinya hujan meteor? Hujan meteor sendiri merupakan fenomena yang terjadi ketika Bumi melintasi orbit dari komet atau asteroid dan menabrak partikel-partikel kecil yang ditinggalkan oleh objek tersebut.
-
Apa penyebab Hujan Meteor Perseid? Hujan meteor Perseid adalah fenomena astronomis yang terjadi ketika Bumi melewati jejak debu komet Swift-Tuttle.
-
Bagaimana Hujan Meteor Orionid terjadi? Ketika Bumi melintasi jalur Komet Halley, partikel-partikel kecil tersebut memasuki atmosfer dengan kecepatan tinggi, mencapai hingga 66 km/detik. Gesekan yang terjadi selama proses ini menciptakan garis-garis berwarna yang sering terlihat seperti bintang jatuh.
-
Mengapa Hujan Meteor Perseid terjadi setiap tahun? Hujan meteor terjadi setiap tahun. Pada 2023 kali ini, hujan meteor berlangsung antara 14 Juli hingga 1 September, dengan puncaknya di sekitar pertengahan Agustus.
Jika Anda melihat bintang-bintang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, ini yang dinamakan dengan hujan meteor, atau yang sering disebut dengan bintang jatuh. Hujan meteor termasuk fenomena yang sering terjadi. Peristiwa bintang jatuh ini bisa dilihat dengan jelas di bumi pada malam hari. Di mana bintang-bintang akan terlihat lebih terang dibandingkan biasanya.
Kecuali, ketika peristiwa hujan meteor terjadi bertepatan dengan bulan purnama. Biasanya cahaya bulan purnama akan lebih terang sehingga cahaya bintang lebih redup dan tidak dapat terlihat dengan jelas. Ini seperti yang terjadi pada tahun lalu. Sementara tahun ini, diperkirakan hujan meteor terjadi dua hari sebelum bulan baru sehingga akan tampak jelas.
Penyebab Terjadinya Hujan Meteor
Berikutnya akan dijelaskan faktor apa saja yang menjadi penyebab hujan meteor.
Hujan meteor pada dasarnya adalah puing-puing luar angkasa yang jatuh melalui atmosfer bumi, dan terbakar saat masuk ke atmosfer. Saat Bumi mengorbit mengelilingi Matahari, meteor sering melewati puing-puing yang tersisa dari disintegrasi komet. Komet umumnya tidak tersusun dari bongkahan batuan padat. Inti komet terdiri dari kombinasi bahan es dan 'batuan' atau 'tanah' yang terkonsolidasi secara longgar. Ketika sebuah komet menjadi panas karena melewati Matahari, ia perlahan-lahan hancur. Penghancuran materi komet inilah yang menghasilkan ekor komet yang terlihat terang. Bagian inti komet bisa berukuran puluhan kilometer, sementara ekornya sendiri bisa terbentang hingga jutaan kilometer. Puing-puing berbatu dari komet, yang sebagian besar terdiri dari partikel berukuran pasir, terus mengorbit mengelilingi Matahari dekat dengan komet induknya. Ketika Bumi memotong orbit ini, komet dapat menabrak puing-puing batu, kemudian terbakar saat masuk ke atmosfer Bumi, dan menghasilkan hujan meteor yang terlihat.Seberapa Sering Terjadi Hujan Meteor
Selanjutnya, akan dijelaskan seberapa sering fenomena hujan meteor terjadi di angkasa. Seperti komet yang memiliki pola, hujan meteor juga memiliki jadwal tersendiri.
Hujan meteor yang terkait dengan orbit komet tertentu, biasanya terjadi pada waktu yang sama setiap tahun karena komet melintasi orbit Bumi pada waktu yang sama setiap tahun. Secara khusus, bulan November dikenal sebagai salah satu bulan terbaik dalam setahun untuk mengamati hujan meteor di langit, karena pada saat itulah orbit Bumi bersinggungan dengan orbit komet Tempel-Tuttle, menghasilkan hujan meteor Leonid.Ada dua hujan meteor yang biasa terjadi di bulan November. Ini dikenal dengan pancuran Andromedid dan Leonid, meskipun pancuran Andromedid umumnya tidak lagi terlihat dengan mata telanjang. Sementara Leonid cenderung menghasilkan badai meteor setiap 33 tahun atau lebih. Namun, karena beberapa bagian jalur komet terdapat lebih banyak puing-puing batu daripada yang lain, kekuatan hujan meteor dari komet tertentu cenderung bervariasi dari satu tahun ke tahun berikutnya. Hujan meteor cenderung paling sering terjadi ketika Bumi melintasi jalur komet tak lama setelah komet induknya lewat.
Seberapa Cepat Meteor Melintas di Angkasa
Terakhir, akan dijelaskan seberapa cepat meteor melintas di angkasa.
Sebelum, perlu dipahami bahwa meteor yang ada di langit sebenarnya hanyalah partikel seukuran kerikil yang hanya bisa dilihat ketika dalam kondisi panas karena efek memasuki atmosfer bumi. Bukan hanya dalam kondisi panas, hujan meteor juga hanya bisa dilihat ketika mencapai kecepatan yang luas biasa. Dalam hitungan kecepatan, umumnya hujan metero harus bergerak dengan kecepatan tinggi mulai dari dari 25.000 mph hingga 160.000 mph (11 km/detik hingga 72 km/detik).Konon, menurut sejarah, meteor Leonid cenderung lebih sering menghasilkan badai atau hujan meteor. Pada tahun 1966, aliran meteor ini menciptakan salah satu hujan meteor tertinggi yang pernah tercatat. Kecepatannya ribuan meteor per menit, meski badai hanya berlangsung sekitar 15 menit.