Indonesia dan China Jadi Negara Penyumbang Konsumsi Tertinggi Batu Bara
Konsumsi batubara global diprediksi mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024, menurut IEA.

Konsumsi Batubara Global Mencapai Rekor Baru
Konsumsi batubara global diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024, menurut laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA). Laporan ini menunjukkan bahwa permintaan batubara akan melampaui 8,9 miliar ton tahun ini, menandai rekor tahunan ketiga berturut-turut.
Proyeksi ini menunjukkan bahwa penggunaan batubara telah "bangkit kembali dengan kuat" setelah mengalami penurunan selama pandemi Covid-19. Hal ini terjadi di tengah prediksi bahwa tahun ini hampir pasti akan menjadi tahun terpanas dalam catatan sejarah, menurut pengamat iklim Uni Eropa, Copernicus.
Peningkatan Permintaan Batubara di China
China tetap menjadi konsumen batubara terbesar di dunia, bertanggung jawab atas lebih dari sepertiga penggunaan batubara global. Pada tahun 2024, permintaan batubara di China diperkirakan mencapai rekor 4,9 miliar ton, didorong oleh kebutuhan listrik yang terus meningkat dan ketergantungan yang tinggi pada pembangkit listrik berbahan bakar batubara.
Meskipun ada investasi besar dalam energi terbarukan seperti solar dan angin, konsumsi batubara di China tetap sangat tinggi. Negara-negara berkembang seperti India dan Indonesia juga turut berkontribusi pada lonjakan penggunaan batubara, yang mengimbangi penurunan di negara-negara maju seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Dominasi Asia dalam Perdagangan Batubara Global
Asia terus mendominasi perdagangan batubara global, dengan negara-negara seperti Turki melampaui Uni Eropa dalam volume impor. Sementara itu, ketergantungan Eropa terhadap batubara mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini menunjukkan pergeseran dalam pola konsumsi energi di berbagai belahan dunia.
IEA sebelumnya memprediksi bahwa permintaan batubara akan mencapai puncaknya pada tahun 2023. Namun, proyeksi ini telah direvisi, dan kini diperkirakan akan mencapai puncak pada tahun 2027, berdasarkan pola konsumsi di China di masa depan.
Kendala dalam Transisi Energi
Upaya untuk beralih dari penggunaan batubara telah menemui kendala. Negara-negara gagal memperkuat komitmen mereka untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil pada COP29 di Azerbaijan. Hal ini menunjukkan tantangan yang dihadapi dalam transisi menuju energi bersih.
Di Amerika Serikat, kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan menimbulkan kekhawatiran bahwa tujuan dan komitmen terkait iklim dapat terancam. Trump sebelumnya telah menyebut perubahan iklim sebagai "tipu daya," yang dapat mengganggu usaha global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.