Bukan dari Mitologi Yunani, Pemberian Nama di Wilayah Cincin Saturnus Berasal dari 60 Jenis Kucing
Cincin Saturnus yang memiliki nama khas terletak pada cincin F, bagian dari cincin yang berada di tepi terluar.
Tidak semua benda langit yang ditemukan memiliki asal nama dari mitologi Yunani atau nama penemunya. Beberapa fitur pada cincin Saturnus memiliki nama-nama yang terinspirasi dari kucing.
Dikutip dari laman Space, fitur-fitur unik di cincin Saturnus tersebut terdapat di cincin F, yang merupakan bagian terluar dari sistem cincin Saturnus. Melalui pengamatan dari wahana antariksa Cassini, para astronom berhasil mengidentifikasi banyak gumpalan serta benda-benda kecil mirip asteroid yang berada di cincin F. Awalnya, benda-benda langit di cincin F tersebut diberikan nama saat ditemukan.
-
Dari mana nama kucing diambil? Berikut ide nama kucing betina unik yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber:
-
Apa yang ditemukan di Saturnus? Sampel ini dipercaya memiliki banyak senyawa organik sebagai pembangun kehidupan di planet itu.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan tentang cincin Saturnus? Namun, data dari wahana antariksa Cassini milik NASA, yang tiba di Saturnus pada 2004, memberikan bukti sebaliknya. Cincin Saturnus terlihat sangat bersih, dengan 98 persen isinya berupa es air murni. Hal ini dianggap tidak wajar karena benda-benda di Tata Surya biasanya akan tertutup debu seiring waktu.
-
Apa yang ditemukan pada catatan geologi bumi tentang cincin Saturnus? 'Selama jutaan tahun, material dari cincin ini secara bertahap jatuh ke Bumi, menciptakan lonjakan dampak meteorit yang diamati dalam catatan geologi,' Profesor Tomkins menjelaskan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari IFL Science, Rabu (18/9). 'Kami juga melihat bahwa lapisan-lapisan batuan sedimen dari periode ini mengandung sejumlah besar puing meteorit.'
-
Apa arti kata kucing? Kucing adalah ungkapan rasa cinta
-
Apa saja nama kucing betina yang unik? Nama kucing betina bisa jadi inspirasi untuk Anda yang akan mengadopsi kucing. Sama seperti memberi nama pada bayi, Anda harus tahu jenis kelamin kucing Anda.
Contohnya, salah satu benda kecil di cincin F dinamakan Alpha Leonis Rev 9. Namun, para ilmuwan dari Cassini merasa bahwa nama tersebut terlalu rumit untuk diingat, sehingga mereka memutuskan untuk menggantinya dengan nama Mittens.
Mittens pertama kali terdeteksi oleh wahana Cassini pada bulan Desember 2007. Benda kecil yang memiliki diameter sekitar 600 meter ini terlihat saat melintas di depan bintang yang berada di latar belakang pandangan Cassini. Proses pengamatan Mittens menjadi lebih mudah karena benda tersebut menghalangi cahaya dari bintang, sehingga memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur ukuran dan bentuknya dengan akurat.
Selain Mittens, terdapat 60 nama kucing lainnya yang digunakan untuk menamai fitur di cincin F Saturnus, seperti Butterball, Fluffy, Garfield, Socks, dan Whiskers. Dengan mengkatalogkan benda-benda tersebut menggunakan nama kucing, para ilmuwan dapat memperkirakan dengan lebih tepat jumlah total material dan massa keseluruhan dari cincin Saturnus.
Cincin Saturnus Bakal Menghilang
Cincin Saturnus pertama kali terlihat oleh Galileo Galilei pada tahun 1610 menggunakan teleskop yang sederhana. Cincin ini mengelilingi ekuator Saturnus dan merupakan sistem cincin planet terluas di tata surya. Namun, para ilmuwan memperkirakan cincin Saturnus akan terus menipis dan mungkin menghilang di masa depan.
Pada 2025, cincin Saturnus akan tampak hilang dari pandangan. Fenomena ini terjadi akibat rotasi Saturnus pada porosnya, meskipun sebenarnya cincin tersebut tidak benar-benar hilang. Cincin Saturnus hanya akan terlihat semakin tipis, sehingga sulit dilihat oleh mata telanjang di Bumi. Penampakan cincin ini dapat berubah seiring waktu karena Saturnus berputar pada sumbu miring 26,7 derajat. Menariknya, fenomena ini terjadi setiap 13 hingga 15 tahun sekali.
Dikutip dari NASA pada Senin (9/12), fenomena ini disebabkan oleh cincin Saturnus yang hanya memantulkan sedikit cahaya, sehingga sulit untuk dilihat. Cincin Saturnus terakhir kali tampak menghilang pada tahun 2009 dan akan kembali terjadi pada 23 Maret 2025.
Sejak ditemukan Galileo Galilei pada tahun 1610, banyak ilmuwan yang mempelajari cincin ini. Misi Cassini-Huygens NASA juga mengungkapkan bahwa cincin Saturnus kemungkinan terbentuk sekitar 100 juta tahun yang lalu. Cincin planet ini terdiri dari partikel-partikel kecil berupa debu, es, dan batu yang berputar-putar. Ukuran partikel tersebut bervariasi, mulai dari yang sekecil debu hingga bongkahan besar. Ada beberapa teori mengenai asal-usul cincin Saturnus, salah satunya adalah pecahan komet atau asteroid yang terperangkap oleh gaya tarik planet, sehingga membentuk cincin di sekelilingnya.
Menurut pendapat lain, cincin Saturnus terbentuk setelah kehancuran sebuah bulan, di mana puing-puingnya kemudian membentuk cincin. Para astronom hingga kini belum dapat menentukan teori mana yang paling tepat mengenai sejarah terbentuknya cincin ini.
Cincin Saturnus terdiri dari beberapa lapisan, sehingga para astronom memberi nama pada masing-masing lapisan untuk memudahkan identifikasi. Cincin ini tidak statis, melainkan berputar. Jari-jari atau spokes muncul di dalam cincin pada waktu tertentu dan kemudian menghilang. Keunikan dari waktu kemunculannya adalah tidak tetap dan bervariasi tergantung pada lamanya sinar matahari menyinari cincin tersebut. Fenomena ini pertama kali dicatat oleh pesawat luar angkasa Voyager yang sedang memotret cincin Saturnus.