Curhat Eks Fisioterapis Timnas Indonesia dari Korsel, Sebut Shin Tae-yong Diberhentikan Tanpa Pemberitahuan
Eks fisioterapis Timnas Indonesia, Huh Ji-sub, mengungkapkan perasaannya yang terkejut atas pemecatan Shin Tae-yong dari posisi pelatih Skuad Garuda.
Huh Ji-sub, mantan fisioterapis Timnas Indonesia, mengungkapkan perasaannya mengenai pemecatan Shin Tae-yong dari posisi pelatih Skuad Garuda. Ia merasa terkejut dengan keputusan tersebut dan menyatakan, "Beberapa hari terakhir ini sangat sulit bagi saya. Pelatih kami diberhentikan secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan atau rencana sebelumnya," melalui akun Instagram pribadinya. I
"Keputusan itu tidak hanya mengejutkan, tetapi juga membuat saya merasa kosong dan kehilangan arah," imbuhnya.
Huh Ji-sub bergabung dengan Timnas Indonesia pada Agustus 2024, dan sosok asal Korea Selatan ini menjadi bagian dari tim fisioterapis Skuad Garuda.
Cita-cita Hu Ji-sub
Huh Ji-sub baru bergabung dengan Timnas Indonesia selama lima bulan. Sebelumnya, ia menjabat sebagai fisioterapis di dua klub sepak bola Korea Selatan, yaitu Suwong Samsung Bluewings dan Gangwon FC. "Saya datang ke Indonesia dengan hati, bukan hanya untuk pekerjaan. Indonesia sudah seperti rumah kedua saya. Saya menghabiskan masa SMP dan SMA di sini, dan ada ikatan emosional yang mendalam dengan negeri ini," ungkap Huh Ji-sub.
Ia memiliki harapan yang sederhana, yaitu 'memberikan kontribusi, sekecil apa pun, untuk membantu Indonesia mencapai mimpi besarnya lolos ke Piala Dunia'. Namun, Huh Ji-sub juga menyadari bahwa "dalam dunia olahraga, hal seperti ini sering terjadi. Pertemuan dan perpisahan bisa terjadi kapan saja, tanpa kita sangka."
Berat dan Rasa Kecewa
Huh Ji-sub merasa sangat berat untuk menghadapi situasi ini. Dia tidak dapat menutupi rasa kecewa yang menghinggapinya. Meskipun demikian, dia berusaha untuk menerima keputusan yang telah diambil. "Meski begitu, menerima kenyataan ini tetap tidak mudah. Saya menghormati keputusan yang sudah diambil, meski tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa yang ada di hati," ungkap Huh Ji-sub.
Ia menjelaskan bahwa sebenarnya sudah menyiapkan rencana besar untuk tahun 2025. "Saya ingin membantu Timnas Indonesia dengan peran baru sebagai ahli ilmu olahraga (sport scientist)," tambahnya.
Ungkapan Huh Ji-sub
Beberapa hari terakhir ini, saya mengalami masa yang sangat sulit. Pelatih kami dipecat secara mendadak tanpa adanya pemberitahuan atau rencana sebelumnya. Keputusan ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga membuat saya merasa kehilangan arah dan hampa. Saya datang ke Indonesia dengan sepenuh hati, bukan hanya untuk bekerja. Indonesia sudah menjadi rumah kedua bagi saya, karena saya menghabiskan masa SMP dan SMA di sini, sehingga saya memiliki ikatan emosional yang mendalam dengan negara ini. Impian saya sederhana, yaitu memberikan kontribusi, sekecil apapun, untuk membantu Indonesia meraih mimpinya lolos ke Piala Dunia.
Namun, di dunia olahraga, situasi seperti ini bukanlah hal yang asing. Pertemuan dan perpisahan bisa terjadi kapan saja, tanpa ada yang bisa memprediksi. Meskipun demikian, menerima kenyataan ini tetaplah sulit. Saya menghormati keputusan yang telah diambil, meskipun rasa kecewa tetap menyelimuti hati saya. Sebenarnya, saya sudah mempersiapkan rencana besar untuk tahun 2025. Saya ingin berkontribusi bagi tim nasional Indonesia dalam kapasitas baru sebagai ahli ilmu olahraga. Saya yakin bahwa pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan kedokteran olahraga dapat menjadi salah satu kunci untuk mengangkat sepak bola Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. Bahkan setelah turnamen ini, saya sudah menyiapkan berbagai program untuk masa depan sepak bola di Indonesia. Namun, saat ini, semua rencana yang telah saya buat terasa hancur.
Desember lalu, saya sempat menerima tawaran dari klub luar negeri dan juga tim nasional Korea Selatan. Namun, saya memilih untuk tetap di Indonesia karena ingin menjadi bagian dari perjalanan panjang menuju impian besar negara ini. Sayangnya, dengan pemecatan pelatih kami yang tiba-tiba, saya merasa kehilangan peran saya di sini dan bingung tentang langkah selanjutnya yang harus diambil. Banyak hal yang terjadi di belakang layar, yang mungkin tidak akan pernah diketahui oleh publik. Namun, saya memilih untuk tidak membahasnya, karena saya percaya bahwa yang terpenting adalah bagaimana kita melanjutkan langkah ke depan. Mengkritik masa lalu hanya akan menghambat kemajuan.
Meskipun hati saya berat, harapan saya untuk Indonesia tidak pernah pudar. Saya ingin melihat Indonesia terus melangkah maju, hingga suatu hari mimpi besar kita semua untuk lolos ke Piala Dunia terwujud. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah menjadi bagian dari perjalanan saya di sini. Saya sangat bersyukur atas setiap momen yang saya habiskan di Indonesia. Untuk para penggemar sepak bola Indonesia, semangat dan dukungan kalian akan selalu saya ingat. Saya akan selalu mendukung Indonesia, di mana pun saya berada. Perjalanan ini mungkin berhenti di sini, tetapi cinta saya untuk sepak bola Indonesia tidak akan pernah hilang.
(Fitri Apriani/Bola.net)