Menganalisis Pemecatan Shin Tae-yong saat Kualifikasi Piala Dunia, PSSI Sudah Tepat atau Blunder?
Pengamat sepak bola nasional, Andibachtiar Yusuf, memberikan pendapatnya mengenai pemecatan Shin Tae-yong dari posisi pelatih Timnas Indonesia.
Pengamat sepak bola nasional, Andibachtiar Yusuf, memberikan tanggapan mengenai pemecatan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia. Kini, posisi pelatih kepala diambil alih oleh Patrick Kluivert, mantan penyerang Barcelona yang memiliki KTP Belanda.
Menurut Andibachtiar, Shin Tae-yong tidak dapat dianggap sebagai pelatih yang luar biasa selama melatih Skuad Garuda sejak Januari 2020. Namun, ia juga menilai bahwa keputusan PSSI untuk memecat Shin terkesan terburu-buru.
Andibachtiar mengungkapkan bahwa pemecatan ini datang menjelang laga penting pada 20 Maret mendatang, di mana Jay Idzes dan rekan-rekannya akan menghadapi Australia dalam lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Lima hari setelahnya, mereka akan menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
"Saya sebetulnya menyayangkan kemendadakan ini sih. Ketika dua hari lalu tiba-tiba ada tweet dari salah seorang Exco PSSI yang bilang bahwa selamat jalan, terima kasih, bla-bla-bla. Ah, saya pikir cuma main-main ini. Ngetes pasar," ujarnya dalam kanal YouTube Catatan Demokrasi TV One.
"Tapi sehari kemudian ada preskon dan kebetulan terjadi pemecatan, saya cukup kaget. Saya pikir bahwa baru bulan Juni kemarin diperpanjang sampai 2027 tiba-tiba dipotong gitu aja. Dan kemudian, yang artinya kan perencanaan-perencanaannya kan nggak satu dua hari kan."
Pernyataan ini menunjukkan betapa mendesaknya situasi yang dihadapi Timnas Indonesia dan bagaimana keputusan tersebut mungkin mempengaruhi persiapan mereka ke depan.
Faktor yang mempengaruhi pemain
Andibachtiar Yusuf memiliki pandangan berbeda mengenai penilaian terhadap Shin Tae-yong sebagai pelatih yang luar biasa. Menurutnya, keberhasilan yang dicapai oleh tim tidak lepas dari beberapa faktor, salah satunya adalah kehadiran pemain keturunan yang dinaturalisasi oleh PSSI.
"Dan memang argumennya adalah, kita masih akan bertanding bulan Maret masih punya waktu sekitar dua bulan. Tapi menurut saya tetap aja sangat mendadak. Karena tim ini sedang berjalan dan secara ukuran, saya juga tak menganggap STY sebagai pelatih yang hebat sebenarnya," ujarnya.
"Ya, Jay Idzes datang kita main home lawan Vietnam mainnya biasa aja kan. Ketika kita menang 3-0 di Hanoi, bukan karena STY bagus. Tapi karena ada Thom Haye dan ada Ragnar Oratmangoen," jelas pria berusia 50 tahun tersebut.
Waktu yang dipilih tidak tepat
Andibachtiar Yusuf mengekspresikan kekecewaannya terhadap pemecatan mendadak Shin Tae-yong. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa pelatih asal Korea Selatan tersebut masih memiliki dukungan dari masyarakat.
"Kembali lagi, apakah keputusan yang tiba-tiba ini benar-benar bijak, mengingat pelatih yang sekarang dipercaya publik dan berada di posisi ketiga? Apakah itu keputusan yang tepat? Itu pertanyaan yang perlu dipikirkan," kata Andibachtiar Yusuf.
"Sebenarnya, saya merasa sangat menyayangkan situasi ini. Dalam klausul kerja atau kesepakatan dengan federasi, target evaluasi seharusnya ditentukan pada bulan Juni. Saya berpikir bahwa itulah ukuran yang seharusnya digunakan. Oleh karena itu, saya sangat menyayangkan keputusan ini," tutupnya.