Kerangka Berusia 30.000 Tahun Ungkap Kapan Remaja Manusia Purba Mengalami Pubertas, Begini Temuan Arkeolog
Ilmuwan meneliti 13 kerangka remaja manusia purba yang ditemukan di tujuh situs arkeologi.
Ternyata kebanyakan remaja Zaman Es mengalami pubertas pada usia yang hampir sama dengan manusia di zaman modern, menurut para ahli yang mempelajari kerangka remaja yang meninggal di Eropa antara 10.000 dan 30.000 tahun yang lalu.
Sebuah tim peneliti internasional, mempelajari 13 kerangka remaja yang ditemukan di tujuh situs arkeologi di Italia, Rusia, dan Republik Ceko. Menurut Journal of Human Evolution, para peneliti merinci penggunaan “penanda pematangan” pada kerangka untuk memperkirakan berbagai tahap pubertas pada remaja yang meninggal pada periode Paleolitikum Atas.
-
Bagaimana cara menentukan umur Fosil Manusia Purba? Penelitian Oakhurst yang dimulai pada tahun 2017 dengan 13 individu sebagai sampel yang dilakukan dengan uji radiokarbon dari kolagen tulang dan gigi pada sampel tersebut
-
Bagaimana arkeolog menemukan usia rumah purba? Analisis residu darah di perkakas batu yang dibuat manusia purba dan diekstraksi dari bangunan batu di situs itu mengungkapkan adanya protein hewani pada alat tersebut.
-
Apa itu usia biologis? Usia biologis adalah usia yang didasarkan pada kondisi organ tubuh seseorang.
-
Kapan fosil manusia purba ditemukan? Dilansir Ancient Origins, arkeolog pertama kali menemukan fosil ini di Hualongdong, China Timur pada 2019 lalu.
-
Bagaimana cara mengidentifikasi usia kerangka anak? Berdasarkan kriteria seperti pertumbuhan gigi dan panjang tulang panjang, diperkirakan kerangka anak tersebut berusia kurang dari enam tahun.
-
Kapan Fosil Manusia Purba ditemukan? Para peneliti berhasil mengekstrak 13 genom dari gua batu Oakhurst, Afrika Selatan. Genom-genom tersebut mencakup DNA purba tertua di wilayah tersebut hingga saat ini dari dua individu yang hidup sekitar 10.000 tahun lalu.
Menurut hasil penelitian, bayi yang lahir pada saat itu memiliki jumlah tulang sekitar dua kali lipat jumlah tulang orang dewasa. Selama masa kanak-kanak, tulang-tulang ini tumbuh dan kemudian menyatu saat seseorang berusia 18 hingga 25 tahun.
Para arkeolog dapat menggunakan tulang untuk mengidentifikasi beberapa tahap dalam proses pubertas yang berlangsung selama bertahun-tahun, termasuk percepatan pertumbuhan remaja, awal menstruasi saat tulang mulai menyatu dan waktu saat kematangan seskual tercapai dan semua tulang menyatu sepenuhnya.
Sebanyak 11 dari 13 kerangka individu yang ditemukan pada Zaman Es menunjukan bahwa remaja purba ini memgalami percepatan pertumbuhan antara 13 dan 16 tahun, mirip dengan kisaran 12,5 hingga 14 tahun untuk kelompok pemburu modern. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa remaja purba menghabiskan waktu lebih lama di masa remaja daripada rekan-rekan mereka di masyarakat Barat, yang cenderung mencapai kematangan antara usia 16 dan 18 tahun.
Usia Menstruasi
Namun, satu perbedaan utama antara remaja zaman es dan remaja zaman modern dapat dilihat dari perkiraan awal menstruasi. Meskipun ukuran sampel para peneliti ini kecil, hanya lima perempuan dari periode waktu ini, mereka menyimpulkan bahwa usia awal menstruasi tidak lebih awal dari 16 hingga 17 tahun.
Pada populasi Amerika Serikat modern, usia rata-rata menstruasi dimulai adalah 11,9 tahun. Namun, pada populasi pemburu-pengumpul modern, kisarannya lebih lambat, sekitar 13 hingga 17 tahun.
Meskipun tidak mengherankan bahwa Homo sapiens purba mengalami tahap pertumbuhan remaja yang sama seperti manusia modern, sungguh mengejutkan bahwa mereka memulai pubertas pada usia yang sama 13,5 tahun "yang menunjukkan rentang usia ini selaras dengan 'cetak biru genetik' potensial untuk dimulainya pematangan seksual manusia.", ungkap Mary lewis, seorang bioarkolog dari Universitas Reading di Inggris kepada Live Science pada Selasa (16/9).
"Perspektif dari masa lampau membantu kita mengontekstualisasikan pubertas saat ini sesuatu yang tidak dapat dilakukan dengan gambaran yang lebih terbatas," ungkap April Nowell, arkeolog Paleolitik dari Universitas Victoria.
Kasus Dwarfisme
Satu individu dari situs Romito di Italia merupakan kasus dwarfisme kondroplastik paling awal yang diketahui.
Para peneliti menemukan bahwa ia meninggal sekitar usia 16 tahun, saat memasuki masa pubertas. Akan tetapi, perkembangannya agak tertinggal dibanding pria lain pada masa itu. Perawakannya yang pendek sekitar 1 hingga 1,3 meter, bersama dengan pubertasnya yang tertunda.
Diperkirakann masyarakatnya menganggap dia lebih seperti anak-anak daripada orang dewasa, hal ini menjelaskan mengapa ia dimakamkan secara unik di pelukan seorang wanita tua.
Dengan adanya penelitian semacam ini, membantu untuk menilai proses pubertas pada sepupu dekat kita, manusia Neanderthal, untuk melihat "apakah mereka mengalami pematangan seksual dan 'kedewasaan' dengan cara yang sama," kata Lewis.
"Pada akhirnya, penelitian ini mungkin dapat menjawab pertanyaan terkait struktur sosial, dinamika populasi, dan bahkan kepunahan Neanderthal,” kata Nowell
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti