Ini Alasan Manusia Tak Punya Umur Panjang seperti Dinosaurus
Ternyata ini alasan mengapa umur manusia mungkin tak bisa sepanjang beberapa dinosaurus.
Ternyata ini alasan mengapa umur manusia mungkin tak bisa sepanjang beberapa dinosaurus.
Ini Alasan Manusia Tak Punya Umur Panjang seperti Dinosaurus
Ada perbedaan besar antara kecepatan penuaan mamalia dan kecepatan penuaan banyak spesies reptil dan amfibi.
Perbedaan ini, menurut seorang ilmuwan, mungkin disebabkan oleh dominasi dinosaurus jutaan tahun yang lalu. Ini termasuk pada periode kritis dalam sejarah mamalia.
-
Bagaimana dinosaurus memengaruhi umur mamalia? Selama era dinosaurus, mamalia kecil harus bereproduksi dengan cepat untuk bertahan hidup, sehingga gen-gen yang terkait dengan umur panjang kemungkinan dieliminasi selama evolusi.
-
Bagaimana dinosaurus memengaruhi penuaan manusia? Mengutip Indy100, Senin (8/1), makalah di BioEssays menunjukkan bahwa hal ini mungkin menyebabkan penurunan kemampuan manusia untuk memperbaiki DNA dan meregenerasi jaringan.
-
Kenapa dinosaurus musnah? Sumber: USA Today Membuka kembali perdebatan tersebut, sebuah studi baru mengatakan letusan gunung berapi mungkin telah mengganggu ekosistem dan mengancam keberlangsungan dinosaurus non-burung sebelum asteroid menabrak Bumi.
-
Kenapa manusia tidak berumur 200 tahun? Ada perbedaan besar antara kecepatan penuaan mamalia (termasuk manusia) dan kecepatan penuaan banyak spesies reptil dan amfibi. Perbedaan ini, menurut seorang ilmuwan, mungkin disebabkan oleh dominasi dinosaurus jutaan tahun lalu, pada periode kritis dalam sejarah mamalia.
-
Bagaimana manusia berevolusi saat dinosaurus? Dalam pemikiran ini, ia mengusulkan apa yang disebutnya sebagai 'hipotesis longevity bottleneck,' sebuah teori yang mendukung gagasan bahwa mamalia, termasuk manusia, masih terikat oleh pembatas genetik yang berasal dari masa era dinosaurus.
-
Kenapa usia manusia memendek? Konsep ini menyoroti bagaimana dominasi dinosaurus telah mengubah pola evolusi mamalia, termasuk manusia, memprioritaskan reproduksi yang cepat daripada usia panjang.
Perlu diketahui, menurut beberapa ilmuwan dalam catatannya, manusia termasuk kategori mamalia. Namun memiliki akal dan budi.
Jutaan tahun lalu mamalia merupakan makhluk yang masa hidupnya paling lama dibandingkan dengan jenis lainnya, seperti amfibi dan reptil.
Hal ini dilihat dari banyaknya dinosaurus yang dapat bertahan hidup hingga ratusan tahun.
Menurut Ahli Mikrobiologi, João Pedro de Magalhães, Birmingham University, Inggris, menjelaskan bahwa terdapat sebuah alasan mengapa dinosaurus menjadi mamalia dan makhluk yang waktu hidupnya paling lama.
Hal ini disebabkan karena ketika dinosaurus berhasil mendominasi Bumi, maka maka mamalia lainnya harus berproduksi dengan cepat agar bertahan hidup. Karena percepatan tersebut, akhirnya menghilangkan gen panjang umur karena proses evolusi yang dipercepat.
"Beberapa mamalia kala itu harus hidup di bagian bawah rantai makanan, dan kemungkinan besar menghabiskan 100 juta tahun pada zaman dinosaurus untuk berevolusi untuk bertahan hidup melalui reproduksi yang cepat,"
Ahli Mikrobiologi, João Pedro de Magalhães, Birmingham University.
Mengutip Science Alert, Selasa, (12/12), perubahan tersebut ternyata juga berdampak pada manusia saat ini.
Sebab, menurut sebuah penelitian nenek moyang manusia berasal dari garis keturunan mamalia eutherian.
Garis keturunan Eutherian sejak zaman dinosaurus sudah kehilangan salah satu enzim. Dimana, enzim tersebut berperan untuk memperbaiki kerusakan dari paparan sinar ultraviolet.
“Tekanan evolusi dalam jangka waktu yang lama, menurut saya, berdampak pada cara manusia menua,” jelas de Magalhães.
Sejak saat itu, mamalia memiliki habitat hidup yang lebih aktif di malam hari dibandingkan siang hari. Namun, setelah berjuta-juta tahun kemudian hal ini tidak berlaku bagi manusia.
Sebab, mereka berhasil menciptakan sunscreen atau krim tabir surya yang digunakan sebagai pelindung.
"Meskipun saat ini hanya sebuah hipotesis, ada banyak sudut pandang yang menarik untuk diambil, termasuk prospek bahwa kanker lebih sering terjadi pada mamalia dibandingkan spesies lain karena proses penuaan yang cepat,"
Ahli Mikrobiologi, João Pedro de Magalhães, Birmingham University.