Kata Ilmuwan Ini 1 Juta Tahun yang Lalu Manusia Nyaris Punah, Begini Kisahnya
Jika sekarang manusia dianggap melebihi populasi, tidak pada saat 1 juta tahun lalu.
Jika sekarang manusia dianggap melebihi populasi, tidak pada saat 1 juta tahun lalu.
Kata Ilmuwan Ini 1 Juta Tahun yang Lalu Manusia Nyaris Punah, Begini Kisahnya
Hampir 1 Juta tahun yang lalu, populasi dunia hanya berjumlah 1.300 orang dalam kurun waktu lebih dari 100.000 tahun.
Jumlah itu dianggap oleh sebuah penelitian manusia hampir menghadapi kepunahan.
Dilansir dari laman Live Science, Kamis, (7/9), keadaan yang hampir punah ini memainkan peran besar terkait evolusi manusia modern yang telah punah secara misterius seperti Neanderthal beralis tebal dan Denisovan.
Data genetik menunjukkan bahwa antara 813.000 dan 930.000 tahun lalu nenek moyang manusia modern mengalami penurunan perkembangbiakan.
-
Kenapa nenek moyang manusia hampir punah? Hasil studi genomik yang diterbitkan tahun lalu menunjukkan, nenek moyang manusia modern hampir punah, menyusut menjadi populasi kecil sekitar 1.300 individu dalam apa yang disebut sebagai kemacetan populasi yang mengancam kelangsungan hidup.
-
Mengapa manusia akan punah? Menurut penelitian tersebut, manusia akan mengalami kepunahan akibat perubahan struktur benua yang akan menyebabkan suhu ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya di Bumi, yang disebabkan oleh perubahan iklim.
-
Kapan manusia akan punah? Sebuah simulasi superkomputer baru-baru ini memberikan perkiraan tentang masa depan umat manusia, menyatakan bahwa suatu hari nanti, manusia akan menghadapi kepunahan. Proses ini diproyeksikan akan terjadi ketika matahari mengalami akhir siklus hidupnya, meledak ke luar dan menghancurkan planet-planet di sekitarnya.
-
Apa yang terjadi pada manusia purba sekitar 900.000 tahun lalu? Sebuah penelitian genetik terbaru mengungkap sesuatu yang aneh terjadi pada nenek moyang kita sekitar 900.000 tahun yang lalu.Tiba-tiba, populasi manusia purba mengalami penurunan drastis hingga mencapai jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 1.300 individu yang berkembang biak.
-
Mengapa populasi manusia purba menurun drastis? Meskipun belum jelas apa yang menyebabkan spesies kita hampir punah, Pan dan Li memperkirakan bahwa periode glasiasi yang panjang, penurunan suhu permukaan laut, atau kekeringan mungkin berperan besar dalam kejadian tersebut.
-
Apa penyebab utama kepunahan manusia? Tiga faktor ini menjadi penyebab utama dari prediksi kepunahan di masa depan: Efek Kontinentalitas: Ketika daratan yang luas terbentuk, banyak wilayah akan jauh dari efek pendinginan laut, yang dikenal sebagai efek kontinentalitas. Hal ini akan menyebabkan suhu daratan lebih tinggi. Matahari yang Semakin Terang: Dalam beberapa ratus juta tahun ke depan, matahari akan menjadi lebih terang, memancarkan lebih banyak energi yang pada gilirannya meningkatkan suhu Bumi. Peningkatan CO2: Aktivitas vulkanik yang meningkat karena pergerakan tektonik akan melepaskan lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer, menjebak panas dan meningkatkan efek rumah kaca.
Penurunan ini berimbas terhadap populasi sebanyak 98,7 persen. Salah satu peneliti di School of Medicine, New York, mengatakan bahwa diperkirakan populasi manusia modern pada saat itu berjumlah 1.280 selama 117.000 tahun lamanya.
Para peneliti menduga bahwa penurunan populasi ini bisa jadi karena anomali suhu yang drastis sehingga berakibat munculnya gletser.
Dampak dari anomali tersebut, menyebabkan penurunan suhu di permukaan laut, kekeringan yang panjang di Afrika serta Eurasia. Akibatnya pun berdampak pada kehidupan manusia kala itu.
Namun, hal ini juga masih teka-teki. Belum dapat menjawab pertanyaan para peneliti tentang penyebab pasti menurunnya populasi pada saat itu.
Bahkan, ada penelitian juga yang menyebutkan bahwa nenek moyang manusia modern merupakan gabungan antara 2 kromosom manusia purba zaman 900.000 hingga 740.000 tahun yang lalu.
Hingga kini, peneliti masih mengembangkan teknologi dan metode baru untuk mendapatkan jawaban pasti mengenai kejanggalan manusia yang hampir mengalami kepunahan.
Untuk itu, ahli paleoantropologi dari Natural History Museum London mengatakan, diperlukan teknik analisis terbaru untuk mengetahui data denom dari manusia purba Neanderthal dan Denisovan di masa mendatang.