Teknologi Ini Ramal Kapan Kiamat Terjadi, Catat Waktunya!
Manusia punah menjadi misteri. Teknologi ini meramalkan kiamat kapan terjadi.
Manusia punah menjadi misteri. Teknologi ini meramalkan kiamat kapan terjadi.
Sebuah simulasi superkomputer baru-baru ini memberikan perkiraan tentang masa depan umat manusia, menyatakan bahwa suatu hari nanti, manusia akan menghadapi kepunahan.
Proses ini diproyeksikan akan terjadi ketika matahari mengalami akhir siklus hidupnya, meledak ke luar dan menghancurkan planet-planet di sekitarnya.
Namun, sebelum bencana semacam itu terjadi, para ilmuwan telah mengidentifikasi potensi akhir umat manusia dalam waktu yang lebih dekat.
Perubahan iklim telah menjadi perhatian utama bagi banyak ilmuwan yang terus berusaha mencari solusi untuk mengatasinya.
Upaya-upaya yang dilakukan termasuk ide-ide kreatif, seperti mengirimkan gelembung ke luar angkasa untuk memblokir radiasi matahari.
Namun, hingga saat ini, belum ada solusi yang sepenuhnya berhasil diimplementasikan.
Dampak perubahan iklim yang terus berlanjut mengancam potensi pelelehan lapisan es yang dapat menyebabkan tenggelamnya ratusan ribu mil garis pantai ke dalam lautan.
Menurut simulasi terbaru, jika tren perubahan iklim berlanjut, umat manusia bisa menghadapi kepunahan dalam rentang waktu 250 juta tahun ke depan.
Dilansir dari Boy Genius Report, Senin (6/5), simulasi ini dilakukan oleh superkomputer yang menggunakan berbagai data tentang iklim bumi, kimia laut, pergerakan lempeng tektonik, dan kehidupan biologi.
Hasil simulasi tersebut menyimpulkan bahwa dalam waktu 250 juta tahun, atmosfer bumi akan terkandung penuh oleh gas CO2.
Kondisi ini ditambah dengan panas yang tak tertahankan dari sinar matahari yang akan membuat bumi tidak lagi menjadi tempat layak untuk mendukung kehidupan, termasuk bagi umat manusia.
Kepunahan umat manusia kemungkinan besar akan disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menanam tanaman akibat kondisi iklim yang ekstrem.
Kekurangan air dan sumber makanan bagi mamalia akan menjadi faktor utama dalam mendorong kepunahan.
Hal ini merupakan pemikiran yang mengerikan, namun para ilmuwan akan terus berupaya mencari cara untuk mengatasi tantangan ini.
Tidak hanya spekulasi semata, simulasi juga menunjukkan bahwa suhu di permukaan bumi bisa melonjak drastis, mencapai kisaran antara 40 hingga 50 derajat celcius (104-122 derajat Fahrenheit). Kondisi ini akan semakin diperparah oleh tingkat kelembapan yang tinggi, membuat bumi menjadi semakin tidak ramah untuk dihuni.
Berikut adalah deretan teknologi terbaru yang cocok dibawa ke kampung halaman.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah ilmuwan yang khawatir terhadap dampak buruk AI.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan ilmuwan tentang kemungkinan manusia bisa mengunggah pikirannya dalam sebuah komputer.
Baca SelengkapnyaDulunya cuma angan-angan, namun penelitian ini membuktikan internet kuantum bakal menjadi nyata.
Baca SelengkapnyaBanyak yang mengira, singkatan yang digunakan manusia, terjadi saat era smartphone mulai booming.
Baca SelengkapnyaMengapa Antartika disebut juga sebagai gurun? Begini jawabannya.
Baca SelengkapnyaMesin ini memiliki kerangka yang mirip dengan gajah sungguhan, dengan bagian tubuh yang diperbesar dan kaki-kaki yang kuat.
Baca SelengkapnyaIlmuwan paling menonjol pada zaman prateleskop di abad ke-16. Kematiannya tragis gara-gara menahan kencing.
Baca SelengkapnyaDi era Artificial Intelligence (AI) segalanya bisa terjadi, termasuk mengkloning diri sendiri.
Baca Selengkapnya