Penelitian: Ini yang Bakal Terjadi dengan Bumi jika Manusia Punah
Meskipun kita menghilang, alam akan tetap berjalan. Meskipun manusia telah meninggalkan jejak besar di planet ini, alam selalu menemukan jalan untuk pulih.
Apakah Bumi akan menjadi tempat yang berbeda jika manusia tiba-tiba punah? Mengapa pertanyaan ini menjadi semakin penting?
Penelitian: Ini yang Bakal Terjadi dengan Bumi jika Manusia Punah
Mari kita selidiki pandangan menarik dan kontroversial tentang apa yang mungkin terjadi jika kita, manusia, menghilang dari permukaan Bumi.
Nasib Bumi
Dalam hutan hujan Guatemala, tersembunyi kota kuno Tikal yang berumur sekitar 2.000 tahun, sisa peradaban Maya kuno. Namun, sebenarnya banyak situs lain seperti Tikal yang masih tersembunyi di dalam hutan dan tanah.
Ketika penulis dan jurnalis Alan Weisman menjelajahi reruntuhan kuno ini, dia terkejut dengan pengetahuan bahwa banyak piramida dan kota tersembunyi lainnya masih belum ditemukan di bawah selubung hutan.
Kita hanya mengetahui tentang mereka karena upaya manusia untuk menggali dan mengembalikan sisa-sisanya.
-
Mengapa manusia akan punah? Menurut penelitian tersebut, manusia akan mengalami kepunahan akibat perubahan struktur benua yang akan menyebabkan suhu ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya di Bumi, yang disebabkan oleh perubahan iklim.
-
Apa yang akan terjadi pada Bumi? Pembentukan superbenua ini diperkirakan akan berdampak besar pada perubahan iklim di Planet Bumi.
-
Kenapa manusia dan mamalia lainnya akan punah? Model iklim yang dihasilkan oleh superkomputer menunjukkan bahwa Pangea Ultima akan menciptakan lingkungan yang sangat tidak ramah bagi kehidupan. 'Superkontinen yang baru terbentuk akan menciptakan efek 'triple whammy',' jelas Dr. Farnsworth. 'Efek ini terdiri dari peningkatan kontinentalitas, matahari yang lebih panas, dan peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer yang semuanya akan meningkatkan suhu di sebagian besar wilayah planet ini.'
-
Kenapa manusia hampir punah? Data genetik menunjukkan bahwa antara 813.000 dan 930.000 tahun lalu nenek moyang manusia modern mengalami penurunan perkembangbiakan. Penurunan ini berimbas terhadap populasi sebanyak 98,7 persen.
-
Kapan manusia akan punah? Sebuah simulasi superkomputer baru-baru ini memberikan perkiraan tentang masa depan umat manusia, menyatakan bahwa suatu hari nanti, manusia akan menghadapi kepunahan. Proses ini diproyeksikan akan terjadi ketika matahari mengalami akhir siklus hidupnya, meledak ke luar dan menghancurkan planet-planet di sekitarnya.
-
Bagaimana manusia akan menghadapi kepunahan? Proses tektonik yang terjadi di kerak Bumi akan menghasilkan pembentukan superkontinen, yang berpotensi menyebabkan letusan gunung berapi yang lebih sering. Letusan tersebut akan mengeluarkan karbon dioksida dalam jumlah besar ke atmosfer, yang pada gilirannya akan meningkatkan suhu planet ini.
"Sungguh mengagumkan bagaimana alam bisa dengan cepat mengubur kita," kata Weisman, seorang penulis sekaligus jurnalis kepada Live Science.
COVID-19 Beri Ruang bagi Alam?
Pandemi global COVID-19 memaksa manusia untuk tinggal di dalam rumah. Akibatnya, alam mulai merebut kembali lingkungan perkotaan yang sebelumnya tenang. Hewan-hewan mulai muncul kembali di kota-kota yang dulu sibuk.
Pergeseran ini sejalan dengan pemikiran Weisman tentang sebuah planet tanpa pengaruh manusia. Penelitiannya menggali hipotetis akibat kepunahan manusia, mengkaji nasib kota, industri, dan ekosistem.
Dalam penelitian Weisman, ia berpendapat ketidakhadiran manusia memicu pergolakan yang cepat. Tanpa perawatan manusia, infrastruktur kota mulai runtuh.
Kilang minyak dan pembangkit listrik tenaga nuklir yang terbengkalai menyebabkan kebakaran besar dan reaksi nuklir yang tidak dapat diprediksi.
Limbah plastik yang kita tinggalkan akan tetap bertahan selama ribuan tahun, mencemari lingkungan dan makhluk hidup. Namun, alam akan memulihkan diri, menutupi beton dengan pepohonan dan padang rumput.
Kembalinya ekosistem
Di luar batas perkotaan, ekosistem mengalami kebangkitan seiring dengan hilangnya pestisida. Keanekaragaman hayati meroket seiring dengan meningkatnya kembali populasi serangga, memicu reaksi berantai yang menguntungkan tanaman, burung, dan satwa liar lainnya.
"Itu akan memulai rangkaian peristiwa yang nyata," kata Weisman. "Setelah serangga-serangga itu menjadi lebih baik, maka tumbuhan-tumbuhan juga akan menjadi jauh lebih baik, dan setelah itu burung-burung."
Tanpa ancaman manusia, hewan-hewan megafauna seperti gajah dan badak akan kembali berkeliaran. Spesies besar ini pernah mendominasi planet ini sebelum manusia menyebar dan memburu mereka.
Namun, pemulihan ini memerlukan waktu jutaan tahun, yang merupakan bukti dampak jangka panjang dari campur tangan manusia.
Apakah Bumi Benar-benar Pulih?
Perubahan iklim adalah warisan tak terhindarkan. Gas rumah kaca yang kita lepaskan ke atmosfer akan bertahan ribuan tahun, menyebabkan dampak jangka panjang. Laut yang menyerap karbon dioksida akan mengalami akidifikasi berbahaya, mengancam kehidupan laut. Bahkan jika manusia tiba-tiba menghilang, dampak perubahan iklim akan terus terasa selama ribuan tahun lagi.
Namun, Weisman menawarkan secercah harapan, dengan menyoroti ketahanan Bumi di masa lalu selama periode Jurassic, dan menunjukkan bahwa alam pada akhirnya akan mampu beradaptasi terhadap kondisi ekstrem.
Meskipun kita menghilang, alam akan tetap berjalan. Meskipun manusia telah meninggalkan jejak besar di planet ini, alam selalu menemukan jalan untuk pulih dan berkembang. Dalam keheningan dunia tanpa kita, Bumi mungkin akan menunjukkan kekuatannya yang sejati.
Masa depan
Dunia tanpa manusia mungkin hanya ilusi, tetapi berpikir tentang kemungkinan ini bisa memicu refleksi mendalam tentang dampak kita pada planet ini.
Penelitian ini menggugah kita untuk mempertimbangkan dampak tindakan kita pada planet ini dan memberi kita wawasan tentang potensi masa depan yang belum terungkap.