Sejarah 31 Agustus 1907: Penandatanganan Konvensi Anglo-Russian untuk Menyelesaikan Sengketa Persia
Konvensi Anglo-Russian adalah perjanjian yang ditandatangani oleh Inggris dan Rusia pada tanggal 31 Agustus 1907 untuk mengakhiri persaingan di Asia Tengah.
Perjanjian ini mengakhiri persaingan lama antara kedua negara di Asia Tengah.
Sejarah 31 Agustus 1907: Penandatanganan Konvensi Anglo-Russian untuk Menyelesaikan Sengketa Persia
Konvensi Anglo-Russian adalah perjanjian yang ditandatangani oleh Inggris dan Rusia pada 31 Agustus 1907 di Saint Petersburg, Rusia. Perjanjian ini mengakhiri persaingan lama antara kedua negara di Asia Tengah dan memungkinkan mereka untuk mengelilingi Jerman, yang mengancam untuk menghubungkan Berlin dengan Baghdad melalui kereta api baru yang berpotensi menyatukan Kekaisaran Ottoman dengan Kekaisaran Jerman.
Perjanjian ini menyelesaikan sengketa panjang tentang Persia. Inggris berjanji untuk tidak campur tangan di Persia utara, dan Rusia mengakui Persia selatan sebagai bagian dari lingkup pengaruh Inggris. Rusia juga berjanji untuk tidak campur tangan dalam urusan internal Tibet dan Afghanistan. Sebagai gantinya, London memberikan pinjaman dan beberapa dukungan politik.
-
Kapan Traktat London ditandatangani? Tukar-menukar Wilayah Agar konflik Belanda-Inggris ini bisa segera berakhir, dibuatlah sebuah perjanjian yang berlangsung di London pada tanggal 17 Maret 1824.
-
Siapa yang menandatangani Traktat London? Melansir dari berbagai sumber, pada perjanjian tahun 1824 kedua belah pihak diizinkan untuk saling tukar menukar wilayah meliputi India, Sri Lanka, Selat Malaka, hingga Nusantara termasuk Pulau Sumatera.
-
Dimana Traktat London ditandatangani? Tukar-menukar Wilayah Agar konflik Belanda-Inggris ini bisa segera berakhir, dibuatlah sebuah perjanjian yang berlangsung di London pada tanggal 17 Maret 1824.
-
Kapan Perjanjian Pressburg ditandatangani? Perjanjian Pressburg yang ditandatangani pada 26 Desember 1805 antara Prancis dan Austria, merupakan hasil dari Pertempuran Austerlitz.
-
Dimana perundingan antara Ruslan dan Belanda terjadi? Selain atap bangunan hotel, kamar nomor 33 Hotel Majapahit juga menjadi saksi sejarah perjuangan arek-arek Suroboyo. Kamar itu jadi lokasi tokoh perjuangan Ruslan Abdul Gani berunding dengan pihak Belanda.
-
Kapan Gubernur Suryo melakukan gencatan senjata dengan Inggris? Dua bulan pasca kemerdekaan Indonesia, Gubernur Suryo membuat perjanjian genjatan senjata dengan komandan pasukan Inggris, Brigadir Jenderal Mallaby. Keduanya bertemu di Surabaya pada 26 Oktober 1945.
Perjanjian ini membawa hubungan Inggris-Rusia yang goyah ke depan dengan menetapkan batas-batas yang mengidentifikasi kontrol masing-masing di Persia, Afghanistan, dan Tibet. Ini juga menetapkan lingkup pengaruh di Persia, menetapkan bahwa tidak ada negara yang akan campur tangan dalam urusan internal Tibet, dan mengakui pengaruh Inggris atas Afghanistan. Perjanjian ini menyebabkan terbentuknya Triple Entente.
Latar Belakang Perjanjian
Pada 1901 Rusia membuka dua konsulat di Persia, berinvestasi di jalur kereta api Persia. Kedua negara berbagi perbatasan sepanjang lebih dari dua ribu kilometer. Persia adalah pasar ekspor penting bagi manufaktur Rusia. Perjanjian tersebut membagi Persia menjadi tiga zona, zona besar Rusia di utara, dan dua zona lebih kecil, zona yang tidak dikuasai oleh kedua negara, dan zona Inggris di selatan.
Afghanistan bukan mitra dagang Rusia, namun ada kekhawatiran mengenai perbatasan, terkait dengan kejahatan, pengungsi, dan penyakit. Ini adalah wilayah yang paling lama terjadi perselisihan antara Inggris dan Rusia. Bagi Inggris, Afghanistan menjadi jalan untuk masuk ke India.
Rusia sadar akan kepekaan Inggris terhadap negara mana pun yang berbatasan dengan India. Rusia telah membangun jalur kereta api hingga perbatasan dengan Afghanistan. Pemerintah Inggris khawatir India akan diserang, tetapi juga memperhitungkan bahwa meningkatkan jumlah pasukan di sana untuk menahan serangan adalah hal yang sangat mahal. Apalagi Inggris telah menghadapi dampak dari Perang Boer Kedua. Perjanjian mengenai Afghanistan merupakan konsesi Rusia, yang mengakui Afghanistan “di luar wilayah pengaruh Rusia”.
Pengaruh Perjanjian
Perjanjian ini memengaruhi hubungan Inggris-Rusia selanjutnya dengan beberapa cara. Pertama, perjanjian ini membentuk aliansi yang dikenal sebagai Triple Entente, yang melibatkan Inggris, Rusia, dan Prancis. Aliansi ini menjadi lawan dari Triple Alliance, yang melibatkan Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia.
Kedua, perjanjian ini menimbulkan ketegangan antara Inggris dan Rusia dengan negara-negara lain yang memiliki kepentingan di Asia Tengah, seperti Turki, Iran, dan Afghanistan. Misalnya, Turki merasa terancam oleh pengaruh Rusia di Persia utara dan Tibet, dan mencoba untuk menggagalkan perjanjian itu dengan menyatakan perang melawan Rusia pada 1914. Iran dan Afghanistan juga merasa tidak puas dengan pembagian wilayah mereka oleh Inggris dan Rusia tanpa konsultasi dengan mereka.
Ketiga, perjanjian ini menciptakan kerja sama antara Inggris dan Rusia dalam hal intelijen dan diplomasi. Misalnya, kedua negara berbagi informasi tentang gerakan Jerman di Timur Tengah dan Asia Selatan, dan bekerja sama untuk mencegah Jerman mendapatkan dukungan dari negara-negara Islam. Kedua negara juga berusaha untuk menyelesaikan masalah lain yang berkaitan dengan keamanan regional, seperti status Polandia dan Finlandia setelah runtuhnya Kekaisaran Rusia pada 1917.
Secara keseluruhan, perjanjian ini memiliki dampak yang signifikan terhadap hubungan Inggris-Rusia di abad ke-20. Perjanjian ini membawa kedua negara menjadi sekutu dalam Perang Dunia I, tetapi juga menimbulkan konflik dengan negara-negara lain di Asia Tengah. Perjanjian ini juga meningkatkan kerjasama antara kedua negara dalam bidang intelijen dan diplomasi, tetapi juga menghadapi tantangan akibat dari Revolusi Rusia dan Perang Dunia II.
Hubungan Bilateral Inggris-Rusia
Pada awal abad ke-20, Inggris mulai keluar dari apa yang disebut sebagai ‘isolasi luar biasa’ yang diterapkan pada akhir abad ke-19. Pada 1902, Inggris mengadakan perjanjian dengan Jepang dan pada 1904 mendirikan Entente Cordiale dengan Perancis. Dari sudut pandang Inggris, Aliansi Inggris-Jepang dibentuk dengan tujuan untuk mencegah ekspansi Rusia atau, lebih buruk lagi, pemisahan pemahaman Rusia-Jepang yang akan melemahkan posisi Inggris di Timur Jauh. Aliansi dengan Jepang ini diperbarui pada tahun 1905 di tengah perangnya dengan Rusia; fokusnya pada stabilitas yang lebih luas di Timur Jauh.
Perang Rusia-Jepang tahun 1904-1905 merupakan titik balik hubungan bilateral Rusia dengan Inggris. Rusia telah kalah perang, dan pada saat yang sama mengalami kekacauan revolusioner. Konstitusi pertama Rusia tahun 1906 menghapuskan kekuasaan absolut monarki dan membentuk parlemen, mengambil inspirasi dari beberapa konstitusi yang sudah ada, termasuk konstitusi Jepang. Rusia mulai melihat ke luar lagi.
Meskipun Inggris bersekutu dengan Jepang, baik Inggris maupun Rusia tidak ingin berperang satu sama lain. Hal ini ditunjukkan dalam insiden Dogger Bank pada Oktober 1904, ketika kapal-kapal dari Armada Baltik salah mengidentifikasi kapal penangkap ikan Inggris sebagai kapal perang Jepang dan menembaki mereka. Kedua belah pihak sepakat untuk membawa masalah ini ke arbitrase internasional dan eskalasi lebih lanjut dapat dihindari.