Asal-Usul Teh Tawar Gratis di Rumah Makan Sunda, Ternyata untuk Menghormati Tamu
Biasanya pelayan akan menyajikan teh tawar gratis bersamaan dengan menu makanan yang dipesan.
Biasanya pelayan akan menyajikan teh tawar gratis bersamaan dengan menu makanan yang dipesan.
Asal-Usul Teh Tawar Gratis di Rumah Makan Sunda, Ternyata untuk Menghormati Tamu
Teh tawar menjadi menu yang lazim ditemui di banyak warung makan dan restoran yang menjual menu khas Sunda.
-
Bagaimana tradisi minum teh menjadi populer? Ia pun meminta teh, roti, dan butter di sore hari sambil menunggu makan malam. Lama kelamaan, kebiasaan ini nggak dilakukan sendirian. Ia mengundang teman-temannya untuk menikmati teh di kediamannya, yaitu di Wobburn Abbey.
-
Kapan tradisi minum teh muncul? Mulai Dikenal Sejak 1660an Dilansir dari Love Food, ternyata minum teh awalnya menjadi kebiasaan yang dibawa oleh Catherine de Braganza dari Portugal.
-
Siapa yang memberikan makan gratis? Wapres Gibran hadir untuk menyaksikan langsung program uji coba Makan Bergizi Gratis (MGB).
-
Apa itu teh tarik? Populer sebagai minuman yang identik dari India, ternyata teh tarik merupakan wairsan kuliner Malaysia.
-
Mengapa teh tarik menjadi populer? Keunikan yang Jadi Favorit Kemunculan teh tarik di masa itu ternyata mengundang banyak orang untuk melihat langsung proses pembuatannya yang unik. Rasanya yang lezat juga membuat teh tarik langsung populer dan disukai banyak orang.
-
Bagaimana cara menikmati teh di Pantjoran Tea House? Penikmat bisa menyaksikan penyajian teh dengan teknik gong fu cha yang merupakan tradisi leluhur warga Tionghoa.
Biasanya para pelayan akan langsung menyajikannya secara gratis, bersamaan dengan menu makanan yang dipesan.
Tapi tahukah Anda mengapa hal ini terjadi? Ternyata, ini merupakan upaya masyarakat Jawa Barat di masa silam untuk menghormati tamu.
Penasaran bagaimana kisahnya? Berikut informasi selengkapnya.
Teh tawar jadi minuman utama di setiap tempat makan
Selain restoran dan rumah makan, sajian teh tawar ternyata juga bisa ditemui di warung-warung pinggir jalan.
Mulai dari tukang nasi goreng, bakso, mi ayam, bubur ayam sampai seblak, semuanya menyediakan teh tawar untuk minum para pembelinya.
Uniknya saat hendak meminum air putih, pelanggan justru harus memesannya terlebih dahulu dan belum tentu tersedia.
Teh tawar bisa refil sendiri
Saat makan di pinggir jalan, sajian teh tawar bisa direfil sendiri oleh para pembelinya. Di tempat makan tersebut biasanya sudah tersedia satu teko penuh teh tawar yang bebas diambil oleh pembeli.
Mengutip laman Budaya Indonesia, sajian teh tawar merupakan tradisi turun temurun yang dilestarikan oleh masyarakat Sunda.
Budaya warisan zaman kolonial
Diketahui kebiasaan ini bermula di Jawa Barat sejak zaman kolonial.Kala itu, tahun 1700 an, seluruh wilayah parahyangan mulai ditanami teh oleh pemerintah Belanda sebagai salah satu komoditas penyokong ekonomi.
Kebun teh lantas tersebar mulai dari Garut, Bandung sampai Cianjur. Melimpahnya hasil produksi membuat warga lokal ikut mencicipi sisa-sisa teh yang dijual.
Budaya teh tawar ini kemungkinan lahir, karena mahalnya gula yang hanya dapat dikonsumsi oleh kalangan petinggi saja.
Selain itu, pabrik-pabrik pengolah tebu juga sulit dijumpai di Jawa Barat, sehingga membuat masyarakatnya menyeduh teh tanpa pemanis.
Untuk menghormati tamu
Kebiasaan minum teh sejak masa kolonial ini kemudian terus berlanjut sampai masa sekarang. Sebagian besar warga Jawa Barat akan menyuguhkan para tamunya dengan teh tawar.
Bagi orang Sunda menyediakan teh tawar bentuk menghormati tamu karena setiap orang memiliki kesukaan terhadap rasa manis yang berbeda-beda.