Siasat Muka Dua Amerika Suplai Senjata Canggih ke Israel
Amerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang.
Penulis: Arsya Muhammad
Amerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang. Ini kisah tentang licinnya politik senjata di Timur Tengah.
Konflik Timur Tengah antara negara-negara Arab-Israel sejak dulu memancing negara-negara adikuasa ikut ‘bermain’. Mereka menyuplai senjata ke dua pihak yang bertikai selama puluhan tahun.
Saat pecah Perang Arab-Israel pertama tahun 1948, kedua belah pihak sama-sama menggunakan senjata-senjata sisa Perang Dunia II. Belum ada persaingan senjata canggih kala itu.
Saat itu Israel, dengan bantuan dana Amerika, membeli persenjataan bekas dari Inggris. Banyak di antaranya yang rusak, dan harus diperbaiki lebih dulu di Israel sebelum bisa digunakan kembali.
Orang-orang Israel juga membeli senapan Mauser dan pesawat terbang Messerschmitt dari Cekoslovakia. Agak ironi, karena beberapa tahun sebelumnya, senjata-senjata jenis inilah yang digunakan militer Jerman, musuh kaum Yahudi, dalam Perang Dunia II.
-
Bagaimana Israel mendapatkan senjata dari AS? AS langsung membanjiri Israel dengan jet tempur terbaru dan aneka peralatan perang lainnya.
-
Kenapa Israel butuh senjata dari AS? Israel yang membutuhkan senjata segera memalingkan wajah pada Amerika Serikat yang menyambut dengan tangan terbuka.
-
Siapa pemasok senjata terbesar bagi Israel? Amerika Serikat (AS) merupakan penyedia senjata terbesar bagi Israel, membantu negara tersebut membangun militer yang sangat canggih secara teknologi.
-
Kenapa Israel butuh senjata dari luar negeri? Konflik bersenjata dengan Palestina membuat Israel terus memborong senjata paling canggih dari luar negeri.
-
Bagaimana Amerika Serikat mendukung Israel? Setiap tahun, AS memberikan bantuan militer sebesar USD 3,8 miliar kepada Israel berdasarkan perjanjian selama 10 tahun, yang bertujuan untuk menjaga 'keunggulan militer kualitatif' Israel dibandingkan negara-negara tetangga.
-
Kenapa Amerika Serikat dukung Israel? JK juga meminta agar Amerika Serikat berhenti memberi dukungan kepada Israel.
Jurnalis Anthony Sampson dalam bukunya The Arms Bazaar, menggambarkan Israel seperti “memungut sampah”, sisa Perang Dunia II untuk mempersenjatai Haganah, milisi paramiliternya.
Setelah perang usai, Inggris, Amerika Serikat dan Prancis mencoba menjaga keseimbangan kekuatan di Timur Tengah. Terutama antara Mesir, Irak dan Suriah. Mereka menandatangani Deklarasi Tiga Pihak sekitar tahun 1951.
Keseimbangan ini mulai rusak saat Prancis menyuplai Israel dengan jet tempur terbaru mereka, Dasault Oregon, yang kemudian disusul dengan pengiriman Dasault Mystere.
Anthony Sampson menyoroti masalah pengiriman pesawat tempur Prancis ke Israel ini. Menurutnya seolah-olah ini adalah murni kebijakan Prancis, tetapi ternyata tidak. Di belakang itu ada Amerika Serikat.
“Transaksi pesawat Ouragan dibiayai dengan subsidi dari Amerika, dan Washington merasa lega Israel diberi sejumlah pesawat tempur yang modern untuk mengimbangi penjualan kepada Mesir.”
tulis Jurnalis Anthony Sampson dalam bukunya The Arms Bazaar
Amerika Serikat sedang memainkan peran di kedua belah pihak. Mereka mendukung Bangsa Arab dengan senjata, menyuplai uang ke Israel, dan menggunakan negara-negara Eropa untuk mengurus barang-barang suplai pada Israel.
Perubahan politik dunia dengan cepat terjadi. Persaingan Blok Barat dan Blok Timur makin memanas. Mesir berpaling pada Blok Timur, Uni Soviet yang dengan senang hati menyuplai negara Piramida itu dengan aneka senjata terbaru mereka.
Seperti AS, Rusia pun memainkan perannya. Transaksi dengan Mesir dilakukan oleh Cekoslovakia, salah satu negara Blok Timur. Tapi publik tahu, masuknya Cekoslovakia, juga berarti masuknya Uni Soviet dan Rusia dalam konflik senjata di Timur Tengah.
Sebuah ironi kembali terjadi. Cekoslovakia adalah salah satu negara pertama yang mengakui pendirian negara Israel. Dalam Perang Arab-Israel pertama, negara ini pula yang menyuplai senjata Israel. Kini Cekoslovakia memberikan senjata ke Mesir untuk memerangi Israel.
Perlombaan senjata Blok Barat versus Blok Timur sudah dimulai. Langit Timur Tengah diwarnai gemuruh pesawat pemburu MiG dari Blok Timur. Di satu sisi, raungan Mystere dari Prancis terbang di atas langit Israel.
AS Butuh Minyak Arab
Di tengah perlombaan senjata ini, Amerika dan Inggris tetap pada posisi ‘seolah-olah netral’ mereka tidak ingin berkonfrontasi dengan orang-orang Arab. Tentu alasannya kepentingan ekonomi negara masing-masing.
“Mereka sangat berkepentingan terhadap minyak dan sistem pertahanan orang Arab. Karenanya mereka enggan mempersenjatai Israel yang menghadapi Mesir,” tulis Sampson.
Ketegangan di Timur Tengah semakin memuncak saat Soviet mengirim pesawat tempur terbarunya, MiG-21 ke Mesir. Secara diam-diam, Prancis pun mengirimkan jet tempur Mirage III. Pesawat bersayap delta ini kemudian menjadi kunci kemenangan israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
Di tengah segala konflik yang memuncak itu, Amerika Serikat masih menolak untuk membantu Israel secara terang-terangan.
“Orang Amerika, sementara masih pura-pura menolak membantu orang israel untuk menghindari menyakiti hati teman, orang Arab.”
Di belakang, AS terus berusaha mendesak sekutu-sekutunya terus menyuplai senjata ke Israel. Termasuk pengiriman 200 tank lewat Jerman Barat tahun 1964. Peristiwa ini terbongkar dan mau tak mau AS akhirnya menyetujui pengiriman senjata ke Israel lewat Jerman Barat.
AS Akhirnya Turun Tangan
Awalnya Prancis dan israel adalah sahabat dekat. Nyaris seluruh pesenjataan tempur Israel berasal dari negeri anggur tersebut. Hal ini berbail saat Prancis kemudian mulai berpaling ke negara-negara Arab pada tahun 1960an untuk mendapatkan minyak.
Prancis bahkan mengembargo Israel. Beberap alutsista Israel yang telah dipesan, tak pernah dikirim. Hengkangnya Prancis dari Israel, membuat AS mau tidak mau harus turun tangan untuk membantu Israel sendiri. Secara terbuka dan terang-terangan, mulailah mengalir alutsista terbaik dari AS ke Israel.
“AS telah mengirim pesawat A4 Skyhawk dan rudal ke Israel,”
tulis Sampson dalam bukunya.
Israel belum puas dengan semua pesenjataan itu. Tahun 1968, Israel makin menuntut dengan meminta pesawat F4 Phantom. Pesawat tercanggih milik AS kala itu. Dengan murah hati, Amerika pun mengabulkannya. Pada bulan November, 50 pesawat Phantom dikirim untuk memperkuat AU Israel.
Di satu sisi, Rusia pun makin getol memberikan bantuan militer pada Mesir. Terus terjadi perlombaan senjata di wilayah Timur Tengah. AS membalasnya dengan membanjiri Israel dengan helikopter, tempur, tank, rudal dan aneka persenjataan lain.
Hal ini terus berlangsung sampai sekarang. AS masih menjadi sekutu utama Israel dalam bidang persenjataan.
“Sebagian besar senjata Israel kini adalah senjata Amerika Serikat,” tutup Sampson.