Begini Respons Menko Airlangga Saat Rupiah Jeblok ke Level Rp16.000 per USD Akibat Konflik Iran Vs Israel
Menko Airlangga merespons nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang anjlok pasca konflik Iran dan Israel.
Menko Airlangga merespons nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang anjlok pasca konflik Iran dan Israel.
Begini Respons Menko Airlangga Saat Rupiah Jeblok ke Level Rp16.000 per USD Akibat Konflik Iran Vs Israel
Begini Respons Menko Airlangga Saat Rupiah Jeblok ke Level Rp16.000 per USD Akibat Konflik Iran Vs Israel
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta pelaku pasar untuk tetap tenang. Menyusul, tren pelemahan nilai tukar Rupiah akibat konflik Iran dan Israel.
Airlangga menyebut, dampak konflik Iran dan Israel kepada pasar finansial Indonesia baru akan terlihat saat pembukaan pasar (Selasa, 16/4) besok.
Melansir data real time Google Finance, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.057 per USD pada penutupan perdagangan Senin (15/4).
"Kita harapkan para pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif," kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Senin (15/4).
Airlangga menyampaikan konflik Iran dan Israel tersebut berpotensi menimbulkan gangguan pada rantai pasokan melalui Terusan Suez yang akan berdampak langsung pada kenaikan biaya kargo.
Alhasil akan mengerek kenaikan harga gandum, minyak, dan komponen alat-alat produksi dari Eropa.
merdeka.com
Secara fundamental, Airlangga menilai perekonomian Indonesia relatif masih cukup kuat.
Indikator ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi masih terjaga di atas 5 persen dengan inflasi yang terkendali.
"Sampai dengan Februari 2024, neraca perdagangan Indonesia juga masih mengalami surplus, dan menopang cadangan devisa yang pada posisi terakhir di Maret 2024 tercatat masih kuat," kata Airlangga.
Meski demikian, pemerintah akan terus mencermati perkembangan global dan regional yang ada.
Termasuk akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan fokus dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
merdeka.com
Antara lain dengan menyiapkan kebijakan untuk kinerja sektor perbankan dan pasar modal, pengendalian inflasi, serta rencana koordinasi bauran kebijakan fiskal dan moneter dengan otoritas terkait.
Tujuannya mengendalikan nilai tukar dan pengelolaan defisit anggaran ke depan.
"Pastinya Pemerintah tidak tinggal diam, kita akan siapkan sejumlah kebijakan strategis untuk memastikan agar perekonomian nasional tidak terdampak lebih jauh" kata Airlangga.
"Tentunya tingkat kepercayaan pasar kepada kemampuan perekonomian nasional untuk merespons dampak eskalasi konflik mesti kita jaga," ujar Airlangga mengakhiri.