Arkeolog Temukan Barak Militer Mesir Kuno Berusia 3.200 Tahun, Berisi Pedang Bertuliskan Nama Firaun
Pedang tersebut kemungkinan hadiah yang diberikan kepada seorang perwira tinggi.
Arkeologi di Mesir menemukan barak militer berusia 3.200 tahun yang dipenuhi artefak. Salah satu artefak yang ditemukan adalah pedang bertuliskan nama Firaun Ramses II dalam huruf hieroglif.
Pedang tersebut diduga milik seorang perwira tinggi Mesir kuno, ditemukan di sebuah ruangan kecil di barak, dekat area tempat musuh dapat mencoba menyusup. Ini mengindikasikan bahwa pedang ini dimaksudkan untuk berperang dan bukan hanya untuk hiasan, menurut Ahmed El Kharadly, seorang arkeolog dari Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir.
-
Apa itu Artefak Mesir Kuno? Desain Unik Kaos Kaki Mesir Kuno Berusia 1600 Tahun, Harus Dipakai dengan Sandal Sepasang kaos kaki ini diyakini berasal dari tahun 250-420 Masehi dan digali di Mesir pada akhir abad ke-19. Informasi ini berasal dari situs Victoria and Albert Museum, di mana kita dapat memahami lebih banyak tentang kaos kaki Mesir yang menarik ini, serta teknik khas yang sekarang lenyap yang digunakan untuk membuat kaos kaki di Mesir pada saat itu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Dimana artefak Mesir Kuno ditemukan? Para peneliti mengatakan temuan ini akan menjadi harta karun kuno pertama dari 18 barang antik Mesir yang digali pada lokasi terpisah selama 30 tahun di tempat yang paling tidak terduga di Melville House, sebuah bangunan bersejarah di dekat paroki kecil Monimail.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir temukan sisa-sisa bangunan kuno di Kafr El Sheikh yang digunakan oleh masyarakat Mesir kuno untuk mengamati langit dan bintang-bintang.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.
-
Kapan tengkorak Mesir Kuno ditemukan? Tengkorak ini berasal dari antara tahun 2867 hingga 2345 sebelum Masehi (SM) dan merupakan milik seorang pria dengan usia 30 hingga 35 tahun.
Arkeolog juga menemukan dua blok batu kapur berisi tulisan, satu memiliki prasasti hieroglif yang menyebutkan Ramses II, sedangkan yang lain mengutip seorang pejabat bernama "Bay".
Menurut Peter Brand, seorang profesor sejarah dan pakar Ramses II, penemuan barak-barak ini memainkan peran kunci dalam strategi militer pada saat itu karena lokasinya di dekat jalan militer. Sebelumnya situs militer lain yang dibangun oleh Ramses II telah ditemukan di Mesir barat laut tetapi tidak terpelihara dengan baik.
“Persenjataan itu menunjukkan tempat itu dipersenjatai dengan baik dan bahkan mungkin mampu memproduksi beberapa senjata di tempat itu,” kata Brand kepada Live Science, dikutip Selasa (17/9).
Pedang perunggu itu kemungkinan diberikan kepada seorang perwira tinggi sebagai hadiah kerajaan.
"Nama dan gelar raja yang terukir di atasnya meningkatkan prestise pemiliknya dan 'mengiklankan' kekayaan, kekuasaan, dan kemurahan hati raja,” tambahnya Brand.
Sisa Makanan Prajurit
Barak tersebut terletak di barat laut Delta Sungai Nil yang berfungsi sebagai pos pertahanan di sepanjang jalur militer utama untuk menangkis penyerangan potensial dari gurun barat atau Laut Mediterania.
Tidak hanya mengungkap banyak artefak, barak tersebut juga menunjukan kehidupan sehari-hari para prajurit yang ditempatkan di sana.
Salah satu bangunan di barak itu berisi gudang penyimpanan biji-bjian dan oven besar yang digunakan untuk menyediakan makanan bagi para pasukan. Para arkeolog juga menemukan sisa-sisa tembikar berisi tulang-tulang hewan, termasuk ikan dan menemukan beberapa kuburan sapi.
Pada umumnya sapi sering dipuja di Mesir kuno sebagai simbol kekuatan dan kesejahteraan. Namun, yang mengherankan para arkeolog, hewan suci ini justru muncul di dekat tungku.
El Kharadly mengatakan, tulang sapi yang ditemukan di area gudang atau silo dekat tungku itu kemungkinan dikonsumsi para tentara saat itu.
“Hal itu menegaskan bahwa tulang-tulang tersebut mungkin dibagi menjadi beberapa bagian dan kemudian disimpan di silo setelah dikeringkan," kata El Kharadly.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti