Arkeolog Temukan Dua Altar Zaman Perunggu di Kuil Kuno, Digunakan Untuk Upacara Tumbal Darah
Tumbal hewan dilakukan sebagai persembahan kepada dewa.
Arkeolog menemukan dua altar di kota kuno Perperikon di Thracia, Bulgaria. Altar ini digunakan untuk pembuatan anggur suci dan yang lainnya untuk penumbalan hewan.
Ketua tim penggalian Perperikon, Profesor Nikolay Ovcharov mengumumkan penemuan dua altar ini. Profesor Ovcharov mengatakan, altar-altar ini membuktikan bahwa kuil agung Dionysus berlokasi di kompleks ini.
-
Apa temuan arkeolog di kuil? Arkeolog di Peru menemukan kuil yang digunakan untuk upacara berusia 4.000 tahun. Selain itu, ditemukan juga kerangka manusia di dalam kuil tersebut.
-
Artefak apa yang ditemukan di kuil? Kuil yang baru ditemukan ini berukuran sekitar 11 x 11 meter dan berisi sejumlah artefak seperti stempel dan tembikar, yang terkait dengan praktik keagamaan masyarakat Dilmun.
-
Apa yang ditemukan di Makam Kuno? Setiap liang lahat dalamnya sekitar 1 meter dan berisi satu jasad orang dewasa, beberapa di antaranya ditutupi dengan kerangka kuda.Para arkeolog juga menemukan sesajen pemakaman seperti pecahan keramik, cangkang kerang laut, dan manik-manik dari batu mulia.
-
Dimana arkeolog menemukan makam kuno? Arkeolog di Turki menemukan nekropolis atau makam kuno di lokasi yang tidak terduga yaitu Cappadocia, daerah destinasi wisata terkenal di negara tersebut.
-
Dimana para arkeolog menemukan makam kuno itu? Para arkeolog bersama 6.500 relawan menemukan sekitar 1.000 gundukan kuburan kuno di Belanda hanya dalam waktu empat bulan.
-
Bagaimana cara mengidentifikasi Makam Kuno Zaman Perunggu Awal? Makam-makam ini, dengan ciri tengkorak dalam posisi meringkuk seperti janin, diidentifikasi berasal dari Zaman Perunggu Awal.
Para pendeta wanita Oracle Dionysus yang terkenal di Thrace meramalkan masa depan gemilang Alexander Agung dan Augustus, Kaisar Romawi pertama, menurut sejarawan kuno. Namun, tidak satupun dari sumber-sumber kuno ini yang memberikan gambaran yang tepat tentang lokasi kuil tersebut, selain mengatakan bahwa kuil tersebut berada di gunung tertinggi di Thrace, di tanah suku Satri.
Sejauh ini, para sejarawan mengklaim bahwa peramal tersebut terutama tinggal di pegunungan Rhodope dan Stara Planina, tempat ia bersaing dengan Oracle Apollo yang berbasis di Delphi dalam hal prestise dan keakuratan ramalan.
Di Perperikon, banyak altar dan tempat suci yang dipotong dari batu yang mungkin digunakan untuk ritual keagamaan untuk menghormati Dionysus telah ditemukan oleh para arkeolog. Altar-altar ini, yang diukir langsung pada batu, sering kali dilengkapi dengan cekungan yang mungkin digunakan untuk persembahan anggur kepada dewa. Dionysus adalah pusat dari Misteri Orphic, kumpulan praktik keagamaan yang dimulai di Thrace.
“Pengorbanan paling awal dilakukan 3000-3200 tahun yang lalu, pada akhir Zaman Perunggu dan awal Zaman Besi,” jelas Profesor Ovcharov, dikutip dari Arkeonews, Senin (16/9).
“Karena altar tersebut berasal dari zaman Romawi, kami menggunakan data dari era itu dan melakukan rekonstruksi komparatif.”
Dewa Bawah Tanah
Dia menjelaskan, kemungkinan besar itu adalah altar untuk para dewa bawah tanah, di mana orang-orang harus berpakaian hitam dan hewan yang ditumbalkan harus memiliki bulu hitam dan sehat. Hewan yang dikorbankan adalah hewan-hewan kecil seperti kambing dan domba. Hewan korban tersebut harus jalan sendiri dengan sukarela dan tidak boleh diseret secara paksa.
Ovcharov mengatakan, altar tersebut kemungkinan besar dibuat pada akhir Zaman Perunggu atau awal Zaman Besi dan ditinggalkan pada Abad Pertengahan. Hal ini terkait dengan kuil-kuil abad ke-3 hingga ke-4, yang telah dipelajari di bagian selatan dan termasuk kuil dewa Timur Mithras, kuil Leluhur, dan kuil yang tidak teridentifikasi.
Ovcharov menekankan bahwa dua altar tersebut hanyalah permulaan dan masih banyak lagi penemuan yang bisa diharapkan.
Penggalian di Perperikon akan berlanjut hingga awal November.